54

143K 5K 247
                                    

Leon sudah membawa nanpan yang berisi makanan untuk sarapan Jazmine pagi ini. Saat langkah Leon tinggal beberapa langkah lagi untuk menuju kamar Jazmine, tiba-tiba Leon mendengar suara gelak tawa dari dalam kamar wanitanya itu, dan itu adalah suara gelak tawa seorang pria.

'Siapa pria itu? Seenaknya saja dia memasuki penthouse ku dan masuk ke dalam kamar wanitaku.' Ucap Leon dalam hati.

Leon segera mempercepat langkahnya dan ketika dia sudah sampai di depan pintu kamar Jazmine, Leon langsung membuka pintu kamar itu lebar-lebar.

Semua yang berada di dalam kamar mentap ke arah Leon.
Leon menatap nyalang pria yang tengah duduk di sisi Jazmine, rahanya langsung mengeras seketika.

"Mr. Hemsworth--"

"Menjauh darinya." Leon menghampiri Jazmine dan Leon, Sebelumnya Leon sudah menaruh nampan berisi makanan itu di meja yang ada di dalam kamar, Leon menarik lengan Logan agar segera menjauh dari Jazmine.

"Wow..wow santai bung, ada apa denganmu? Kemarin kau memukulku karena aku mengajak Jazmine pergi bersamaku, dan kini kau menarikku kasar karena aku berada di dekat Jazmine, apa yang salah denganmu?"

"Diam! Aku masih menghormatimu sebagai rekan bisnisku Mr. Braxton, cepat kau pergi dari penthouse ku!"

"Hey aku hanya ingin menjenguknya, Hemsworth!"

'Shit! Beraninya dia!' Umpat Leon dalam hati.

Leon mencoba mengontrol emosinya, jujur saat ini dia snagat ingin mengulangi kejadian di kantor Logan kemarin, atau lebih tepatnya memukul wajahnya.

"Aku tidak ingin berdebat Logan, kau tahu kan pintu keluarnya, silahkan pergilah." Leon memelankan suaranya namun penuh tekanan di setiap katanya.

"Lo..Logan ayo mari ku antar." Kini suara Liora yang mencoba menghentikan perdebatan di antara Leon dan Logan, karena Liora tahu sifat Leon kalau dia sedang marah, dan Liora juga sedikit-sedikit mulai mengenal Logan, dan Liora tahu sifat Logan sebebarnya tidak jauh berbeda dari sifat Leon.

Akhirnya Logan menyerah, sstelah mendengar perkataan lembut dari bibir Liora, lalu Logan melihat ke arah Jazmine dan tersenyum.

"Cepat sembuh Jazzy."
Setelah itu Logan pun pergi dengan di antar oleh Liora.

'Cih!' Leon mengumpat lagi ketika melihat Logan tersenyum ke arah Jazmine sebelum dia pergi.

Jazmine sebenarnya juga ingin melerai Leon dan Logan tetapi tubuhnya lemas, untuk berbicara keras saja sepertinya Jazmine tidak mampu.

Dengan aura yang masih memancarkan kemarahan Leon mengambil nampan yang dia taruh di meja tadi, lalu mulai menghampiri Jazmine lagi.

"Le..on--"

"Makan!" Ucap Leon sambil menyuapkan sup hangat pada Jazmine.

Karena tidak ingin membuat Leon tambah marah, Jazmine akhirnya menurut saja, dia mulai memakan suapan demi suapan yang di berikan Leon.

Sebenarnya Leon sudah ingin membawa Jazmine ke rumah sakit tanpa harus menunggu kedatangan Dr. Ramosh, tetapi ketika dia melihat lagi kondisi Jazmine yang tidak memungkinkan untuk di bawa pergi ke rumah sakit, akhirnya Leon pasrah menunggu Dr. Ramosh datang.

---------------

"Maaf ya Logan."

"Tidak papa, aku mengerti kau tidak usah minta maaf ya." Logan menangkup kedua pipi Liora dan mencubitnya gemas.

