Jangan mengira jika Bobby itu suka berbicara omong kosong. Dia benar-benar melakukannya. Dia benar-benar menyeret Kim Hanbin sampai ke Sydney.
Bagaimana caranya? Dengan bantuan June, semuanya bisa terkendali.
Dan disinilah mereka berakhir, dengan langkah berat Hanbin mengikuti kemanapun arah Bobby dan June berjalan.
"Ayo kita cari Jisoo dan Rose" ucap Bobby yang kini mulai mengedarkan pandangannya.
Dibelakangnya, June dan Hanbin juga melakukan hal yang sama. Namun harapan Hanbin ialah, semoga dia tidak bertemu dengan gadis itu secepatnya.
Jantungnya serasa ingin terlonjak keluar tatkala dia menatap tamu undangan yang sudah memenuhi gedung. Takut jika tiba-tiba Jisoo muncul dihadapannya.
Apa yang akan dia katakan? Marah-marah padanya kenapa saat itu tidak pamit kepadanya? Kekanakan memang, namun jika mengingatnya kembali itu membuat Hanbin benar-benar marah.
"Ayo kesana saja" ajak June pada Bobby dan Hanbin.
Bobby sudah mengikuti June dibelakangnya. Namun mereka berhenti berjalan ketika Hanbin menarik tangan kedua pria itu dengan tiba-tiba.
"Kalian duluan saja!" Ucap Hanbin karena nyalinya semakin menciut.
Bobby menggelengkan kepala merutuki adiknya ini. Benar-benar merepotkan. Batin Bobby.
"Tidak-tidak! Aku tidak percaya padamu!" Ucap June kemudian menyeret Kim Hanbin.
"Aku janji tidak akan kabur! Aku hanya perlu menyiapkan sesuatu yang perlu kubicarakan nanti" ucap Hanbin takut-takut.
Bobby mengernyit namun didetik berikutnya dia setuju.
"Kalau kau sampai kabur, ku pecat kau dari keluarga Kim!" Ancam Bobby sambil menunjuk wajah Hanbin.
Dibelakang June hanya terkekeh karena melihat ekspresi Hanbin yang takut pada Bobby.
Bobby dan June pun segera pergi meninggalkan Hanbin yang kini hanya berdiri mematung didepan meja seperti orang linglung.
"Tidak ikut bergabung?" Suara yang sudah lama tidak pernah Hanbin dengar tiba-tiba menyapanya.
Hanbin berbalik dan menemukan Taeyong dengan setelan jas rapi tersenyum kearahnya.
"Nanti saja" jawab Hanbin sedikit canggung.
Sekarang Hanbin tidak tahu lagi apa yang akan dia lakukan.
Namun kemudian para tamu undangan bergerak maju ketika mc mengatakan acara inti akan dimulai.
Didepan sana acara lamaran antara Rose dan Jaehyun ternyata sudah dimulai. Jaehyun bersujud didepan Rose sambil melingkarkan cincin itu di jari manis Rose.
Diiringi dengan alunan musik yang lembut hingga para tamu ikut terhanyut dalam acara.
Hanbin dapat melihat Rose yang kini matanya nampak berkaca, mungkin karena dia tidak menyangka Jaehyun akan melamarnya dengan cara seperti ini.
Tepuk tangan nan riuh terdengar memekikkan telinga ketika diakhiri dengan acara berpelukan antara Rose dan Jaehyun. Kemudian mereka saling berciuman.
Drama. Gumam Hanbin, lalu ia mengedarkan pandangannya.
Dan tanpa sengaja matanya menangkap seorang gadis dengan rambut lurus berwarna pirang.
Akhirnya aku melihatmu. Batin Hanbin yang kini tatapannya terpaku pada Jisoo.
Gaun putih menjuntai indah yang melekat ditubuhnya benar-benar membuatnya semakin cantik.
Hanbin mati-matian menahan agar tak berlari kesana dan meyeret gadis itu kedalam pelukannya.
Lalu Hanbin sedikit mengernyit katika tak lama setelah itu ada laki-laki yang datang dan tanpa ragu memeluk Jisoo erat. Seorang laki-laki yang sama dengan yang pernah dilihat Hanbin satu tahun yang lalu.
"Kau sudah menemuinya?" Tanya Taeyong yang mengetahui arah pandang Hanbin.
Hanbin pikir Taeyong sudah pergi karena ia terus mengabaikannya. Ternyata laki-laki itu masih berdiri disana.
Hanbin menggeleng kemudian mengambil sebuah gelas yang telah terisi minuman berwarna seperti colla. Ia meminumnya dengan sekali teguk.
Setelah itu pandangannya kembali lagi pada jisoo.
Taeyong yang menyadari itu sedikit terkekeh. Dengan sekali lihat saja dia sudah tahu wajah Hanbin yang nampak berbeda.
"Jisoo sedang bersama pamanku"
Hanbin refleks menatap Taeyong karena tentu saja dia terkejut.
"Benar, orang yang berpelukan dengan Jisoo adalah pamanku" jelas Taeyong lagi sambil menunjuk Jisoo yang masih berpelukan dengan seorang lelaki yang Taeyong akui sebagai pamannya.
"Kau jangan bercanda, paman mu mana mungkin semuda itu" ucap Hanbin ketus tak percaya.
Dia kembali mengambil minuman yang dia minum tadi, lalu meneguknya dengan rakus.
"Wajahnya memang terlihat masih muda, namun asal kau tahu, usianya sudah menginjak 40 tahun"
"Kau mau membodohi ku ya?" Inilah Hanbin, tidak mudah percaya dengan omongan orang lain. Sekalipun pada akhirnya nanti benar.
Taeyong hanya bisa tertawa lagi dan lagi. Dia sudah hafal dan menyiapkan banyak kesabaran jika berhadapan dengan Kim Hanbin.
Taeyong sempat heran kenapa Jisoo sangat mencintai orang yang berwatak aneh macam Kim Hanbin.
"Yakin kau tidak mau percaya?" Tanya Taeyong lagi.
Hanbin mulai menelisik wajah Taeyong yang nampak tak menunjukkan kebohongan sama sekali.
Itu tandanya Kim Hanbin harus siap menahan malu. Malu karena perbuatan konyolnya sendiri.
"Kenapa? Kau merasa bodoh karena cemburu pada Paman ku?" Tanya Taeyong seperti dia bisa membaca pikiran Hanbin.
"Mana mungkin!" Jawab Kim Hanbin ketus karena dia mulai merasa bodoh sekarang.
"Dia memang bukan paman kandungku, tetapi dia lah seseorang yang sudah merawatku sejak kecil dipanti asuhan. Dan jangan lupakan juga dia yang selalu menjaga Jisoo semenjak Jisoo menginjakkan kakinya kembali di Sydney"
Jelas Taeyong, Hanbin benar-benar merasa semakin konyol sekarang.
Kenapa saat itu dia tak memukul pria itu saja? Kenapa saat itu dia malah pergi dan langsung pulang ke Seoul?
Setidaknya jika Hanbin memukul orang itu dia akan mendapatkan penjelasan walaupun pada akhirnya dia akan mendapat rasa malu juga.
Namun sekarang? Dia bahkan merasa menjadi orang paling pengecut dan konyol sekaligus malu.
Hanbin mengumpati dirinya sendiri dalam hati.
TBC....
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Anggap aja pamannya Taeyong itu Lee Min Hoo yekan 😂