30

220K 4.8K 42
                                    

Di Mulmed gambar penthouse Leon😊

-----------------

Jazmine pov

Tok..tok..tok..

"Hoamm." Aku menguap dan merenggangkan otot-ototku, ku dengar ada suara ketukan pintu dari luar kamarku.

Cklek

Aku mendengar suara lagi, kali ini suara pintu yang di buka, dengan setengah sadar aku pun bangun dan duduk di kasur dengan posisi kaki bersila.

Aku mengerjap-ngerjapkan mataku yang masih mengantuk itu.
Ku dengar ada suara kekehan seorang pria dan suara langkah kaki yang mulai mendekat.

Pria itu duduk disampingku dan mengacak-acak rambutku.

"Kau masih mengantuk sayang? Maafkan aku membangunkanmu." Lalu kurasakan tangannya mengusap pipiku.

Aku belum sadar sepenuhnya, hingga pria itu mengecup bibirku, dan itu membuat aku langsung sadar dari kantukku.

"Morning kiss, babe." Ucapnya. Dan ternyata itu adalah Leon. Dia sudah rapih dengan setelan jasnya, oh betapa tampannya dia.

"Leon? Kau mau kemana pagi-pagi seperti ini?" aku melihat jam di atas nakas dan ini masih pukul 05:00 pagi.

"Kau lupa sweety? Hari ini aku akan berangkat ke Australia, dan ku harap selama aku disana kau tidak melakukan hal yang macam-macam. Oh.. selama aku disana aku sudah menugaskan 3 bodyguard ku untuk mengawalmu kemanapun. Dan kau tidak boleh pergi tanpa sepengetahuan mereka, mereka akan selalu ada di sampingmu."

"Tapi--"

"A a a a, kau tidak boleh membantah! Aku pergi dulu, kau jangan nakal ya, jangan berselingkuh dengan pria lain! Karena aku bisa mengetahuinya."

Ough! Apa-apaan dia ini, dia tidak bisa mengaturku seperti ini, tapi apa boleh buat, dia tidak bisa di bantah.

Sebelum Leon pergi, dia mencium kening, pipi, dan bibirku. Lalu mengucapkan "Aku akan merindukanmu babe." Setelahnya Leon langsung pergi dari kamarku.

Bagaimana caranya aku bisa lepas dari pengawasan para bodyguard itu?

Dan bagaimana aku bisa kabur lalu pergi ke apartemen?

Aaarrgg!
Aku menjambak rambutku frustasi.

--------------

Di dalam jet..

"Tuan apakah anda ingin minum atau anda perlu sesuatu?" Tanya salah satu  pramugari yang menemani perjalanan Leon ke Australia.

"Tidak, aku tidak butuh apa-apa."

"Baiklah tuan, saya permisi dulu."

Leon hanya mengangguk. Dia putuskan untuk menelepon salah satu bodyguard nya lagi, untuk menanyakan keadaan Jazmine.

"Hallo tuan."

"Hendrick, bagaimana keadaan Jazmine sekarang, apakah dia sudah ada di kampusnya?"

"Sudah tuan, nona Jazmine sekarang sudah masuk ke dalam kampus, dan dia sedang mengikuti pelajaran."

"Bagus, tetap awasi dia, jangan sampai dia lepas dari pengawasan kalian, dan jika ada pria yang mendekatinya, segera laporkan padaku!"

"Baik tuan."

Dan sambungan telepon pun terputus. Leon bisa sedikit lega sekarang, dia menghembuskan napas dan menyandarkan kepalanya di kursi jet pribadinya yang super mewah itu.

--------------

Sedari tadi Jazmine tidak tenang, dia tidak fokus pada pelajaran yang di sampaikan oleh Mr. Richard, dosennya. Dia terus memikirkan cara bagaimana supaya dia bisa terlepas dari pengawasan para bodyguard sialan itu.

"Syutt, Jazzy kau kenapa? Sedari tadi aku perhatikan kamu seperti tidak tenang?" Tanya Victoria disampingnya, mereka berdua memang satu kelas, tapi tidak dengan Aland.

"Mmh.. aku tidak papa Vic." Jazmine berusaha memasang senyum setenang mungkin.

"Oh ya, para bodyguard yang ada di luar kelas itu, itu bodyguarmu?"

"I..iya."

"Woah.. kau seperti ratu saja harus di kawal, pasti ini ulah kakak iparmu kan?"

Jazmine pun hanya mengangguk, mau bagaimana lagi, para bodyguard itu kan memnag suruhan Leon.
Dia tidak menyangkal itu semua.

----------

Dan tibalah saatnya Jazmine pulang, dia terus di ikuti oleh ketiga bodyguard itu.

Jazmine kadang berpikir, apakah wajah mereka harus sedatar itu? Belum lagi kaca mata hitam yang bertengger di hidung mereka, membuat setiap langkah Jazmine dan mereka di perhatikan oleh orang-orang di kampus.

Saat ini Jazmine di apit dari kiri, kanan, dan belakang.
Oh ayolah.. Jazmine sudah muak dengan semua ini.

"Ck! Tak bisakah kalian hanya mengikuti ku dari belakang?"
Jazmine menghentikan langkahnya dan menoleh satu-satu pada ketiga bodyguard itu.

"Tidak bisa nona, kami di tugaskan oleh tuan Leon, tidak boleh berjauhan dengan anda meskipun dalam radius satu meter pun." Ucap salah satu bodyguard yang Jazmine tahu namanya Hendrick.

"Kalau aku mau ke toilet atau kamar mandi kalian harus ikut, begitu?"
Jazmine menyilangkan kedua tangannya.

"Ti..tidak seperti itu juga nona."
Jawab Hendrick lagi.

"Makannya, jangan terus mengikutiku, aku tidak nyaman!" Jazmine langsung pergi dan sedikit mempercepat jalannya.

"Nona tunggu." Ucap serempak dari ketiga bodyguard itu.

-------------

Kini Jazmine dan ketiga bodyguard itu sudah ada di dalam mobil.

Hendrick sebagai supirnya, satu bodyguard duduk di samping Hendrick, dan yang satunya lagi duduk di samping Jazmine.

Jazmine hanya memandang keluar selama perjalanan pulang itu.
Huft.. bagaimana caranya aku bisa pergi? Kalau pengawasannya seketat ini. Ucap Jazmine dalam hati.

"Hallo tuan."

Tiba-tiba Jazmine mendengar Hendrick sedang berbicara di telepon dengan seseorang, ah.. itu pasri Leon.

"......."

"Sudah tuan, nona Jazmine sekarang sedang ada di dalam mobil dan kami dalam perjalanan pulang."

"......"

"Baik tuan."

'Cihh! Kenapa tidak terdengar sih suara Leon, aku jadi tidak bisa mendengar apa yang dia katakan.' Jazmine menggerutu dalam hati.

------------

Malam pun tiba..

Kini Jazmine sedang ada di dalam kamarnya. Dan sedari tadi dia terus mondar-mandir, memikirkan cara bagaimana dia bisa pergi dari penthouse ini.

Sedangkan para bodyguard sedang ada di luar kamarnya.

"Ayo..ayo berpikir Jaz, kau harus segera pergi dari sini."
Ucap Jazmine pada dirinya sendiri.

Satu buah koper sudah ada di atas kasurnya, dia sudah mempersiapkan segalanya untuk pergi. Tetapi tinggal satu langkah lagi, dia harus pergi tanpa sepengetahuan para bodyguard itu.

"Aha! Aku punya ide." Jazmine bersorak senang. Dia pun memunculkan senyum menyeringai.

Bersambung...

I'm sorry for typo😩

Affair With Brother in-law Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang