33

191K 5.2K 188
                                    

Leon pov

"Hallo"

"Tuan, nona Jazmine tidak ada di kamarnya, dia pergi dari penthouse. Semalam dia memberi kami obat tidur, sehingga kami tidak sadarkan diri tuan. Maafkan atas kelalaian kami tuan."

"Apa?! Sial! Cepat cari dan temukan dia! Atau ku pecat kau!"

Aku sangat terkejut dan marah, mendengar Jazmine pergi dari penthouse tanpa sepengetahuan siapapun.

Ck! Percuma saja aku menyuruh bodyguard-bodyguard itu untuk menjaga Jazmine, nyatanya mereka tidak bisa menjaga satu wanita saja.

Aku segera menelepon pilotku, aku akan segera pergi ke bandara, tunggu hukuman ku sayang.

----------------

Saat ini Leon tengah ada di dalam jet pribadinya, dia terus mengumpat sedari tadi, kenapa jet ini terasa terbang begitu lambat.

Sedari tadi Leon memerintahkan Hendrick untuk terus memberitahunya apakah Jazmine sudah di temukan atau belum. Informasi sekecil apapun Hendrick harus memberitahu Leon.

Leon melonggarkan dasinya, menyandarkan tubuhnya pada kursi jet itu. Memejamkan matanya, memcoba meredakan amarah dan rasa khawatirnya.

-------------

Sedangkan keadaan di penthouse Leon tengah kacau. Para pelayan dan penjaga ikut mencari Jazmine ke segala sudut penthouse, berharap ada petunjuk untuk menemukan keberadaan Jazmine.

Sebagian pelayan mencoba menenangkan Liora yang terus menangis dan panik.

Bagaimanapun Jazmine adalah keluarga satu-satunya yang tersisa, dan Liora sangat menyayanginya.

Liora tidak merasa aneh atau curiga, ketika dia tahu bahwa Leon menyuruh bodyguard untuk menjaga Jazmine. Dan dia pun setuju-setuju saja, Liora juga tidak ingin terjadi apa-apa pada adiknya.

"Hiks..bagaimana ini, kenapa adikku pergi dari penthouse ini?." Liora menghapus air matanya menggunakan tisu.
Sedangkan para pelayan itu mencoba menenangkannya, dengan mengusap-usap punggung dan tangannya.

"Ba..bagaimana jika terjadi sesuatu yang buruk padanya, hiks.." Liora membersihkan ingusnya.
"Nyonya, nyonya tidak boleh bicara seperti itu, nona Jazmine pasti akan baik-baik saja." Ucap salah satu pelayan menenangkan Liora.

"Kenapa tidak ada yang melihatnya pergi, kenapa tidak ada satu pun orang yang melihatnya pergi, hiks..hiks.."

Tangisan Liora masih saja berlanjut, dengan para pelayan wanita yang mencoba menenangkannya.

----------

"Bagaimana?" Tanya Hendrick di alat handie talkie pada bodyguard yang di tugaskan di kampus Jazmine.

"Nona Jazmine tidak ada di kampusnya, kami sudah mencari ke segala sudut dari kampus ini."

"Baiklah, terus lanjutkan pencarian kalian."

Hendrick melanjutkan pencarian dengan mobil. Dan di ikuti beberapa mobil lainnya di belakang.

Hendrick dan para bodyguard lainnya telah mencari di berbagai tempat penginapan di kota New York ini.
Kecuali.. ada satu tempat lagi yang belum mereka kunjungi.

Braxton Apartment, mereka segera meluncur ke sana.

---------------

Di apartemen Jazmine, Jazmine sedang menonton televisi sambil memakan cemilannya. Dia bingung harus melakukan kegiatan apa lagi.

Karena jika dia keluar, pasti sekarang para bodyguard suruhan Leon itu, sedang mencarinya.
Sebenarnya sejak tadi Jazmine merasa tidak tenang, dia takut akan ketahuan jika dia ada di sini.

