22

249K 5.2K 37
                                    


......

Bosan dengan aktivitas membolak-balik halaman majalah fashion nya sejak tadi, Liora putuskan untuk membuatkan cappucino panas untuk Leon.

Asap yang mengepul dari cappucino itu pun terlihat. Liora segera membawa cappucino itu ke ruang kerja Leon. Hatinya membuncah setiap melakukan hal apapun untuk Leon.

Setiap langkahnya menuju ruang kerja Leon pun diiringi dengan senyum manisnya.

Ketika Liora sudah sampai di dalam ruang kerja suaminya, ternyata tidak ada siapapun disana.

Hanya ada barang-barang elektronik yang biasa Leon gunakan untuk bekerja, dan beberapa dokumen di atas mejanya.

"Dimana Leon?" Ucap Liora lebih bertanya pada dirinya sendiri.
Liora meletakkan gelas yang berisi cappucino panas itu di meja kerja Leon. Liora berpikir mungkin saja Leon sedang ada di dalam kamar mandi.

Ruang kerja Leon ini memang di design senyaman mungkin, mulai dari  Ac, TV, Kamar mandi, dan ada beberapa alat canggih yang melengkapi ruangan itu.

Ketika Liora membuka pintu kamar mandi, ternyata di situ juga tidak ada Leon, "kemana ya dia?" Liora bertanya pada dirinya lagi.

Liora putuskan untuk mencari Leon di ruangan lain. Saat Liora akan menaiki tangga dia melihat Leon keluar dari kamar Jazmine.

Dengan menengteng laptop nya Leon berjalan menuruni tangga, dan matanya tak sengaja menatap mata milik Liora yang sedang melihat bingung ke arahnya.

"Kenapa kau keluar dari kamar Jazmine, hont?" Tanya Liora saat Leon sudah ada di hadapannya.

"Ada beberapa hal yang harus aku tanyakan pada Jazmine." tentunya itu hanya alasan Leon. "Hal apa?" Tanya Liora yang dahinya sudah mengernyit bingung mendengar alasan Leon.

"Kuliahnya. Sudah aku mau ke kamar dulu, aku lelah ingin tidur, kau pun cepatlah tidur Liora, ini sudah malam." Leon pun berlalu pergi dari hadapan Liora.

Aku akan menyusul. Ucap Liora dalam hati. Liora putuskan untuk berkunjung sebentar ke kamar Jazmine.

Suasana penthouse ini sudah mulai sepi, karena bebrapa pelayan dan penjaga sudah tidur.

Liora mengetuk pelan pintu kamar Jazmine, takut kalau adiknya itu sudah tidur. Tak lama Jazmine membukakan pintunya, wajahnya sedikit terkejut, mendapati Liora di depannya.

"Hai Jaz, maaf aku mengganggumu." Ucap Liora di selingi cengiran khas nya.

"A..ah tidak papa kak, aku masih beluk tidur, kakak ada perlu apa ke kamarku malam-malam?"

"Bisakah kita mengobrolnya di dalam, aku ingin bercerita padamu."

"Oh, ayo kak." Jazmine mempersilahkan Liora masuk.
Liora pun langsung duduk di sisi kasur queen size Jazmine, Jazmine pun ikut bergabung bersama Liora, dia duduk di samping Liora.

"Kenapa kak?" Jazmine memulai pembicaraan, dia melihat wajah kakknya yang sendu, seperti sedang memikirkan sesuatu.

"Aku merasa akhir-akhir ini Leon berbeda--" napas Jazmine mulai tercekat ketika Liora mulai membahas soal Leon.

"Bahkan aku merasa sikapnya berubah setelah kami menikah, aku tidak tahu aoa yang terjadi padanya Jaz, aku sudah berusaha melakukan segalanya dengan baik, aku menjadi istri yang baik untuknya, aku melayaninya, tapi sepertinya tetap saja Leon bersikap dingin padaku--"
Liora menghela napas sebentar.

"Aku bingung Jaz, hiks.. apa yang harus aku lakukan agar Leon seperti dulu lagi, Leon yang hangat padaku, Leon yang tidak pernah mengacuhkanku, Leon yang selalu memperhatikanku, aku merindukan dia yang dulu Jaz, hiks..hiks." Jazmine mulai panik melihat Liora yang mukai terisak.

"Kak, sudahlah jangan menangis." Jazmine memeluk Liora yang terisak.
Tangisan Liora semakin menjadi kala Jamzine memeluknya.

"Hiks.. apa yang harus aku lakukan Jaz, kenapa Leon berubah? Hiks..kenapa dia terus mengabaikanku? Apa aku harus berpisah dengannya?."

"Tidak kak, jangan lakukan itu! Ku mohon demi apapun kalian jangan berpisah, ku mohon kak--" sekalipun aku yang harus menjadi penyebab kalian berpisah, ku mohon jangan sampai kalian berpisah, biar aku saja yang menjauh. Tambah Jazmine dalam hati.

Dia tidak tega melihat kakaknya begitu terpuruk karena Leon, dan secara tidak langsung Jazmine juga menjadi penyebab kakanya seperti ini.

"Mungkin Leon sedang lelah karena urusan perusahaannya kak, jadi sikapnya seperti itu."

"Tapi dia tidak pernah seperti ini sebelumnya Jaz, aku curiga, kalau dia mempunyai wanita lain selain aku."

Deg..

------------------

Mempunyai wanita lain selain aku..

Mempunyai wanita lain selain aku..

Mempunyai wanita lain selain aku..

Mempunyai wanita lain selain akh..

Kata-kata Liora terus terngiang di kepalanya, sehingga membuatnya sulit tertidur semalam, Jazmine mencoba untuk tidak peduli, tetapi kata-kata itu seperti menghantuinya.

Kini Jazmine sudah rapih dengan kaos panjang putih di balut jaket berwarna merah, celana jeans berwarna biru tua serta make up tipis dan rambut yang di biarkan tergerai.

Jazmien bersiap untuk berangjat ke kampusnya, dia mengambil tas selempangnya dan mengambil ponsel yang tergeletak diatas kasur. Saat dia akan memasukkan ponsel itu ke dalam tasnya, tiba-tiba nada dering ponselnya berbunyi.

Panggilan masuk dari Aland.

Segera saja Jazmien menekan tombol hijau pada ponselnya, dan dia langsung tersambung dengan Aland.

"Hallo Jaz?"

"Oh hai Aland."

"Telepon mu terputus semalam, apa kau baik-baik saja?"

"Yeah, I'm Fine. Aku hanya buru-buru karena aku harus menyelesaikan tugasku yang harus di kumpulkan hari ini. Aku..minta maaf untuk itu."

"Oh no problem babe, haha bagaimana mau ku jemput?"

"Mmhh.. Maaf Aland aku tidak bisa, aku akan berangkat bersama kakak iparku."

"Oh.. ya sudah tidak papa, sampai bertemu di kampus Jaz."

"Sampai bertemu juga Aland."

Jazmine langsung memutuskan panggilannya, Jazmine mendengar nada kecewa dari suara Aland.

Tidak papalah dari pada Leon mengamuk nantinya. Pikir Jazmine.





Bersambung...

Affair With Brother in-law Où les histoires vivent. Découvrez maintenant