35

215K 5.7K 224
                                    

"Leon, aku mohon jangan seperti ini."
Jazmine menyerah dan memohon, bagaimana tidak? Kini seluruh alat gerak tubuhnya sudah ada dibawah kuasa Leon, dia tidak bisa melakukan apa-apa lagi, selain memohon.

Leon menyeringai, tatapannya tertuju pada leher jenjang Jazmine. Leon mendekatkan bibirnya kesana, menghembuskan napas seolah menggoda si empunya.

Leon semakin menekan kejantanannya yang sudah mengeras itu ke vagina Jazmine.

"Kau bisa rasakan itu, sayang?" Leon berbisik di telinga Jazmine, Jazmine mencoba menahan desahannya.

"Dia sangat menginginkanmu, dia sangat ingin berada didalam mu." Leon mengecup telinga Jazmine dan menekan dengan kuat kejantanannya pada vagina Jazmine yang masih sama-sama terhalang oleh kain.
Tetapi tetap memberikan efek yang luar biasa untuk mereka berdua.

"Aahh..Leon."

"Iya, terus sebut namaku sayang."

Leon mengecup dan menjilat leher Jazmine, memberikan banyak tanda di sana. Sedangkan tangannya bergerak aktif untuk membuka seluruh pakaian Jazmine.

Leon menyudahi aksi cumbuannya di leher Jazmine, dia tersenyum melihat banyak tanda yang dia buat di leher Jazmine.
Dan senyumannya semakin berkembang menjadi seringaian saat dia melihat tubuh Jazmine sudah tidak terbalut apapun lagi.
Bahkan pakaian dalamnya pun sudah tidak ada ditubuhnya.

Sedangkan Leon masih memakai pakaian lengkap, Leon mulai mencium payudara Jazmine yang makin besar dan bulat itu, Leon mengulum puting Jazmine yang sudah tegak menantang itu.
Tak membiarkan payudara satunya lagi cemburu, Leon pun meremasnya.

"Ahh.. Leon--"

"Iya, sayang?"

"Aakhh!"

Jazmine pun menjerit keras, karena tiba-tiba Leon langsung memasukkan sekaligus kejantanannya ke dalam lubang vaginanya, "ughh.. kau sangat ketat dan nikmat sweety." Leon mendesah nikmat setelah merasakan seluruh kejantananya masuk ke dalam lubang vagina Jazmine, dia melepaskan hasratnya yang beberapa hari tidak tersalurkan.

Lama kelamaan ritmenya mulai terada, Leon semakin mempercepat hentakan pinggulnya, "aahh..sshh." desahan Jazmine semakin terdengar, kini tangannya pum sudah di lepaskan oleh Leon, dan kini tangannya bergerak bebas meremas rambut hitam Leon.

"Oughh.. Leon."

"Yes baby?.. ugh.. kau sungguh nikmat." Desahan-desahan mereka pun saling bersahutan dan mereka larut dalam kenikmatan berkali-kali.

-------------------

02.00 am

Jazmine terbangun, karena tenggorokannya minta diisi air, lalu dia alihkan pandangannya ke arah jam, masih pukul 2 pagi. Jazmine berusaha menyingkirkan tangan Leon yang memeluknya dari belakang.

Jazmine memandang sebentar wajah tampan Leon, ketika tertidur Leon terlihat sangat tampan dan polos, berbeda dengan ketika dia sadar.

Pipi Jazmine memerah membayangkan kejadian tadi, mereka melakukan 'itu' sebanyak 3 kali, dan Leon beralasan kalau itu semua adalah hukuman untuknya, Leon pun menumpahkan spermanya di dalam vagina Jazmine, hingga saat ini Jazmime merasa vaginanya terasa lengket karena cairannya dan sperma Leon.

Oh iya! Dia juga membawa obat pencegah kehamilan itu, untung saja, saat tadi Leon membawanya ke mansion ini, Jazmine sudah membawa obat pencegah kehamilan itu di dalam kantong celananya. Jazmine memakai kemeja putih Leon yang tergeletak di lantai.

Jazmine mencari-cari kemana Leon melempar celanananya. Akhirnya Jazmine dapat menemukannya, celananya ada di dekat sofa, Jazmine melirik ke arah Leon yang masih terlelap tidur, mungkin Leon kecapean.

Affair With Brother in-law Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang