33. Cold Night

2.3K 292 39
                                    

A/N: Warning.. Long Chapter Ahead.. bagi yang sering bilang 'chapternya kependekan' atau 'panjangan lagi dong', nih aku kasih panjang, jangan di skip-skip ya bacanya.. haha..

Dan bagi yang baca semua ff ku mungkin tau ya kalau aku suka nyelipin kosakata, kalimat, atau idiom2 in english. Bukannya mau sok kebarat-baratan tapi terkadang memang ada kata yang terlalu cheesy atau kurang deep kalau pake bahasa. lagipula anggep aja kita belajar sambil bermain..

*****



Jika ada yang bertanya, 'kapan kamu merasa waktu berjalan sangat lambat?'

Jawaban Nara adalah 'saat ini', saat yang ia rasakan sekarang.

Saat dimana jarum jam seperti tidak bergerak dan rasanya ia ingin memutarnya secara manual.

Oh tidak, mempercepat jarum jam tidak akan membantu.

Ia ingin mempercepat hari di kalender. Menuju 3 hari kedepan.

Wae?

Karna pada hari itu ia yakin ia bisa bertemu kembali dengan Yoongi. Untuk mempertanyakan ribuan pertanyaan yang berputar di tempurung kepalanya atau sekedar memeluk pria itu. Entah mengapa Nara merasakan keinginan kuat untuk memeluk Yoongi. Sangat ingin berada didekatnya, melihat wajahnya, menenangkannya, mengatakan padanya semua akan baik-baik saja.

Aneh.. Keinginan itu muncul begitu saja, bahkan disaat ia baru saja mengetahui informasi yang membuat bulu kuduknya meremang.mungkin ini yang difikirkan Yoongi sebelumnya, semakin Nara tahu, semakin Nara ingin menjauh. Bahkan Nara sendiri sempat berfikir demikian. Namun realitanya justru ia tidak ingin menjauh. Apa ia sudah sebegitu dalam jatuh kepada pria berkulit pucat itu?

Membungkus tubuh dengan bed cover, mengunci semua pintu, sebelumnya terasa benar namun tidak sekarang, seiring suara-suara raungan maupun rintihan dari kamar sebelah terdengar dan membuat hatinya serasa diremas dan digerus dibawah alat berat.

Nara seperti ingin melakukan sesuatu, untuk meredakan rasa sakit yang mungkin dirasakan Yoongi. Tapi bagaimana?? Nara tidak tahu caranya.

Sebenarnya ia tahu.

Jika informasi yang ia baca dengan bantuan Naver tadi akurat, sesungguhnya Nara tahu bagaimana cara meredakan rasa sakit yang Yoongi rasakan. Yang ia tidak tahu, apa yang harus ia lakukan dengan informasi yang sudah ia dapat tadi.

Nara melirik jam yang menunjukkan pukul 03.00 pagi.

Hampir berlalu 1 malam Yoongi tersiksa dan Nara yang tidak bisa melakukan apa-apa juga merasa sama tersiksanya.

Tanpa ia sadari, Nara kini sudah tidak berada dibawah selimutnya, tidak dengan pintu kamar maupun pintu utama yang terkunci.

Ia berada di depan apartemen Yoongi.

Menunggu ada yang membukakan pintu setelah dua kali menekan bel.

"Yaa Nara.. Apa yang kau lakukan?," Nara hampir saja berbalik kekamarnya, berfikir tidak akan ada yang membukakan pintu namun Chaerin muncul dihadapannya. Nara memandang wajah wanita yang lebih tua darinya ini terlihat lelah juga frustasi saat melihat kehadiran Nara.

"Apa tidak ada yang bisa dilakukan untuk membantu Yoongi?," suara Nara terdengar lemah tapi penuh kesungguhan meski diselimuti kekhawatiran.

Chaerin menatap Nara lamat-lamat sebelum menengok kearah pintu kamar Yoongi. Ia menghela nafas panjang sebelum pergi dari hadapan Nara untuk mengambil sebuah Hoodie dan memakai sepatunya.

Your Scent | MYG | R 17+Where stories live. Discover now