Jazmine selalu melirik ke arah pintu Apartemen nya, berharap para bodyguard itu tidak bisa menemukannya.

-----------

Leon sudah sampai di Penthouse nya. Dia turun dari mobilnya dan segera masuk ke dalam penthouse.

Leon mendengar tangisan Liora di ruang tamu, Leon segera menghampirinya.

"Hiks..hiks.. Leon!" Setelah Liora melihat Leon, dia pun langsung berhambur memeluk Leon.

Leon membalas pelukan Liora. Para pelayan di sana hanya bisa menunduk.

Karena mereka tahu tuannya saat ini sedang dalam keadaan marah, terlihat dari raut wajah Leon yang mencoba menahan amarah.

"Leon, Jaz..Jazmine."

"Iya aku sudah tahu."

"Hiks.. kenapa dia pergi Leon?."

Leon tidak menjawab pertanyaan Liora, ponselnya berdering, dia segera melepas pelukan dari Liora.

Dan menjauh dari Liora untuk mengangkat telepon.

Dan telepon itu dari Hendrick, dia segera mengangkatnya.

"Hallo, bagaimana? Apakah kalian sudah menemukannya?."

"Sudah tuan, nona Jazmine ada di Braxton apartment, dia membeli salah satu apartemen disana, dan tadi kami mempunyai info dari resepsionis di sana bahwa nona Jazmine ada di kamar apartemen lantai 20 nomor 2102."

"Bagus, aku akan segera ke sana. Kalian jangan dulu menghampirinya, biar aku yang akan menghampirinya di apartemen itu."

"Baik tuan."

Leon segera memutuskan sambungan teleponnya.

Liora yang melihat Leon akan pergi lagi akhirnya bertanya, "hont, kau mau kemana?" Liora setengah berteriak pada Leon. "Mencari Jazmine." Liora terdiam melihat Leon sudah pergi.

Leon segera melangkah menuju mobilnya dan menjalankannya menuju Braxton Apartment.

Braxton Apartment? Bukan kah itu apartemen milik Logan? Leon bermonolog.

----------------

Leon sudah sampai di apartemen, dia segera melangkah masuk dan melihat para bodyguard nya yang ada di loby apartemen. Kedatangannya menjadi pusat perhatian orang-orang disana.

Bagaimana tidak? Seorang pria tampan dan terkenal di bidang bisnisnya, juga menjadi orang terkaya di New York saat ini, datang ke Apartemen Mewah itu dengan beberapa bodyguard nya.

Para wanita tidak bisa mengalihkan pandangannya dari Leon. Leon hanya menatap lurus kedepan, ekspresi wajahnya sangat datar, aura mendominasinya pun sangat kuat terasa.

Leon terus melangkah ke arah kamar apartemen Jazmine diikuti para bodyguard nya.

---------------

Jazmine saat ini sungguh ketakutan, sedari tadi ada yang terus menekan bel pintu apartemennya.

Dia takut kalau itu adalah para bodyguard Leon.

Akhirnya Jazmine mencoba untuk memberanikan diri. Dan mulai melangkah menuju pintu untuk membukanya.

Secara perlahan dia membuka kunci pintu, dan membukanya perlahan.

Yang pertama kali Jazmine lihat adalah sepasang sepatu hitam berkilap, tidak, bukan hanya satu tapi... beberapa sepatu hitam mengkilap.

Jazmine mendongakan kepalanya perlahan, dan betapa terkejutnya dia, itu adalah Leon dan... para bodyguard nya!

"Hallo sweet girl."
Sapa Leon dengan seringainya.

Ekspresi Jazmine kini sangat terkejut dengan wajah melongo dan mulut membentuk huruf O.

Dia merasa seperti sedang ada di adegan film-film action, dan dia adalah gadis yang akan di culik oleh orang-orang berjas dengan ekspresi datar.


Bersambung...

I'm sorry for typo😇

Affair With Brother in-law Where stories live. Discover now