59

138K 4.7K 185
                                    


"Tidak, tidak biar aku saja, kau duduklah di situ, kau kan tamu, lagian sudah ada pelayan yang membantuku." ucap Liora yang melarang Logan untuk membantunya membereskan piring-piring setelah mereka selesai sarapan.

"tidak papa aku sudah biasa melakukan ini, di mansion ku aku tiggal sendiri, ada beberapa pelayan, tetapi mereka ku suruh untuk bekerja dari jam 7 pagi sampai jam 8 malam." ucap Logan sambil membawa piring-piring kotor itu ke tempat pencucian piring.

"sini tuan, biar saya saja." ucap salah satu pelayan yang menghampiri Logan.

"Tidak usah, kau kerjakan saja yang lainnya."

Liora memperhatikan Logan yang sedang membersihkan meja makan, jas kantornya sudah di lepas dan disampirkan di kursi meja makan. "sudahlah Logan, serahkan saja pekerjaan itu pada pelayan, kau kan harus ke kantor, nanti kau bisa terlambat." Liora memandang Logan. "sebentar lagi ini selesai." Logan tersenyum pada Liora, Liora pun membalas senyum Logan.

"selesai." ucap Logan bangga karena telah selesai membersihkan meja makan, Liora menggelengkan kepalanya karena melihat tingkah Logan.

"Mmh.. Lio, aku harus segera berangkat bekerja." Logan mengambil jas kantornya lalu memakainya. "baiklah, hati-hati menyetirnya." lalu Liora mengantarkan Logan keluar.

"Terimakasih atas sarapan lezat nya."

"sama-sama."

Saat logan akan pergi menuju mobilnya yang sudah terparkir, tiba-tiba Liora menahannya.

"Eh tunggu, maaf dasimu.." lalu Liora mulai meraih dasi yang sudah di pakai Logan, dan sedikit membenarkannya, Logan tersenyum lembut pada Liora yang tengah membenarkan dasinya, jika ada orang yang melihatnya mereka tampak seperti pasangan suami istri yang serasi.

Tanpa sadar Logan sudah melingkaran tangannya di pinggang Liora, Liora yang tadinya tengah fokus membenarkan dasinya, tiba-tiba menghentikan aktifitasnya, dengan ragu-ragu Liora mendongakan kepalanya menata Logan, jujur saja karena tingginya hanya sebatas dada bidang lelaki itu.

Pandangan mereka berdua bertemu, "terima kasih, Lio." Logan mengecup kening Liora.

Oh tidak! pasti sekarang pipi Liora tengah memerah, dan pelukan Logan di pinggangnya pun seolah menandakan bahwa Logan adalah pria nya.

Entah siapa yang mulai melepaskan pelukan hangat itu, yang jelas sekarang mereka tengah sama-sama gugup. "ekhem, bolehkah aku sering-sering kesini?" Logan berusaha mencairkan suasana yang terasa canggung itu. "tentu." Liora berusaha menormalkan detak jantungnya yang tengah berdetak dengan cepat itu.

"kalau begitu aku pergi dulu ya."

"iya."

"jangan merindukanku." Logan mencoba menggoda Liora. Entah kenapa Logan senang saat melihat semburat merah di pipi Liora.

"jangan menggodaku, Logan." Liora tersenyum malu-malu.

"haha, baiklah sampai jumpa nanti sore."

"kau akan berkunjung lagi?"

"iya."

"ya sudah cepatlah pergi."

"kau mengusirku, cantik?"

"bu..bukan begitu, nanti kau akan terlambat ke kantor, jika masih ada disini."

"hmm.. baiklah sayang." Logan langsung pergi menghampiri mobilnya, setelah dia berada di dalam mobil, dia langsung menyalakan mesin mobilnya, dan mobil itu pun pergi dengan kecepatan sedang.

Logan meninggalkan Liora dengan keadaan pipinya masih menampakkan semburat merah itu.

"Huhh.. apa-apaan dia ini." Liora akan segera masuk ke dalam penthouse, tetapi langkahnya terhenti dia mendengar penjaga yang membukakan pintu gerbang lagi.

Affair With Brother in-law Where stories live. Discover now