56

136K 5.6K 477
                                    

Leon sempat memberhentikan mobilnya saat dia melewati tempat kejadian perkara, hatinya serasa di remas melihat garis polisi yang terbentang di tempat kejadian Jazmine mengalami kecelakaan, dan hatinya semakin sesak saat melihat mobil sedan berwarna putih itu telah rusak, lalu Leon mengalihkan tatapan matanya yang sudah memerah ke arah mobil truk yang sama rusaknya namun tidak separah mobil sedan putih itu.

kemarahan langsung terlihat jelas di mata Leon, membayangkan wanitanya ada di dalam mobil sedan itu, lalu luka-luka yang di alaminya, semakin membakar amarah Leon. Leon memutuskan untuk menelepon Hendrick, dan memintanya untuk menyelidiki kejadian yang menimpa Jazmine tersebut. Sungguh leon tidak membutuhkan pihak kepolisian untuk menyelidiki kejadian kecelakaan ini, menurut leon polisi bergerak sangat lambat, dan terlalu berbelit-belit. Leon bisa mengerahkan seluruh bawahannya untuk menyelesaikan masalah ini.

Leon juga menyuruh Hendrick untuk menyelidiki tentang supir truk itu.

sudah banyak wartawan berhamburan di lokasi kejadian kecelakaan, mereka berlomba-lomba untuk mendapatkan informasi secara detail. Sungguh leon tidak bisa membiarkan para wartawan itu memberitakan berita yang di buat-buat tentang kecelakaan Jazmine, maka dari itu Leon menyuruh Hendrick untuk mengawasi setiap media yang memberitakan kecelakaan wanitanya, Leon tidak ingin berita buruk yang dibuat-buat tentang jazmine tersebar.

"Hei bukankah itu Leon Hemsworth."

"Ya benar, salah satu wanita yang terlibat dalam kecelakaan adalah saudara dari Leon Hemsworth."

Para wartawan itu berbondong-bondong menyerbu mobil leon yang terparkir tidak jauh dari lokasi kejadian, tak ingin menanggapi pertanyaan para monster haus informasi itu, Leon akhirnya menutup kembali kaca mobilnya dan mulai melajukan kembali mobilnya menuju rumah sakit.

Leon memang tidak menyukai wartawan ataupun paparazzi yang mencoba mengambil fotonya dalam setiap kegiatannya.

Tujuannya saat ini hanyalah Jazmine, Leon menjalankan mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata, segala jenis perasaan kini hinggap di hati dan pikirannya.

"Tolong bertahanlah sayang."

"Bertahanlah demi aku, aku sangat mencintaimu Jaz."

"Maafkan aku yang lengah menjagamu."

"Tolong jangan tinggalkan aku sayang, aku membutuhkanmu, aku tidak bisa hidup tanpamu."

Leon terus berucap dalam hatinya sembari memanjatkan do'a. Berharap wanitanya baik-baik saja.

----------------------------------------

"Cepat! pasien ini mengalami pendarahan hebat! dia bisa kehilangan banyak darah!"

Suara seorang petugas ambulan yang tengah mendorong brangkar, dia tidak sendiri ada beberapa suster dan juga petugas ambulan lainnya tengah mendorong brangkar itu. kedua brangkar itu di dorong dengan cepat menuju ruang gawat darurat.

"Kau cepat panggil dokter di ruangannya!" Ucap petugas ambulan itu pada salah satu suster, dan suster itu segera pergi untuk memanggil dokter. sementara kedua pasien itu sudah berada di ruang gawat darurat.

"Dokter! Dokter Ramosh, cepat dok ada dua pasien kecelakaan di ruang gawat darurat!"

Ya.. Jazmine dibawa ke rumah sakit tempat Dokter ramosh bekerja, lebih tepatnya ini adalah rumah sakit milik keluarga leon.

Tak menyia-nyiakan waktu lagi Dokter Ramosh dan suster itu segera menuju ruang gawat darurat. tapi di tengah perjalanan menuju ruang gawat darurat dokter Ramosh berbicara pada suster itu.

"Kau, cepat panggilkan dokter yang lainnya untuk membantuku."

"baik, dok."

Dokter Ramosh mempercepat langkahnya menuju ruang gawat darurat.

Kini Dokter Ramosh sudah berada di ruang gawat darurat lengkap dengan baju khusus untuk melakukan operasi.

Dokter Ramosh sempat terkejut karena pasien yang di tanganinya adalah... Jazmine! baru saja dirinya akan pergi ke penthouse Leon untuk memeriksa keadaan jazmine yang tengah sakit itu.

