42

168K 4.9K 144
                                    

Brukk!

Jazmine merasa tubuhnya terhempas dan mendarat di lantai yang dingin itu.

"Aw.. shh" Jazmine mengusap pantatnya yang baru saja mencium lantai.

Tiba-tiba seseorang mengulurkan tangannya untuk membantu Jazmine bangun, Jazmine pun menerima uluran tangan dari seorang pria itu.

"Maafkan aku nona." Ucap pria itu.
Tatapan mereka berdua bertemu, "kau?" Ucap Jazmine dan Logan secara bersamaan. "Maaf kan aku nona aku tidak sengaja, apa kau terluka?" Ucap Logan pada Jazmine, "a..ah tidak, aku tidak papa, lagi pula tadi aku yang menabrakmu." Jazmine menggaruk tengkuknya yang tidak gatal dan tersenyum kikuk.

Logan terkekeh dan berbicara " kenapa saat kita bertemu selalu di awali dengan kita yang bertabrakan?" Jazmine ikut terkekeh, mendengar ucapan Logan.

"Oh iya, kita belum kenalan, aku Logan Braxton." Logan mengukurkan tangannya bermaksud untuk bersalaman dengan Jazmine.

"B..Braxton? Kau..? Kau pemilik apartemen mewah itu?" Jazmine memasang wajah terkejutnya, sambil menyambut uluran tangan Logan.

Logan tersenyum menanggapi ucapan Jazmine, baginya sudah biasa mendengar seseorang terkejut, terpesona, ataupun memuji dirinya.

"Iya, bukannya sombong, aku juga memiliki beberapa apartmen, perusahaan dan restoran."

"Wow." Jazmine berdecak kagum.

"Oh iya, dan aku belum mengetahui siapa namamu nona?"

"A..ah Jazmine, namaku Jazmine, Tuan Braxton."

"Tidak usah terlalu formal padaku nona Jazmine." Logan memasang senyum terbaiknya.

Jazmine kadang merasa heran, kenapa Logan mudah sekali tersenyum? Tanpa Jazmine sadari di balik senyuman, tatapan lembut, dan sikapnya yang ramah, tersimpan banyak hal yang ingin di ketahui Logan tentang kehidupannya.

"Dan kenapa kau bisa di sini?" Tanya Logan.

"A..aku di ajak kakak iparku Leon, dia menyuruhku untuk belajar bagaimana caranya mengelola perusahaan. Karena aku kuliah mengambil jurusan bisnis." Jelas Jazmine, huhh.. untung saja dia mempunyai alasan yang bagus untuk mengatasi pertanyaan Logan.

"Oh begitu? Lalu sekarang kau mau kemana?" Tanya Logan lagi.

"Sekarang aku ingin kembali ke ruangan Leon. Oh iya, kata sekretari Leon, katanya kau ada meeting dengan Leon?"

"Iya, dan sekarang aku juga akan langsung menuju ruang meeting, karena Leon menyuruhku tadi. Kalau begitu aku permisi dulu nona Jazmine." Logan mengedipkan sebelh matanya pada Jazmine dan berlalu pergi.

Jazmine sedikit aneh dengan tingkah Logan. Karena dia tidak mau ambil pusing akhirnya dia tidak menghiraukannya dang langsung melanjutkan langkahnya untuk kembali ke ruangan Leon.

------------------

Cklekk

"Sayang kau darimana?" Baru saja Jazmine membuka pintu ruangan khusus CEO itu, dia sudah di hadiahi pertanyaan oleh Leon.

"maaf aku keasikan berkeliling tadi."
Jazmine menatap Leon yang sedang duduk di kursi kebesarannya, kelihatannya Leon sudah siap untuk pergi ke ruang meeting.

"Ya sudah, ayo." Leon menghampiri Jazmine dan langsung menarik tangannya untuk mengikuti Leon, tetapi Jazmine menahan tangannya yang di tarik Leon.

"E..eh tunggu! Kau serius akan mengajakku dalam meeting membosankan itu?" Tanya Jazmine.

"Iya, dan tidak ada penolakkan!" Leon kembali menarik tangan Jazmine. Tetapi Jazmine menahannya lagi.

"Tapi---"

"Ikut atau kita akn bercinta disini sekarang juga!" Ancam Leon membuat nyali Jazmine menciut.

Akhirnya Jazmine paarah ketika Leon menarik tangannya untuk mengikutinya.

----------------

Di ruangan meeting hanya ada Leon, Logan, Jazmine dan satu rekan bisnis mereka yang sedang menjelaskan proyek yang akan di bangun lewat infokus.

Jazmine duduk di samping Leon, sedangkan Logan, dia duduk di depan Leon dan Jazmine, jarak mereka hanya di batasi oleh meja yang berada di tengah saja.

Logan fokus memperhatikan apa yang sedang di jelaskan oleh rekan bisnisnya di depan.
Sedangkan Leon? Jangan di tanya lagi, sedari tadi dia terus memperhatikan Jazmine, tanpa memperhatikan sedikitpun apa yang di jelaskan oleh rekan bisnisnya yang sedang menjelaskan di depan.

Malah dia sibuk menggoda Jazmine, dengan mencoba menggerayangi paha mulusnya.
Sedari tadi pula Jazmine sibuk menyingkirkan tangan-tangan nakal Leon yang mencoba menyingkap rok selututnya.

Sampai saat Leon hampir menyingkap seluruh rok Jazmine, suara deheman Logan pun menghentikan aksinya.
"Ekhem." Logan seolah tak sengaja melakukan itu, lalu dia kembali fokus lagi pada apa yang di jelaskan di depan.

"Ck!" Leon memdecak kesal. Terpaksa dia menghentikan perbuatannya, dan mencoba fokus pada apa yang di jelaskan di depan.

Jazmine pun bersyukur, Logan telah menyelamatkannya dari singa yang ada di sampinya itu.

Dasar pria yang tidak tahu tempat. Batin Logan.

----------------

Logan POV

Sedari tadi aku terus merasakan pergerakan yang tidak nyaman dan mengganggu konsentrasiku, siapa lagi kalau bukan dua orang yang ada di depanku.

Sebenarnya sudah sedari tadi aku ingin menegur mereka, tepatnya Leon, pria itu tidak bisa profesional sekali.
Dan lebih parahnya dia mencoba menggoda adik iparnya, memalukan!

Sampai ku rasakan meja pun bergetar karena pergerakan-pergerakan kecil Jazmine, memcoba untuk menolak sentuhan Leon.

"Ekhem."

Akhirnya aku pura-pura memberaihkan tenggorokkanku, dan menoleh lagi ke depan memperhatikan lagi apa yang di jelaskan. Dan ku dengar decakan kesal terdengar dari Leon.
Aku pun tertawa dalam hati.

Dasar pria yang tidak tahu tempat. Batinku.

Bersambung...
I sorry for typo :)

Affair With Brother in-law Where stories live. Discover now