23. Run to You

2.1K 301 20
                                    


Song Nara berlari dan terus berlari tidak peduli dengan sekelilingnya. Ia ingin lari dari rasa sakit, malu dan segala hal yang meyakinkan bahwa tidak ada artinya ia hidup.

Yang ia tidak tahu bahwa dilain sisi, Min Yoongi juga sedang berlari. Berlari meski rasa sakit dikepalanya serasa dipukul dengan palu godam. Berlari sambil berusaha menghirup aroma Nara yang mulai samar-samar, karena jarak semakin jauh dan mungkin efek dari kondisi tubuhnya yang tidak fit.

Sebuah getaran dari benda di saku celana menghentikan langkahnya. Sebuah panggilan yang segera ia terima, berharap itu adalah Nara.

"Yoong, kau sedang dimana?," pundaknya melemas sedetik setelah menyadari suara diseberang bukan suara orang yang ia inginkan.

"Aku mencium aromamu disekitarku. Kau sedang tidak didalam gedung sekolah?," lanjut Chaerin, si penelpon.

Yoongi mengedarkan pandangan dan menyadari bahwa ia sekarang berada dekat dengan tempat kerja kakaknya.

"Apa kau mencium aroma Nara melewati daerah ini, Noon?," tidak menjawab pertanyaan, Yoongi justru melemparkan pertanyaan lain.

"Hm.. Entahlah.. Aku tidak menyadarinya.. Ada masalah apa Yoong?," suara Chaerin menunjukkan kekhawatirannya.

"Kita bicara lagi nanti Noona. Bye," hampir saja Yoongi memutuskan sambungan saat Chaerin cepat-cepat menghentikannya.

"Wait Yoong.. Jangan lupa.. Usahakan jam 5 sudah dirumah, kita harus mempersiapkan semuanya sebelum matahari tenggelam," Yoongi melihat jam di pergelangan tangannya yang sudah menunjukan pukul 4.11 sore.

Kurang dari 1 jam waktunya untuk menemukan Nara.

"Akan ku usahakan Noona," Yoongi segera memutuskan sambungan dan berlari lagi.

Mencoba menghubungi ponsel Nara yang ia tahu tidak akan diangkat.

'Kemana aku harus mencarimu??

Dan please Tuhan.. ku harap ia tidak melakukan sesuatu,'

*****

Kepala Yoongi seperti tidak mau berkompromi, semakin berdenyut keras, rasanya ia ingin membenturkannya ke benda keras atau menarik pelatuk senapan ke tempurung kepalanya untuk menyudahi rasa sakit itu. Kakinya juga sudah terasa lemas karena berlari secara menerus.

Jam sudah menunjukkan pukul 4.55 sore. 5 menit lagi seharusnya ia sudah dirumah, tetapi dari tempatnya berdiri sekarang ia membutuhkan waktu kurang lebih 15 menit untuk sampai jika menggunakan busway.

Busway pun tidak selalu ada, ia harus mencari halte dan menunggu beberapa menit hingga bus yang akan membawanya datang.

Lalu bagaimana dengan Nara? Jika sekarang ia pulang, Chaerin Noona tidak akan membiarkannya keluar sampai 3 hari ke depan.

Tidak, ia tidak bisa menunggu se lama itu untuk meluruskan masalahnya dengan Nara. Lagipula ia sudah terlambat dari waktu yang ditentukan. Ia mencabut baterai ponselnya yang dari tadi bergetar.

'Maafkan aku Noona tapi aku harus menemukan Nara dan menceritakan semua yang terjadi. Lagipula ia juga menyukaiku.. Tidak ada alasan untuk tidak menceritakannya,' Yoongi berusaha meningkatkan kepercayaan dirinya.

Tetesan air mengenai kepala Yoongi, membuatnya semakin khawatir kala tetesan air yang berasal dari langit tersebut mulai menyerbu bumi tempatnya berpijak.

'Hujan,' pikir Yoongi.

Ia segera berlari lagi, tidak peduli dengan pakaiannya yang mulai basah. Dingin. Mendung dan matahari yang mulai tenggelam membuat suasana menjadi gelap.

Putus asa. Ia hampir putus asa disaat sebuah pelita kecil menerangi sebuat tubuh mungil yang sedang memeluk tubuhnya sendiri. Ia menemukan apa yang ia cari. Ia melihat Nara, the love of his life, yang sedang berteduh dibawah kanopi sebuah kafe.

Yoongi tidak pernah merasa selega dan sebahagia ini sebelumnya saat menemukan sesuatu yang ia cari. Nara berbeda. She's all everything he need.

Yoongi segera berlari dan merengkuh Nara -yang tidak sadar dan tidak sempat menolak- kedalam pelukannya.

"Syukurlah kau tidak apa-apa," pelukan Yoongi erat, dan ia membiarkan setetes air mata kekhawatiran yang berubah menjadi bahagia mengalir dipipinya.

...bersambung...

Your Scent | MYG | R 17+Where stories live. Discover now