Dibagian kepala Jazmine mengalami pendarahan yang cukup hebat. serta luka ringan dan memar di bagian tangan dan kakinya.

Dokter Ramosh semakin terkejut karena melihat darah yang terus keluar menyusuri kaki Jazmine, dan darah itu berasal dari kewanitaan Jazmine. Dokter ramosh tahu keadaan apa yang tengah dialami Jazmine sekarang, menyingkirkan beberpa pertanyaan yang masih singgah di pikirannya, Dokter Ramosh segera menangani Jazmine. Sedangkan Victoria tengah di tangani oleh Dokter lainnya.

------------------------------------------

Leon berlari memasuki rumah sakit keluarganya itu, seketika semua mata pun tertuju padanya, Leon tidak menghiraukan itu semua, yang dia pikirkan sekarang adalah dimana Jazmine berada. Leon menanyakan pada resepsionis dan segera menuju ruang gawat darurat saat resepsionis itu mengatakan bahwa Jazmine ada di ruang gawat darurat.

Keringat sudah mengucur di seluruh tubuhnya, tetapi leon tidak mempedulikannya, tanpa leon sadari beberapa kaum hawa menatap memuja padanya, Leon yang berkeringat seperti itu dengan dua kancing teratas kemejanya terbuka dan lengan kemeja yang di gulungkan, membuat Leon semakin terlihat sexy dan tampan.

Saat ini Leon sudah ada di depan ruang gawat darurat, tapi pintu ruangan itu masih tertutup rapat, Leon bisa melihat segala aktifitas yang di lakukan di dalam melalui kaca yang sedkit tembus pandang. Leon terus memperhatikan ke arah kaca itu, Leon melihat para dokter yang tengah menangani pasien, dan beberapa suster berlalu lalang untuk mengambil peralatan yang di butuhkan dokter di dalam ruangan itu.

Lalu pandangan Leon tertuju pada wanita yang tengah di tangani oleh sang dokter, dari siluetnya Leon tahu bahwa itu adalah Jazminenya, wanitanya. seketika air mata Leon jatuh melihat berbagai alat terpasang di tubuh jazmine dan tubuh wanita itu yang terbaring lemah tak berdaya.

Leon sungguh sangat menyesal, merutuki kesalahannya yang lengah menjaga jazmine, seharusnya dia tidak pergi ke ruang kerja, seharusnya dia tetap berada di sisi jazmine.

"Tuhan, kalau memang ini balasan atas setiap dosaku, tolong jangan biarkan Jazmine ikut merasakannya, aku yang bersalah, aku yang harusnya di hukum, aku yang harusnya terbaring di ranjang itu, bukan Jazmine."

"Kau harus bertahan sayang."

"Karena...aku mencintaimu."

-----------------------------------------------------------

Sungguh leon merasa seribu tahun menunggu di luar ruang gawat darurat itu. kenapa para dokter dan suster itu tidak kunjung keluar? apakah ada sesuatu yang buruk di dalam sana? Oh! aku bisa gila jika terus menunggu seperti ini. Batin leon.

Ingin rasanya Leon memaksa masuk ke dalam ruangan itu, tetapi dirinya tidak bisa. nyawa Jazmine lebih penting daripada apapun saat ini.

Sudah 2 jam lebih Leon menunggu, masih tidak ada tanda-tanda ada seseorang yang akan keluar dari pintu ruangan itu.

Cklek

Leon mengucap syukur, dia segera menghampiri dokter yang keluar dari ruangan itu. Dan ketika dokter itu membuka maskernya... tunggu, tunggu dulu bukankah itu Paman Ramosh? batin leon.

Leon segera menghampiri dokter ramosh. "Paman!" ucap leon.

"Leon?"

"Ba..bagaimana keadaan jazmine saat ini paman?"

"Ayo, ikutlah ke ruanganku." Leon pun mengikuti Dokter ramosh ke ruangannya.

Bersambung...

I'm sorry for typo :)

haduhh jadi deg-degan sendiri ngetiknya :'D btw maaf ya next nya lama, maklum lah kan bentar lagi mau lebaran :D jadi harus siap-siap ini itu, bersih-bersih ini itu. Dan thank you juga buat yg udah baca cerita ini dan udah vote dan komen di cerita ini, aaaaaaaa thank you so much guys :') dan maaf juga gk bisa bales satu per satu komen dari kalian, pokoknya I luvv u guys . hehehe









Affair With Brother in-law Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt