25. Nun 👀

2.1K 300 20
                                    


Nafas Nara serasa tercekat saat melihat tubuh Yoongi yang tumbang secara tiba-tiba dihadapannya.

Rintihan yang keluar dari bibir Yoongi menyadarkan Nara untuk segera mengambil tindakan.

"Y-Yoon..," dengan suara dan seluruh tubuh yang gemetar, Nara duduk bersimpuh disamping tubuh Yoongi yang terkulai lemas.

Ia memandang jalanan disekelilingnya mencari orang yang mungkin bisa membantu mereka, namun jalanan cukup sepi dikarenakan hujan yang mengguyur.

Ia merogoh sakunya dan baru teringat bahwa ponselnya tidak ada bersamanya.

"Y-Yoongi.. Kau dengar aku?," Nara mengangkat kepala Yoongi dan meletakkannya diatas pahanya.

Melihat wajah dan bibir si pria yang memang sudah pucat menjadi lebih pasi lagi membuat Nara semakin ketakutan.

Ia mencari ponsel disaku seragam Yoongi, dan beruntunglah karena benda berbentuk persegi tersebut ada bersamanya, walau Nara sempat bingung mendapati ponsel dengan baterainya yang terpisah.

Setelah ia mengembalikan benda kecil tersebut ke keadaan seharusnya dan menekan tombol power, puluhan notifikasi datang menyerbu. Belum sempat Nara membuka kunci display, sebuah panggilan masuk.

Tanpa babibu, Nara segera mengangkatnya.

"Yaa.. Bocah gila.. Kenapa kau mematikan pon..,"

"Eonniiii... ," tangis Nara pecah seketika saat mendengar suara Chaerin diujung saluran.

"Nara?? Yaaa.. Apa yang ter.."

"Y-Yoon.. Yoongi.."

"Kalian dimana?," nada khawatir Chaerin berubah menjadi penuh penekanan.

*****

Dengan bantuan sopir taxi, tubuh Yoongi kini sudah berada diatas ranjangnya. Tubuh Nara menggigil, gabungan dari rasa dingin yang berasal dari baju basah yang ia kenakan juga dari rasa khawatirnya terhadap pria pucat yang menjadi pusat perhatiannya saat ini.

"Nara..," sentuhan Chaerin tidak membuat Nara mengalihkan pandangannya dari sosok Yoongi yang terbaring lemah.

"Maafkan aku.. Tapi.. bisakah kau pergi?," pertanyaan Chaerin sukses membuat haluan netra Nara berpindah.

"Waeyo?," lirih suara Nara.

Ia lelah dengan apa yang terjadi akhir-akhir ini.

Mengapa orang menyuruhnya untuk menjauh tanpa menyebutkan alasannya.

Nara memberikan tatapan memohon pada Chaerin. Berharap mendapatkan alasan atau setidaknya ia diperbolehkan untuk tidak harus pergi sekarang.

"Karena.. Karena kau tidak akan bisa menerimanya Nara," Chaerin mengelus rambut Nara, memberikan tatapan merasa bersalah.

"Apa yang kau bicarakan Eonni? Menerima ap..,"

"Kumohon.. Untuk saat ini pergilah.. Kita tidak punya waktu lagi," Chaerin mencoba menarik tangan Nara, namun tidak menyangka bahwa gadis itu menolaknya.

"Tidak... Tidak Eon.. Sampai kau memberi tahu apa alasannya," Nara tidak bermaksud untuk tidak sopan namun ia tak akan meninggalkan Yoongi dalam keadaan seperti ini.

"Rrnnghh...," suara geraman yang tiba-tiba terdengar, membuat mata sipit Chaerin membesar, ia segera meraih tangan Nara sekali lagi untuk menariknya keluar kamar namun percuma.

Nara tidak bergeming.

Matanya tertuju kepada mata lain yang kini juga sedang menatapnya.

Dan indra penglihatannya terlanjur melihat warna coklat gelap dari bola mata Yoongi yang berangsur berubah menjadi abu-abu kebiruan.

...bersambung...

Your Scent | MYG | R 17+Where stories live. Discover now