15

318K 5.8K 30
                                    

Saat sudah memasuki mall pun posisi mereka masih tetap sama, Liora yang bergelayut manja pada Leon, dan Leon yang masih setia memluk posesif pinggang Jazmine. Sedangkan Jazmine? Dari tadi dia merasa gelisah, bagaimana tidak? Sedari tadi banyak lengunjung mall yang memperhatikan mereka bertiga.

Dan orang yang melihat mereka pun merasa bingung sekaligus terheran-heran. Satu wanita bergelayut manja pada si lelaki, dan si lelaki malah memeluk erat pinggang perempuan yang di sebelahnya lagi. Mereka pasti bertanya-tanya, siapa sebenarnya kekasih lelaki itu?

------

Mereka bertiga pun akhirnya sampai di bioskop. Liora dan Jazmine berdiri di pojokan menunggu Leon yang sedang memesan tiket nonton mereka. Leon memilih fim terbaru yang bergenre romantis.

Leon pun pergi menghampiri Liora dan Jazmine dengan membawa tiga buah tiket film.

"Ini, aku sudah membeli tiketnya. Filmnya akan di mulai satu jam setengah lagi." Ucap Leon sambil menunjukan tiketnya.

"Oh syukurlah hont, jadi kita bisa cepat-cepat pergi beberlanja." Ucap Liora excited.

Lalu pandangan Leon terarah pada Jazmine yang sedari tadi diam saja. "Jazmine apakah kau sakit?" Tanya Leon yang refleks memegang sebelah pipi Jazmine.

Jazmine pun terkejut dengan apa yang di lakukan Leon. Jazmine pun menyingkirkan tangan Leon yang berada di pipinya dengan hati-hati.

"Tidak. Aku tidak papa kak." Tiba-tiba rahang leon mengeras seketika karena mendengar sebutan 'kak' ataupun Jazmine yang menolak sentuhannya.

"Benar kau tidak apa-apa? Sedari tadi kau hanya melamun." Kini Liora yang ikut berbicara.
"Tidak. Aku tidak apa-apa, sungguh." Jazmine pun meyakinkan Liora bahwa dirinya baik-baik saja.

Sebenarnya Jazmine hanya takut. Takut kalau Liora mengetahui semuanya. Karena sedari tadi Leon terus menunjukan perlakuan yang berlebihan padanya.

"Ya sudah, ayo kita berbelanja selagi filmnya belum di mulai."
Ajak Liora. Akhirnya mereka pun pergi ke tempat berbelanja.

-------

Mereka bertiga pun sampai di tempat bernama Fashion styles. Tentunya banyak baju, celana dan tas, Jam tangan, serta barang lainnya yang mempunyai harga di atas rata-rata dan pasti berkualitas tinggi.

Liora langsung pergi ke tempat baju-baju ber-merk. Bila sudah menyangkut dengan belanja, Liora akan hanyut dalam dunianya sendiri.

Sedangkan Leon diam-diam mengekori Jazmine dari belakang. Dia terus memandang intens Jazmine dari belakang sambil memasukan kedua tangannya ke dalam celana jeans nya. Rambut yang tergerai, dress selutut yang hampir memperlihatkan setiap lekuk tubuhnya, serta kaki jenjangnya yang terekspos.

Sampai Jazmine pun terhenti di tempat yang ada berbagai macam perhiasan. Dia ingin membeli sebuah cincin untuk melengkapi koleksinya di rumah.

Jazmine masih belum menyadari bahwa sedari tadi Leon terus mengikutinya dari belakang.

Pandangan Jazmine pun terus tersapu pada seluruh jajaran cincin yang sangat berkilau. Sampai pandangannya jatuh pada sebuah cincin yang di letakkan khusus dengan kotak kaca transparan.cincin itu berwarna perak, dan di tengahnya terdapat ukiran-ukiran dengan mutiara kecil yang sangat berkilau.

Itu adalah cincin keluaran terbaru yang sangat di incar oleh banyak kaum hawa di luar sana.
"Kau suka itu?" Tiba-tiba Jazmine pun menolehkan pandangannya ke samping, dan terlihatlah Leon yang sedang memandang cincin yang tadi di pandangnya juga.

Jazmine menatap kaget pada Leon. Kenapa dia bisa ada di sini? Bukankah tadi Leon tidak mengikutinya? Dan Jazmine baru ingat, kalau Leon paling tidak suka menemani seorang wanita berbelanja, sekalipun Liora yang notabennya adalah istrinya pun dia tidak pernah menemani Liora berbelanja.

Karena menurut Leon menemani wanita berbelanja adalah hal yang sangat membosankan. Tapi ada apa dengannya saat ini? Jelas saja dia sedang menemani Jazmine berbelanja.

"Kenapa kau ada di sini?" Tanya Jazmine. Leon pun mengalihkan pandangannya yang semulanya menatap cincin menjadi menatap Jazmine.

"Kenapa aku ada disini? Tentu saja untuk menemanimu." Ucap Leon enteng. "Maksudku, tapi..ke..kenapa bisa kau menemaniku, seharusnya kau menemani kak Liora."

"Apa kau tidak lihat sayang?, sedari tadi banyak pria-pria yang menatapmu 'lapar' . Dan aku tidak suka jika tubuh wanitaku di pandangi oleh lelaki lain. Hanya aku yang boleh memandangi tubuhmu! Dan hanya aku yang boleh memiliki mu!"

"Dengar Leon, aku bukan siapa-siapamu, aku bukan kekasihmu ataupun wanitamu. Aku hanya adik iparmu, adik iparmu! Itu saja. Jadi kau tidak mempunyai hak apapun untuk memiliki diriku apalagi dengan tubuhku!"

Leon sempat tersentak beberapa saat, dengan omongan Jazmine. Tapi akhirnya leon tersadar dan kemarahan mulai menguadai dirinya. Leon tersinggung dengan apa yang di katakan Jazmine. Apakah Jazmine tidak ingat tentang malam percintaan mereka yang panas? Apakah itu semua bagi Jazmine hanya hembusan angin semata?.

"Akan ku buat kau sadar siapa dirimu sebenarnya bagiku, sayang."

Leon pun menarik tangan Jazmine sedikit kasar, ke arah ruang ganti baju.
Jazmine pun terus meronta untuk melepaskan tangannya dari cengkraman tangan Leon yang sangat kuat.

Kebetulan keadaan di sekitar mereka sedang sepi, entah kemana perginya orang-orang. Seolah mendukung aksi perbuatan Leon padanya.

Brukk!

Leon pun sedikit kasar membanting Jazmine ke arah tembok ruang ganti baju. Lalu Leon menutup pintu ruang ganti baju itu dan menguncinya.

Jazmine sedikit meringis, karena punggungnya merasakan sakit karena di banting oleh Leon.

Leon pun menyeringai ke arah Jazmine. Dan mulai mengunci tubuh Jazmine dengan mengurung Jazmine dengan kedua tangannya.

Mereka bertatapan dengan jarak yang begitu dekat.

"Akan ku buat kau sadar siapa dirimu sebenarnya bagiku, sayang." Ucap Leon dengan suara yang mulai serak.

Bersambung...

Affair With Brother in-law Where stories live. Discover now