7. ❄ Worried ❄

3.5K 411 8
                                    


Jam istirahat telah usai, pelajaran sudah berjalan sekitar 15 menit, namun batang hidung teman bangkunya yang tak kunjung terlihat membuat Yoongi tidak melepaskan pandangannya ke arah pintu kelas.

"Dimana Song NaRa?," entah sejak kapan Mrs. Park berdiri di samping bangkunya, Yoongi sama sekali tidak sadar. Menanggapi pertanyaan gurunya, ia hanya bisa mengedikkan bahunya seolah tidak peduli. Tidak mau mengakui bahwa sejak tadi ia juga memikirkan pertanyaan yang sama dengan sang guru.

Hingga tiga mata pelajaran telah silih berganti, gadis pemalu itu tidak muncul juga. Yoongi mulai merasa sesak. Layaknya pecandu, ia 'butuh' aroma itu saat ini. Dan tepat ketika bel penanda bahwa sekolah telah usai berkumandang, Yoongi segera merapikan barang-barangnya, ingin cepat pulang dan bertemu 'singgasana' nya untuk menghilangkan nyeri yang menusuk kepalanya.

Namun langkahnya terhenti saat melihat tas Nara yang masih menggantung di bangkunya. Segala sesuatu yang membuat ketagihan biasanya bukanlah hal yang baik, maka dari itu ia ingin menghindarinya. Karena jika ia tidak menjauh, akan semakin sulit untuk menghentikan candu itu.

Melihat keluar jendela dimana hari mulai gelap, hati nuraninya tak berhenti membisikkan agar ia melakukan hal yang seharusnya ia lakukan.

'Ya, aku melakukan ini bukan untuk diriku. Bukan demi bisa menghirup aromanya. Bukan karena aku peduli pada gadis yang bernama Song Nara itu. Aku melakukannya karena ada kemungkinan terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan pada seseorang, dan nurani ku tidak akan diam begitu saja, apalagi sepertinya tidak ada seorang pun yang peduli dengan kealpaannya.'

Ia kumpulkan benda-benda diatas meja Nara dan segera memasukkannya kedalam tas ransel hitam yang kini bertengger di bahu kanannya, berseberangan dengan tas pribadinya. Lalu ia keluar dari pintu kelas, menengok ke kanan dan kiri koridor, berfikir akan ia mulai darimana pencariannya.

Ia biarkan intuisi menuntun, dan kakinya bergerak menuju tangga disebelah kanan kelasnya, menaiki anak tangganya menuju tempat tertinggi di gedung itu, rooftop.

Sampai di anak tangga teratas, ia putar kenop pintu yang menjadi penghalang. Namun..

Terkunci. Ia coba sekali lagi dan tetap tak bisa terbuka.

Mungkin ia tidak disini, pikirnya.

Ia sudah membalikkan langkahnya disaat samar-samar hidungnya menangkap aroma familiar itu. Ia mencoba menghirup udara sedalam-dalamnya, dan ia semakin yakin ia tidak salah.

"Ya.. Gadis bodoh.. Apa kau disana?," Yoongi menggedor pintu tersebut, untuk membuktikan hipotesanya.

"T- Tolong..," suara samar dengan ketukan balik terdengar membuat Yoongi lega karena menemukan Nara namun tetap khawatir memikirkan berapa lama ia terkunci diluar atap dengan suhu dingin seperti ini.

"Apa kau dengar aku? Menyingkirlah dari balik pintu karena aku akan mendobraknya," Yoongi berteriak memastikan gadis dibalik pintu mendengarkan perkataannya.

Hening.

"Yaa.. Apa kau mendengarku? Apa kau sudah berpindah tempat?," Yoongi sedikit merasa frustasi, menempelkan telinganya kepada pintu, dan suara lamat-lamat gadis itu mengatakan 'ya' seperti sebuah cue baginya untuk memulai aksi.

Ia tarik nafas dalam, mengambil jarak beberapa langkah dari daun pintu yang tertutup dan dengan sekuat tenaga ia lemparkan berat tubuhnya menimbulkan suara keras efek tumbukan tubuhnya dengan si pintu yang kini.. Terbuka.

...bersambung...

Your Scent | MYG | R 17+Where stories live. Discover now