34. String

2.1K 302 29
                                    

“Jadi maksud Eonni, kalau werewolf jantan bisa saja melakukan ‘itu' meski bukan dengan mate-nya??,”


“Ya..” jawaban singkat Chaerin mampu menimbulkan mix feeling yang kini dirasakan Nara.


Entah perasaan apa itu, Nara sendiri bingung mendeskripsikannya.


Sempat terselip dibenaknya bagaimana jika seandainya saja, Yoongi bertemu dengan mate-nya. Akankah hatinya siap merelakan orang yang mulai menjadi tambatan hatinya menjadi milik orang lain?


Atau bagaimana jika seandainya….


Dirinya adalah mate Yoongi?


Siapkah ia terikat dalam lingkaran yang jujur saja masih ia anggap seperti sebuah kisah urban legend ini?


Menjadi kekasih seorang werewolf dan harus menjadi subjek dalam memenuhi kebutuhan biologis sang makhluk immortal setiap kali masa heat-nya datang?


Deretan pertanyaan yang belum ditemukan jawabannya ini semakin menjadi pelik, setelah Nara menerima informasi bahwa seorang werewolf jantan mempunyai tendensi untuk menjadi karakter yang cenderung tidak setia -namun tidak semua werewolf jantan memiliki kecenderungan tersebut.


Perasaan aneh kembali datang mengganggu hati dan fikirannya. Membuatnya merasa galau dan tidak tenang. Seperti ingin menangis namun tidak tahu apa penyebabnya. Seperti ingin sendiri namun tidak mau sendiri. Seperti ada sesuatu yang membuat dadanya nyeri namun bukan karena suatu penyakit.


Seperti perasaan seseorang yang sedang jatuh cinta.


Nara belum pernah mengalami hal ini sebelumnya tapi begitulah yang novel atau film romance gambarkan tentang kondisi orang yang mengalami jatuh cinta.


Jika benar begitu yang terjadi, berarti perasaan Nara kepada Yoongi memang lebih dari sekedar rasa kagum, nyaman, membutuhkan ataupun merasa bergantung.


Nara telah jatuh cinta pada Yoongi, sampai pada taraf ia merasa tidak akan bisa hidup jika tanpa pria ini.


Meskipun pria ini bukan manusia biasa.


Meskipun pria ini bisa menjadi bahaya baginya.


Meskipun ada kemungkinan pria ini bertemu dengan mate-nya dan melupakan Nara.


Dan masih ada 101 kata ‘meskipun' lainnya.


Sebuah suara jentikan jari didepan wajahnya menyadarkan Nara.


“Apa yang kau fikirkan, Nar?,” tanya Chaerin begitu ia rasa jiwa Nara sudah kembali ke raganya.


“Banyak hal, Eon.. Kepalaku serasa mau pecah,” Nara menghela nafasnya kasar.


Dan tiba-tiba rasa sakit seperti aliran listrik menyambar jantung Nara. Sakit sekali sehingga tanpa sadar tubuhnya sudah terjatuh dari ayunan yang ia duduki.


“Yaa… Kau kenapa Nar?,” Chaerin segera berlari kearahnya.


Nara tidak tahu apa sedang yang terjadi padanya, namun satu kata atau lebih tepatnya satu nama muncul begitu saja dipikirannya.


Eonni sepertinya kita harus cepat pulang,” suara Nara tidak lebih besar dari suara bisikan angin, namun Chaerin segera menyadari ada sesuatu yang urgent sedang terjadi.

🐺🐺🐺🐺

Suara deru nafas berat keluar dari lubang hidung dan mulutnya.


Ia berusaha memperjelas pandangannya yang terasa kabur diakibatkan sakit pada kepala juga rasa nyeri disekujur tubuhnya.


Tubuhnya penuh peluh.


Kedua pergelangan tangan dan kakinya memerah, menimbulkan rasa perih.


Ia tidak tahu apa yang sebenarnya ingin ia lakukan tapi yang ia tahu adalah ia sedang mencari sumber aroma itu.
































CLANG..

























































Suara tumbukan besi borgol yang masih menggantung disalah satu pergelangan kakinya beradu dengan lantai, dan bergema diseluruh penjuru koridor yang sunyi, setiap kali kaki gontainya melangkah.




















Angin yang berhembus, membuat aroma itu semakin menguat dan memabukkan.















Membuat mata biru keabu-abuannya semakin berkilat.






















Dan sebuah seringaian muncul diwajahnya, memperlihatkan taring-taring tajam yang ia miliki.




...bersambung...



A

/N: thanks a lot for your kindness to give this story a big complement RicksaChristie ❤❤

Dan untuk semua readers yang memberikan banyak cinta buat ff ini, love u guys to the moon and back 😘😘

Your Scent | MYG | R 17+Where stories live. Discover now