"Tapi aku jadi tidak enak padamu, Leon memang seperti itu, dia memang suka menyebalkan."

"Hahaha, aku sudah tidak heran dengan sifatnya Lio, karena aku rival nya, mungkin secara tidak sengaja aku juga menyandang sebagai orang terdekat dari Leon. Aku tahu kehidupannya dan Leon tahu kehidupanku."

Liora hanya tersenyum membalas ucapan Logan.

"Baiklah kalau begitu aku pulang dulu." Ucap Logan, Liora pun mengangguk.

Saat Logan sudah berbalik untuk menuju mobilnya, tiba-tiba dia berbalik lagi menghadap Liora.
Lalu memeluk Liora.

Liora hanya bisa terkejut dengan tindakan tiba-tiba dari Logan.
Mau tak mau Liora membalas pelukan dari Logan, Liora berpikir mungkin ini sebagai pelukan dari seorang sahabat.

Lalu Logan melepaskan pelukannya, da tersenyum pada Liora.

"Terima kasih."

"Untuk?"

"Mau menjadi temanku." Ucap Logan.

"I..iya." kalau lebih dari sekedar teman pun aku mau. Batin Liora. Lalu Liora sadar dengan apa yang baru di katakannya barusan, Liora mengutuk dirinya, karena bisa-bisanya dia berbicara seperti itu, walaupun tidak terdengar oleh Logan, tetapi tetap saja dia malu pada dirinya sendiri.

"Bye, preety girl." Logan mengedipkan sebelah matanya sebelum dia masuk ke dalam mobilnya.

Liora terkekeh sambil berusaha menyembunyikan semburat merah di pipjnya.

Mobil Logan pun sudah pergi dari penthouse, Liora putuskan untuk.kembali ke dalam penthouse dengan semburat merah  yang masih ada di wajahnya.

----------------

Jazmine tengah sendiri di kamarnya, dia bersyukur karena Leon sudah pergi dari kamarnya dan mengatakan bahwa dia akan menyelesaikan dulu sedikit pekerjaannya di ruang kerjanya.

Jazmine mengambil ponselnya dan menhidupkannya, dengan cepat dia mencari kontak seseorang dan mulai melakukan panggilan.

"Hallo Vic?"

"Jazzy? Ada apa?"

"Bisakah kau membantuku?"

"Membantu apa?"

"Datanglah ke penthouse ku, tapi jangan masuk ke dalam tunggulah di luar, aku yang akan menghampirimu."

"Baiklah, tapi tunggu dulu, kenapa tingkahmu ini sangat mencurigakan Jaz? Sebenarnya apa yang telah tetjadi?"

"Nanti saja bertany nya, nanti akan ku ceritakan, tapi sekarang tolong cepatlah kau datang kesini dan jemput aku.

"O..ok, aku akan kesana."

"Ya sudah cepat ya, telepon aku jika sudah sampai yah."

"Iya."

Sambungan telepon pun terputus, Jazmine segera menyiapkan dirinya untuk pergi dari penthouse ini, dia tidak bisa membiarkan Leon tahu bahwa dirinya tengah mengandung benihnya.

Jazmine sengaja tidak membawa pakaian dan barangnya yang lain, dia hanya membawa ponselnya saja. Dia takut kalau nanti ada penjaga atau pekayan yang mencurigainya jika dia membawa barang-barang.

Tenang saja untuk masalah kabur-kaburan sperti ini Jazmine sudah berpengalaman, karena sebelumnya dia pernah kabur dari penthouse ini walaupun akhirnya dia di temukan lagi oleh Leon dan para bodyguard nya itu.

Jazmine sedikit mengernyit saat dia baru saja turun dari kasurnya, kepalanya sedikit pusing dan tubuhnya lemas, namun dia harus tetap pergi. Tak lupa dia memasukan vitamin kehamilannya ke dalam saku celananya.

Kali ini aku harus berhasil

Tuhan tolong permudahlah ini semua.
Batin Jazmine.

Bersambung...
I'm sorry for typo :)

Affair With Brother in-law Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang