26. It's Not Yoongi

2.1K 313 39
                                    


Bola mata abu-abu kebiruan yang kini menatap Nara sarat dengan makna, memancarkan aura yang terasa menghipnotis, ia tidak bisa berkedip atau berpaling.

"Nar, ayo kita per..,"

"Jangan pergi..," lirih si pemilik mata biru.

Ekspresinya sendu, seperti benar-benar tidak ingin ditinggalkan.

"Jangan dengarkan dia.. Makhluk ini bukan Yoongi," Chaerin menarik paksa lengan Nara yang saat ini sangat kebingungan.

"Tapi eonni..,"

"Lepaskan dia..," Suara rendah dan Husky diiringi gemeretak gigi karena rahang yang mengeras keluar dari bibir Yoongi, membuat bulu kuduk Nara berdiri.

Ya, ini tidak seperti Yoongi. Teman prianya itu tidak mungkin memberikan tatapan membunuh pada kakaknya sendiri.

"Naraa!! ikut aku!," Chaerin mulai habis kesabaran pada gadis yang sibuk kebingungan dan tidak mau mendengarkannya.

Namun bukan tidak mau mendengarkan, Nara memang merasa tidak berdaya, kakinya seperti tertancap pada ubin tempat ia berpijak.

Dan dengusan animalistik yang keluar dari tenggorokan Yoongi, membuatnya khawatir jika si pria bisa saja melompat dan menerkam Chaerin karena memaksa untuk membawanya pergi.

Nara tidak tahu apa yang sedang terjadi atau bahaya apa yang sedang mengancamnya, yang ia yakin bahwa pria bermata biru dihadapannya, Min Yoongi nya, membutuhkannya.

"Eonni keluarlah dulu.. Aku akan menyusul," Nara mencoba melepaskan tangan Chaerin yang mencengkeram lengannya.

"Tidak.. Kau gila?? Kau tidak mengerti apa yang sedang terjadi disini. Sekarang ikut aku dan akan kujelaskan semuanya," tawaran menarik tentunya bagi Nara dibanding harus berhadapan dengan Yoongi yang tidak seperti Yoongi.

Namun erangan keras tiba-tiba keluar dari mulut pria yang kini sedang memegangi kepalanya membuat Nara secara refleks segera berlari ke arah ranjang besi milik Yoongi.

"Y-Yoong.."

"Sakiiit.. Sakit sekaliii..," Yoongi semakin merintih kesakitan sambil menjambak rambutnya, membuat Nara tanpa sadar sudah naik keatas ranjang dan mendekap kepala pria tersebut didadanya.

Mengusapnya berharap bisa meredamkan sedikit rasa sakit yang Yoongi rasakan.

Dengan matanya, Nara mengisyaratkan pada Chaerin bahwa ia akan meng-handle masalah ini. Chaerin memijat pelipisnya -putus asa dengan usahanya membawa Nara pergi- dan setelah menghembuskan nafas secara kasar, ia keluar dari kamar Yoongi, membiarkan pintunya terbuka agar ia bisa tahu jikalau terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.

****

Seperti sebuah magic, setelah beberapa menit pelukan serta usapan lembut yang Nara berikan membuat Yoongi merasa lebih baik. Nara mengetahuinya, melihat bagaimana tubuh Yoongi tidak lagi kaku, nafasnya tidak lagi memburu, dan rintihannya tidak lagi terdengar.

Nara ingin mengambil jarak -untuk melihat apakah Yoongi tertidur- namun kedua buah lengan Yoongi melingkar dipinggangnya, mempererat dekapan, seperti enggan ada jarak se-inchi pun diantara mereka.

"Jangan pergi..

Jangan tinggalkan aku," bisik Yoongi.

Lucu sekali pikir Nara, bagaimana beberapa hari ini pria dalam dekapannya menyuruhnya untuk pergi dan menjauh, namun sekarang keadaan menjadi upside down.

101 pertanyaan bersarang di kepala Nara, 101 perasaan berkecamuk didadanya, tapi itu nanti.

Ia akan mengurusnya.. nanti.

Untuk saat ini, ia hanya ingin mengikuti nalurinya..

Naluri untuk mengurangi rasa sakit yang dirasakan Yoongi,

Juga naluri untuk mempertahankan rasa nyaman yang muncul saat Yoongi -atau bukan Yoongi?- berada didekapannya.



...bersambung...

AN: duuuh... Paling susah kalau bikin sweet/fluff scene.. Dapet ga sih feelnya??

Happy Birrhday uri turtle grandpaaa... ❤❤❤

Your Scent | MYG | R 17+Where stories live. Discover now