1

747K 11K 141
                                    

Leon mengendap-endap menuju kamar pujaan hatinya atau lebih tepatnya kamar adik iparnya.

Jam sudah menunjukan pukul 12 malam. Dengan memantapkan langkahnya, Leon mulai mempercepat jalannya.

Saat dia sudah tiba di depan pintu Jazmine, Leon pun langsung masuk ke dalam kamar Jazmine.

Kamar Jazmine memiliki  penerangan remang-remang, sehingga  mempermudah aksi Leon untuk segera 'menerkamnya'.

Leon melihat Jazmine sedang bercermin membelakanginya di depan kaca, rambut panjangnya yang terurai serta saat itu Jazmine hanya menggunakan Lingerie berwarna putih transparan yang  memperlihatkan setiap lekuk tubuhnya.

Dengan mempercepat langkahnya Leon mulai mendekat kearah Jazmine, lalu membekap mulut Jazmine menggunakan tangannya.

Sebelumnya Jazmine tidak menyadari keberadaan Leon, dia tadi tengah melamun, melamun tentang sikap Leon yang belakangan ini berubah kepadanya.

"Mmpphh..," teriak Jazmine tertahan oleh bekapan tangan Leon.
"Syuutt, sayang ini aku." Jawab Leon menenangkan Jazmine.
Lalu Leon pun melepaskan bekapannya, dan menoleh kearah Jazmine yang juga tengah menoleh padanya. Leon menunjukan senyum lembutnya pada Jazmine.

"Hay, Dear." Sapa Leon sambil mengecup pipi kanan Jazmine.

"Leon, kenapa kau bisa ada disini?." Ucap Jazmine panik.

"Tentu saja aku rindu padamu, Darl." Balas Leon yang mulai mencondongkan tubuhnya untuk mengecup bibir ranum Jazmine, tapi aksi Leon terhenti ketika Jazmine mencoba menghindar dengan memalingkan wajahnya ke samping untuk menghindari serangan 'mendadak' dari Leon.

Dahi Jazmine mulai mengernyit memikirkan bagaimana caranya Leon bisa masuk ke kamarnya, padahal seingatnya pintu sudah dia kunci tadi.

"Kenapa Darl? Kenapa kau menghindari sentuhanku?." Leon memasang wajah memelas.

"Dengar Leon, kau adalah kakak iparku, tidak sepantasnya kau berada didalam kamar adik iparmu tengah malam begini." Jazmine menjawab tegas.

"Hey Darling, kau seperti baru mengalami ini saja. Kau tahukan aku sangat mencintaimu dan aku ingin memilikimu seutuhnya hanya untukku, apa salahnya jika aku mengunjungi kekasihku, kekasihku yang sangat aku cintai, dan sebentar lagi akan menjadi istriku sekaligus calon ibu dari anak-anakku." Ucap Leon seolah-olah Leon menganggap semua ini mudah.

"Leon kau sudah gila, aku adik dari istrimu, istrimu kak Liora! Apakah pantas kau seperti ini? Menyakiti hatinya, hanya karena kau mencintaiku." Jazmine menekan kata 'istrimu kak liora' pada ucapannya.

"Aku tidak peduli dengannya, Jaz. Sejak aku mengenalmu hatiku sudah berpindah pemiliknya, yaitu kamu sayang." Ucap Leon keras kepala.

Lalu Leon pun menangkup kedua sisi pipi Jazmine, belum sempat Jazmine  berontak, akhirnya bibir Leon menempel tepat di bibir merah Jazmine. "Mpphh..Lehh..onh..lephh..ashm..kanhh.." ucap Jazmine tidak jelas, karena setiap dia berbicara mulutnya selalu tersumpal oleh mulut yang sialan sexy itu.

Ciuman Leon  mulai merambat ke leher Jazmine, memberikan beberapa tanda merah keunguan disana, "aahh..sshh..Leh..on..lepasshh.." Jazmine tidak kuasa melawan Leon yang tengah diliputi oleh nafsu.

Akhirnya Leon mengangkat Jazmine ala bridal style menuju kasur Queen size yang berada di dalam kamar Jazmine.

Leon menurunkan Jazmine dengan hati-hati, lalu....


Bersambung...

Affair With Brother in-law Onde histórias criam vida. Descubra agora