19

268K 5.6K 79
                                    

Mumpung lagi mood langsung lanjutin cerita :)
--------------

Sedari tadi Liora yang terus mengoceh keinginannya untuk mempunyai anak, Jazmine hanya melamun saja, memikirkan bagaimana nanti kalau sampai Liora hamil? Dan pemikiran paling buruknya adalah bagaimana nanti kalau dia juga hamil? Jazmine terus memikirkan kemungkinan-kemungkinan buruk yang akan menimpanya ke depan nanti.

Jam sudah menunjukan pukul 08:35 pm. Dan Leon masih belum juga pulang. Tiinn.. bunyi klakson mobil terdengar di depan, menandakan Leon sudah pulang.

Terlihat raut wajah gembira dari Liora, akhirnya suami yang di tunggu-tunggunya datang juga. Segera saja Liora menghampiri Leon yang masih ada di depan.

Liora membuka pintu utama penthouse nya. Terlihatlah Leon yang sudah turun dari mobilnya dan menyerahkan kunci mobilnya pada anak buahnya untuk segera memarkirkannya ke bagasi.

Leon memang mempunyai beberapa ank buah yang khusus untuk melindunginya dari segala musuhnya di dunia bisnis maupun untuk hal-hal yang lain.

Leon melihat Liora yang mendekat menghampirinya, wanita yang berstatus sebagai istrinya itu memasang wajah berseri saat melihatnya.

Leon tersenyum masam, kenapa tidak Jazmine saja yang menghampirinya?
Leon sendiri pun terkadang merasa bersalah dengan apa yang di lakukannya pada Liora, wanita cantik, baik, dan polos.
Akan kah semua sikap Liora itu berubah, jika dia mengetahui semuanya, sungguh di sayangkan mengkhianati cinta tulis dari wanita se-baik Liora.

Liora pun memeluk tubuh Leon dengan erat, mau tak mau Leon pun membalas pelukan Liora, itu hanya sebagai penghargaan karena Liora sudah rela menunggunya pulang.

"Apakah kau lelah?" Tanya Liora yang sudah melepaskan pelukannya pada Leon. "Sedikit." Leon menghembuskan napas lelah. "C'mon honey, kau harus segera masuk, kau sangat terlihat kelelahan." Tanpa basa-basi lagi dan karena dirinya sudah cukup lelah mengurusi masalah perusahaan, Leon menuruti perkataan Liora dan mereka pun masuk ke dalam penthouse bersama.

Saat mereka melewati ruang tengah, Leon melihat wanita yang sedari tadi ingin di temuinya, tengah duduk melamun.

Apa yang sedang kau pikirkan, baby? Leon membatin.

"Aku akan menyiapkan air hangat dulu untukmu, hont." Setelah itu Liora pun pergi menyiapkan air hangat untuk Leon mandi. Karena ini sudah malam, Liora tidak membiarkan suaminya itu untuk mandi air dingin, dia tidak ingin Leon sakit, Liora sangat menjaga kesehatan Leon.

Leon pun mendekati Jazmine yang masih tenggelam dengan pikirannya sendiri. Hingga Leon duduk di sampingnya pun, Jazmine belum bereaksi apapun, dia belum sadar dengan keberadaan Leon di sampingnya.

Leon menyelipkan anak rambut Jamzine ke belakang telinganya, "apa yang sedang otak cantikmu itu pikirkan, darl?" Jazmine pun sadar setelah Leon berbicara. Dan Jazmine menyadari keintimannya dengan Leon, sehingga dia menggeser duduknya menjadi sedikit jauh dari posisinya tadi.

"Kenapa kau menghindariku sayang?"
Jazmine tertunduk.
"Apa kau marah?" Jazmine masih saja tertunduk, tidak mau menjawab pertanyaan Leon. Leon semakin bingung dengan sikap Jazmine yang tidak biasanya.

"Hey sayang, Jawab aku, kenapa kau terus diam seperti ini?" Leon menggenggam tangan Jazmine, dan Jazmine berusaha melepaskan tangan Leon dari tangannya.

"Jazmine, sayang dengarkan aku, apa kau marah padaku karena aku tidak menemanimu sampai pulang tadi?"
Ucap Leon yang mulai panik dengan sikap Jazmine, dia tidak bisa kalau harus di diamkan oleh Jazmine seperti ini, Leon tidak tahan di diamkan apalagi membuat Jazmine membencinya.

Leon mulai menangkup kedua pipi Jazmine yang mulai sedikit lebih berisi, mengusapnya lembut, dan menatap Jazmine dengan lembut.

Leon mengangkat dagu Jazmine, sehingga tatapan mereka berdua bertemu, posisi mereka sangat intim saat ini.

"Sayang jawab aku sekali lagi, apa kau marah padaku?"

Iya.

"Kenapa kau seperti ini, Jaz?"

Karena kau. Karena kau aku jadi selerti ini, aku terus memikirkan kemungkinan-kemungkinan buruk yang akan menimpaku nanti. Bagaimana jika aku sampai hamil anakmu? Bagaimana kalau nanti nyatanya kau hanya mempermainkanku? Bagaimana jika nanti semua ucapan cintamu itu palsu? Dan bagaimana jika...akhirnya kau lebih memilih Liora.
Aku sudah menyerahkan semuanya padamu, hatiku, tubuhku, bahkan kehormatanku. Jazmine menjawab semua pertanyaan Leon dalam hatinya.

Sehingga tanpa di sadari air mata pun mulai jatuh menelusuri pipi mulusnya, Jazmine menghempaskan tangan Leon dan segera berlari ke arah kamarnya, meninggalkan Leon yang diam mematung.

Bersambung...

Affair With Brother in-law Where stories live. Discover now