53

141K 5.3K 339
                                    

Leon terbangun dari tidurnya, dia mendengar suara orang muntah-muntah, lalu dengan masih setengah sadar Leon menengok ke arah sampingnya, ternyata ranjang di sebelahnya sudah kosong.

Leon segera melangkahkah kakinya ke arah kanar mandi, dia mendekatkan telinganya pada pintu kamar mandi, dan mendengar dengan jelas suara seseorang sedang mengeluarkan isi perutnya.

Tok..tok..tok

Leon mulai mengetuk pintu kamar mandi itu.

"Sayang? Kau di dalam?"

Tapi tidak ada jawaban dari dalam kamar mandi.
Lalu Leon mengetuk pintu kamar mandi itu lagi sedikit keras.

"Sweety? Apa kau baik-baik saja?"

Masih belum ada sahutan dari Jazmine, Leon memdengar lagi suara Jazmine yang sedang muntah-muntah dari dalam kamar mandi.

"Jazmine, buka pintunya atau aku akan mendobraknya!" Gertak Leon, agar Jazmine mau membuka pintunya.

"Tidak Leon, a..aku tidak papa." akhirnya Jazmine menjawab dari dalam, dan setelahnya Leon mendengar Jazmine memuntahkan isi perutnya lagi.

"Jaz, buka pintunya sayang aku khawatir." Leon semakin khawatir saat mendengar suara Jazmine yang begitu tersiksa.

Klik

Cklek

Akhirnya pintu kamar mandi itu pun terbuka, Leon langsung masuk ke dalam kamar mandi. Dan hatinya begitu sakit saat melihat Jazmine sudah terduduk lemas di bawah wastafel.

Leon segera menghampiri Jazmine, dan membantu Jazmine untuk berdiri. Lalu Leon menangkup kedua pipi Jazmine dan mengusap keringat di sekitar wajahnya.

"Sayang, hei."

Tiba-tiba Jazmine melepaskan secara paksa kedua tangan Leon yang menangkup pipinya, lalu Jazmine berbalik ke arah wastafel dan memuntahkan lagi isi perutnya.

Leon dengan setia memijat-mijat tengkuk Jazmine dan menyingkirkan rambut yang menghalangi wajah Jazmine.

Setelahnya Jazmine langsung membasuh mulutnya lalu berbalik ke arah Leon.

"Le..on .. pe..perutku sangat mual." Leon yang melihat Jazmine sudah sangat lemas dan wajahnya terlihat sangat pucat, akhirnya langsung menggendong tubuh Jazmine dan membawanya ke kasur.

Leon meletakkan tubuh Jazmine diatas kasur empuk Jazmine, lalu mulai menyelimutinya.

"Aku akan menelepon paman Ramosh."

"Tidak! Jangan Leon, sudah aku katakan kan aku baik-baik saja."

"Kau pikir dengan rasa muak di perutmu, wajah pucatmu, dan tubuhmu yang lemas itu menandakan bahwa kau baik-baik saja?! Aku akan menelepon paman Ramosh dengan atau tanpa izinmu!."

Leon mengambil ponselnya yang berada di atas nakas dan mulai mencari nomor Dokter Ramosh.

Jazmine yang melihatnya pun panik, jangan sampai Leon menelepon Dokter Ramosh, lalu Dokter Ramosh akan memeriksanya dan Jazmine akan ketahuan bahwa dirinya tengah mengandung.

Jazmine semakin panik saat Leon sudah memencet tombol panggil di ponselnya.

Tetapi belum juga tersambung dengan Dokter Ramosh, hanay terdengar suara operator yang menyatakan bahwa ponsel Dokter Ramosh sedang sibuk.

Leon mencoba sekali lagi, lagi-lagi yang menjawabnya bukan suara Dokter Ramosh melainkan suara operator.

"Shit! Kenapa paman Ramosh susah di hubungi?!" Leon mengumpat kesal.

Affair With Brother in-law Where stories live. Discover now