38

3.4K 383 16
                                        

Entah kenapa mini market sebesar ini hanya menyisakan satu kaleng merk soda kesukaan Kim Hanbin.

Sebenarnya masih banyak merk soda lain. Namun bagi Kim Hanbin merk soda yang ia sukai ini rasanya berbeda dengan yang lain.

Alhasil itu membuatnya bersitatap dengan lelaki yang menganggapnya musuh.

"Ambilah!"

Tangan Hanbin yang semula menggenggam kaleng itu pun ia lepaskan.

Entah sebuah kebetulan atau sebuah keberuntungan.

Waktu itu Johnny juga berada disana, dan lebih parahnya lagi dia juga akan membeli soda kesukaan Hanbin.

Hanbin kemudian berlalu dari hadapan Johnny. Meminimalisir agar tidak terjadi keributan. Bukannya Hanbin takut, namun Hanbin memang sedang tidak ingin bertengkar.

Ada yang harus dia lindungi saat ini.

"Apa Kim Hanbin yang sekarang adalah seorang yang mengalah?"

Hanbin kemudian berhenti dan berbalik kearah Johhny, tersenyum begitu tipis.

"Berhentilah mengigau, kau terdengar lucu"

Ucapan Hanbin membuat Johnny mengeram.

"Apa kau tidak senang berjumpa lagi denganku?"

Hanbin dapat melihat dengan jelas raut penuh amarah menyelimuti wajah Johnny.

"Aku sangat senang, apalagi bisa bertemu dengan teman lama"

Salahkan Kim Hanbin yang waktu itu tidak bisa mengontrol diri. Nada pada kata teman yang sengaja ia tekankan membuat Johnny semakin mengeram.

"Bagus, sungguh menarik. Waktu di club' banyak sekali yang ingin aku bicarakan. Tapi kau terlalu emosi Kim Hanbin"

Dalam hati Johnny, dia sungguh sangat ingin melenyapkan Hanbin saat ini juga.

Namun ia akan menahannya, sebentar lagi. Benar, cukup menunggu beberapa menit lagi.

"Jika tujuanmu hanya untuk balas dendam, lebih baik urungkan itu secepatnya"

Johnny tertawa, matanya menajam dan jaraknya semakin ia persempit dengan Kim Hanbin.

"Balas dendam? Urungkan?" Johnny semakin tertawa. "Aku bahkan tidak membahas tentang balas dendam"

Jika dilihat, Johnny memang belum bisa menerima tentang masa lalunya yang telah dirusak oleh Kim Hanbin.

Namun bagi Kim Hanbin, dia sudah melupakan kenakalannya dulu. Dia sudah menyesalinya sejak lama.

Kim Hanbin memang menjadi seorang pemberontak, tetapi itu dulu. Ketika dia tidak merasakan kasih sayang dari orangtuanya.

Akibatnya dia lampiaskan untuk mencari musuh.

"Kejadian itu, bahkan menjadi mimpi buruk yang selama nya akan selalu aku ingat"

Johnny terus maju kedepan, semakin tak menciptakan jarak dengan Kim Hanbin. Matanya yang memerah dan sedikit berair juga tak luput menghiasi wajahnya.

Hanbin tetap diam, ya... Karena dia memang mengaku salah. Karena dia juga tau jika Johnny masih merasa sangat tersakiti dengan kelakuannya dulu.

"Masa SMP ku menjadi masa terkelam dalam hidupku. Aku tidak punya teman, bahkan sekedar mendekatiku saja mata mereka mengatakan jijik"

Tepat beberapa centi Johnny berhenti. Menatap Hanbin yang kini juga tengah menatapnya.

S O R R Y 🔹 khb • kjsМесто, где живут истории. Откройте их для себя