8

396K 7K 24
                                    

"Aahh.."

Jazmine kaget dengan apa yang barusan keluar dari bibirnya. Jazmine mendesah karena tangan Leon sudah berhasil menyentuh vaginanya, lalu Jazmine menatap memperingati pada Leon, sedangkan Leon menatap Jazmine dengan tatapan lembut dan penuh cinta sambil jari-jarinya mengusap vagina Jazmine.

Liora yang heran dengan suara Jazmine akhirnya menoleh kearah Jazmine dan bertanya "Kenapa Jaz?" Tanya Liora yang sedikit aneh mendengar suara desahan Jazmine yang tanpa sebab itu. Jazmine yang terkejut dengan pertanyaan Liora akhirnya menjawab dengan gelagapan, "a..ah.. tid..dak. aku tidak apa-apa. Tadi aku hanya menyayangkan saja rotiku sudah habis." Jazmine menjawab dengan jawaban yang ngawur.

"O..oh hahaha, kau ini lucu sekali, lihat di depanmu, masih banyak roti-roti yang siap kau makan."

Fyuhh...

'Untung saja kak Liora percaya.' Batin Jazmine.

"Eh.. hehehe, ak..ku memang selalu mendramatisir." Ucap Jazmine yang masih belum bisa mengontrol dirinya, karena sedari tadi jari-jari Leon masih setia mengusap-usap vaginanya. Kini jari-jari Leon mulai berani untuk menjelajahi vagina Jazmine lebih dalam, Leon berhasil memasukan jari tengahnya ke dalam lembah rahasia Jazmine.

Dalam hati Leon mendesah puas, ternyata Jazmine sudah mulai terangsang terbukti dari banyaknya cairan yang keluar dari lubang surganya. Leon dapat merasakan betapa basahnya liang kewanitaan Jazmine.

Jazmine semakin merapatkan kedua pahanya, sungguh dia sudah tidak tahan lagi. Kalau saja tidak ada Liora di antara mereka berdua, pasti Jazmine sudah mendesah sekencang-kencangnya, layaknya jalang yang sedang dilanda nafsu.

Leon mulai mengeluar masukkan jarinya di dalam liang Jazmine. Terlihat Jazmine yang mulai dibanjiri keringat, dan kedua tangan Jazmine kini mencengkram sisi meja. Badannya pun sudah tidak terkontrol, ingin rasanya Jazmine menangis sejadi-jadinya karena gairahnya yang tidak bisa dikontrol.

"Mmhh..sshh.." sambil mencoba menahan desahannya, Jazmine mengambil gelas yang terisi oleh susu, dengan susah payah dan tangan yang gemetar saat akan memegang gelas, akhirnya Jazmine berhasil menjangkaunya. Buru-buru dia langsung membungkam desahannya dengan meminum susu itu.

Kini jari Leon sudah tidak ada di liangnya lagi, tetapi kini berganti menjepit klitorisnya dengan jari tengah dan jari telunjuknya. "Mmhh.." desah Jazmine saat dia meminum susunya, Jari nakal Leon masih terus menerus mempermainkan vaginanya. Hingga susu yang Jazmine minum untuk menutupi desahannya telah habis dia minum.

Tiba-tiba Jazmine merasakan akan ada sesuatu yang keluar dari tubuhnya, Leon yang tahu reaksi tubuh Jazmine yang menandakan dirinya akan segera orgasme akhirnya semakin gencar menggoda kewanitaan Jazmine, Leon menempatkan jari telunjuknya di klitoris Jazmine dan jari tengah di dalam lubangnya.

Cengkraman tangan Jazmine pada sisi meja pun bertambah erat.

Dan...

"Mmhh...mmmhh.."

"Huuh..huuh..huft.."

Jazmine berhasil meredam desahan erotisnya menggunakan roti panggang yang masih tersisa di meja makan. Ya...sedetik sebelum Jazmine mencapai puncak, dia melihat roti panggang yang masih tersisa di meja makan, karena Jazmine tidak ingin Liora mengetahui apa yang telah diperbuat suaminya terhadapnya, Jazmine pun akhirnya memutuskan untuk menyumpal sendiri mulutnya dengan roti. Dan Liora hanya melirik bingung ke arah jazmine.

'Kali ini kau selamat sayang.' Ucap Leon dalam hati.

Leon gagal membuat Jazmine orgasme dengan mendesah keras di depan Liora. Rupanya gadisnya itu sangat pintar dan cerdik untuk menyembunyikan desahannya. Leon tau pasti sedari tadi Jazmine tersiksa karena mencoba menahan gairahnya.

Lalu Leon mengeluarkan tangannya dari balik celana dalam Jazmine. Terlihatlah jari-jari Leon yang mengkilap karena cairan cinta wanitanya. Jari-jari biadab yang telah membuat vagina adik iparnya meleleh.

Di depan Liora dan Jazmine, Leon dengan sengaja mengambil roti panggang dan menuangkan susu kental manis berwarna putih di atasnya, lalu Leon sengaja mencolek sedikit susu itu menggunakan jari telunjuknya yang masih mengkilap karena sisa-sisa cairan Jazmine, kemudian Leon memasukkan jari telunjuknya yang sudah bercampur dengan cairan Jazmine dan susu kental manis itu ke dalam mulutnya, melumatnya dengan rakus dan penuh nafsu.

"Sllrppl... sllrppp..mmm.. ini enak sekali, ini sangat manis, aku jadi ingin terus mencicipinya." Ucap Leon sambil tersenyum menggoda kearah Jazmine. Jazmine yang masih sibuk mengatur napas pun hanya bisa menunduk lesu, suasana mendadak menjadi canggung dan menegangkan.

"Hahaha, honey kau ini ada-ada saja, itu kan susu kental manis, jelas saja itu manis." Kini suara Liora memecahkan kecanggungan di antara mereka, tanpa Liora mengetahui maksud dari perkataan Leon yang sebenarnya. "Oke kalau begitu aku berangkat kerja dulu." Leon langsung mengambil tas kerjanya dan mencium kening Liora lalu segera pergi ke kantor. Tak lupa Leon memberikan kedipan mautnya pada Jazmine yang masih sedikit terengah-engah.

Bersambung...

Affair With Brother in-law Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang