46. Whose scent is it??

2K 256 69
                                    

Author POV


Berjalan secara beriringan sepanjang perjalanan dari apartemen menuju sekolah, bukanlah suatu hal yang baru bagi Nara dan Yoongi.


Kecuali kemarin, saat Yoongi membopong dan menggunakan kekuatan supernya untuk berlari agar cepat sampai sekolah karena Nara yang lama keluar dari apartemen dan membuat mereka hampir terlambat.


Dan hari ini, dimana Nara tidak berhenti memainkan lengan hoodie-nya sambil netranya tidak lepas menatap tangan Yoongi yang sedang memegang buku ditangan kanannya.


Tangan Yoongi itu besar, jari-jarinya panjang, dengan urat-urat yang menonjol dan dibungkus oleh warna kulitnya yang pucat. Entah mengapa Nara seperti baru sadar bahwa tangan Yoongi itu manly sekali, pasti hangat rasanya jika digenggam.


Yoongi memang bukan tipe pembicara, jika Nara sedang tidak memiliki topik untuk dibahas maka biasanya Yoongi akan sibuk membaca buku atau memainkan ponselnya dalam perjalanan ke sekolah, dan Nara tidak merasa hal tersebut menjadi masalah karena meski saling diam, asal berada disebelah Yoongi mampu membuatnya merasa nyaman.


Tetapi tidak untuk hari ini.


Jika biasanya Nara yang akan menjadi mata bagi Yoongi yang terlalu sibuk untuk memperhatikan jalan, kali ini Nara pun terlalu sibuk untuk menjadi mata bagi dirinya sendiri.


Alhasil sebuah batu besar ditabrak kaki Nara dan membuatnya tersandung.


Dengan sigap, Yoongi segera menangkap lengan Nara sehingga wajah gadisnya tidak sampai mencium bumi meskipun tubuhnya terlanjur jatuh dan kerikil kecil melukai lututnya.


“Perhatikan jalanmu,” komentar Yoongi yang segera membantu Nara untuk kembali berdiri sedangkan dirinya justru berjongkok, meletakkan buku yang sedang ia pegang ke dalam tasnya lalu membantu membersihkan debu kotoran yang menempel dan memeriksa luka pada lutut gadisnya.


“Sakit?,” tanya Yoongi sambil mendongak menatap Nara yang wajahnya meringis.


“Perih sedikit,” Yoongi mengangguk, melepas ransel dari punggungnya lalu meletakkannya didepan dada kemudian masih sambil berjongkok ia memunggungi Nara.


“Naiklah,” perintah Yoongi yang membuat Nara menggeleng karena tidak ingin menyusahkan Yoongi, karena ini kedua kalinya Yoongi menawarkan diri untuk membopongnya menuju sekolah.


Namun pria tersebut tidak menerima penolakan dan tidak bergeming dari posisi berjongkoknya, sehingga akhirnya mau tidak mau Nara melingkarkan tangannya pada leher kokoh Yoongi.


“Maaf sudah membuatmu menggendongku lagi, Yoon,” sesal Nara sembari mengeratkan pelukannya di leher Yoongi yang sudah mulai berdiri, meletakkan kedua tangannya dibawah paha Nara dan melanjutkan perjalanan mereka.


“Kau ringan jadi tidak masalah. Tapi lain kali kau harus memerhatikan jalan, Bukannya malah sibuk menatapi tanganku. Kalau memang mau digandeng seharusnya bilang saja,” kekeh Yoongi membuat Nara terkejut.


‘Kenapa bisa dia tahu aku sedang menatapi tangannya? Jangan-jangan Yoongi mengiraku sebagai seorang pervert,’ fikir Nara yang merasa tertangkap basah, hingga wajahnya mulai memerah karena malu. Untung saja Yoongi menghadap ke depan sehingga ia tidak akan melihatnya.


🐺🐺🐺


Author POV


Jam pelajaran sudah dimulai, para murid mulai mencatat sambil mendengarkan penjelasan dari guru masing-masing yang berada didalam kelasnya.


Namun tidak begitu dengan Min Yoongi yang merasa apa yang dijelaskan oleh gurunya seperti memang sudah pernah terpatri diotaknya.


Bahkan apa yang ia baca dari buku pelajarannya kemarin masih dapat ia ingat dengan jelas dan berurutan pada hari ini, padahal ia melakukannya secara skimming (membaca cepat).


Apa mungkin ini salah satu kelebihan yang ia miliki setelah ia berubah menjadi sosok setengah manusianya?


Bisa saja.


Dengan sedikitnya minat untuk memperhatikan gurunya, Yoongi mulai mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru kelas.


Sebelumnya ia tidak pernah menyadari atau lebih tepatnya tidak memperhatikan keadaan orang-orang disekelilingnya. Dan Song Nara lah orang pertama yang akhirnya mampu menarik perhatiannya dengan aroma manis misterius yang kemudian menjadi candu baginya.


Namun kini, setelah ia menjadi seorang werewolf, ia baru menyadari adanya aroma-aroma berbeda pada setiap individu.


Tentu tidak seadiktif aroma Nara, namun dari situ Yoongi bisa membedakan yang mana mundane (manusia biasa seutuhnya) dan yang mana yang…  bukan.


Tentu saja Yoongi sedikit terkejut mendapati kenyataan bahwa ia bukan satu-satunya makhluk supranatural disekolah ini.


Yoongi bisa merasakan aura mereka namun dari hasil observasinya, sepertinya mereka juga bukan spesies yang sama sepertinya. Ia belum menemukan aura yang menggambarkan sebagai kawanan sejenisnya.


Tawa miris bergema didalam kepalanya, ketika akalnya mencoba menerima bahwa hidupnya kini seperti sebuah karangan cerita fiksi.


‘Makhluk jenis apa saja mereka? Vampir kah? Atau incubus? sucubus? Hah.. Mungkin Noona bisa menjelaskan padaku,’ fikir Yoongi, sambil memerhatikan anak kelas yang ia tidak tahu namanya, duduk dua bangku didepannya, dengan warna iris mata yang aneh sedang memerhatikan leher teman sebangkunya yang sibuk mencatat.


Namun fikirannya seketika terpecah saat indera penciumannya menangkap sebuah aroma yang terasa familiar.


Bukan..


Bukan aroma manis memabukan milik Nara.


Tapi aroma yang sama yang membuat konsentrasinya tadi pagi terpecah.


Aroma yang membuat bola matanya mencari ke sumber bau meskipun tubuhnya masih memasang pose berjalan disebelah Nara sambil membaca buku.


Aroma yang kemudian hilang sebelum ia sempat temukan empunya karena perhatiannya teralih pada Nara yang terjatuh disampingnya.


🐺🐺🐺


New Cast POV


“Kau masuk dikelas 2-A. Ini Jadwal mata pelajaranmu dan denah sekolah kami,” ibu yang bekerja dibagian tata usaha menyerahkan dua lembar kertas padaku yang segera kuterima sambil melemparkan senyuman termanis yang kumiliki.


“Terima kasih bu,” setelah sedikit membungkuk memberi hormat, aku mulai melakukan pencarian lokasi tempat yang akan menjadi kelas baruku.


Gambar denah yang kupegang cukup bermanfaat begitu ditambah kemampuan navigasiku yang sangat akurat.


Bahkan seandainya tanpa denah ini pun, aku akan dengan mudah menemukan tempat yang kutuju.


Setelah sedikit berjalan, menaiki tangga, dan melewati beberapa ruangan kelas akhirnya tibalah aku didepan pintu kelasku.


Senyumku terkembang.


Bukan hanya karena aku akan menjumpai teman kelas baruku.


Namun juga karena aroma yang menarik perhatianku tadi pagi, kembali menggapai indera penciumanku.


‘Akhirnya aku menemukanmu.. Mate’, ucapku dalam hati sebelum mengetuk lalu membuka pintu kelas dan membuat perhatian semua murid teralih padaku.


...tbc...


A/N:

1. Long chapter karena udah lama ga update
2. Konflik lagi?? Yes.. Karena kemaren2 udah aku kasih fluff2 nya Nara-Yoongi kaannn....
3. O.. Oh.. Siapa diaaa?? Any guess anak baru ini siapa??

Your Scent | MYG | R 17+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang