48

148K 4.8K 869
                                    

"Apakah makanannya enak?" Tanya Logan pada Jazmine yang tengah menyantap makanannya.

Di meja mereka kini sudah tersusun dengan rapih dari mulai makanan  berat hingga dessert, semua itu di hidangkan secara mewah, Jazmine akui makanan khas eropa itu, mampu memanjakan lidahnya.

Sebenarnya Jazmine sudah beberapa kali mencicipi makanan khas dari eropa seperti ini, tetapi tidak pernah se-enak ini.

"Ini sangat enak." Ucap Jazmine. Logan terkekeh saat melihat Jazmine yang lahap memakan makanannya.

---------

Kini Logan dan Jazmine tengah menyantap dessertnya, mereka memulai obrolan-obrolan kecil.

"So, Jazmine, kau tahu, kita bisa menjadi seorang teman."

"Aku pun berpikir begitu." Ucap Jazmine sambil memakan dessertnya.

"Ceritakanlah dirimu." Ucap Logan yang langsung menghentikan Jazmine yang akan menyuapkan sepotong puding pada mulutnya.

"Aku? Kau kan sudah tahu siapa aku." Ucap Jazmine, berusaha menghilangkan kegugupannya, karena jujur dia takut jika Logan bertanya lebih jauh tentang kehidupannya.

"Maksudku, kehidupanmua, aku bertanya tentang bagaimana kehidupanmu, sejauh ini aku hanya mengenal namamu dan juga kau adalah adik ipar dari Leon."
Logan dengan sabar menanti jawaban Jazmine.

"Aah.. memangnya harus ya?"

"Jazmine, bagaimana kita akn menjadi seorang teman jika aku saja tidak tahu latar belakang kehidupanmu seperti apa."

"Mm.. baiklah, sejak kecil aku dan kakakku Liora tinggal bersama kedua orangtua kami, kami di besarkan dengan penuh rasa kasih sayang, sampai saat kami sudah dewasa Liora memutuskan untuk menikah dengan Leon, dan kedua orangtua kami pun setuju dengan keputusan kak Liora, tapi tak lama setelah kak Liora menikah kedua orangtuaku mengalami kecelakaan, dan nyawa mereka tidak bisa tertolong, mereka berdua meninggalkan aku dan kak Liora, dan orangtuaku berpesan pada Liora, agar aku terus bersama Liora, saling menjaga, dan jika ada masalah pun jangan sampai memecah belah kami." Jelas Jazmine.

"Kenapa kau tidak tinggal dengan saudaramu, nenekmu misalnya?"

"Nenek dan kakekku sudah meninggal, dan aku tidak mempunyai paman ataupun bibi, karena kedua orangtuaku adalah anak tunggal."

Logan mengangguk, menyatakan bahwa dia mengerti.

"Lalu bagaimana hubunganmu sekarang dengan Liora dan Leon?"

Deg.. akhirnya pertanyaan mematikan itu pun keluar dari mulut Leon.

"Ahh hubungan seperti apa maksudnya?"

"Ya.. hubunganmu dengan mereka, apakah baik apakah kau sedang ada masalah dengan mereka."

Sungguh sekarang Jazmine merasa seperti sedang di introgasi.

"Hubunganku baik." Keringat dingin mulai membasahi wajahnya.

"Hm baguslah, soalnya dari kebanyakan cerita yang aku dengar, bahwa tak jarang kakak ipar melakukan affair dengan adik iparnya."

"Uhukk..uhukk." ucapan Logan membuat Jazmine tersedak saat dia tengah memakan pudingnya, Logan segera memberikan Jazmine jus strawberry yang tadi di pesannya.

"Hati-hati makannya. Jangan sampai tersedak seperti itu." Logan membantu mengambilkan tisu yang sudah tersedia di meja mereka.

"Uhukk.. terimakasih." Ucap Jazmine yang masih sedikit terbatuk-batuk.

----------------

"Terima kasih sudah mengantarku pulang." Ucap Jazmine yang sudah keluar dari mobil Logan.

"Sama-sama, kapan-kapan bolehkan aku berkunjung ke sini lagi."

"Mm.. boleh." Jazmine memasang senyum terpaksanya, dia juga tidak enak kalau harus melarang Logan untuk datang lagi, takutnya dia dianggap tidak sopan.

Setelah mobil Logan pergi dari hadapannya, Jazmine mulai melangkah memaski penthouse.
Langkahnya terasa berat sekali, dia terus terpikir ucapan Logan di restoran tadi.

Ucapan Logan seperti mengena dalam hatinya. Jazmine akui dia telah merusak kebahagiaan orang lain, tapi itu semua bukan atas keinginannya, dia tidak bisa menolak dengan apa yang Leon lakukan padanya, dia hanya seorang wanita, wanita lemah yang tidak mampu menandingi kekuatan Leon.

Jujur Jazmine takut, bahkan sangat takut jika nanti dia memang mengandung anak dari Leon. Jazmine bersumpah jika dia sampai hamil dia akn pergi jauh dari kehidupan Leon dan Liora, dia jiga tidak akan memberi tahu pada siapapun bahwa nanti jika dirinya hamil.

Sudah cukup dia merusak kebahagiaan Liora, Liora sudah sangat baik padanya, dan Jazmine sebisa mungkin akan berusaha mencegah terjadinya perceraian antara Liora dan Leon.

Jazmine memasuki kamarnya dan mengunci pintu kamarnya rapat-rapat.
Dia membanting dirinya ke kasur, menutup wajahnya dengan bantal, dan menangis sejadi-jadinya.

Jazmine lelah dengan semuanya, dia ingin bisa melawan Leon, tetapi dia tidak bisa, dia lemah.

----------

Kini Liora tengah berjongkok menatap nisan kedua orangtuanya, ya.. dia putuskan untuk mengunjungi kedua makam orangtuanya itu.

Selain rindu, Liora juga ingin menyampaikan keluh kesah dan kesedihannya.

Liora mengusap kedua nisan orangtuanya, memang makam kedua orangtuanya sengaja di tempatkan berdampingan, karena itu adalah permintaan terakhir mereka, saat sebelum mereka meninggal.

"Mom, Dad, apa kabar? Apakah kalian bahagia di surga sana?"

"Aku sangat merindukan kalian."

"Hiks.. aku tidak tahu lagi harus mencari sandaran pada siapa lagi."

"Banyak hal yang telah aku lalui semenjak kalian tidak meninggalkanku."

Lalu Liora menceritakan semua hal menyedihkan yang pernah di laluinya pada makam kedua orangtuanya. Liora bercerita sesekali menyeka air matanya.

"Dad, mom, kurasa sampai disini dulu, karena langit sudah terlihat mendung, aku akan mengunjungi kalian lagi nanti, I Love you so much."
Lalu Liora menaruh sebuket bunga di masing-masing makam kedua orangtuanya.

Liora berlari-lari kecil saat rintik hujan mulai turun, sampai akhirnya hujan kian membesar, dan Liora pun terjebak, akhirnya dia memilih untuk berteduh di salah satu pohon, dia sudah keluar dari area pemakaman.

Liora mencoba memayungi dirinya dari air hujan menggunakan tas nya, meskipun dia tahu hal itu sia-sia, tapi setidaknya dapat sedikit melindungi dirinya.

Liora menyesal tidak membawa mobil sendiri, tadi dia berangkat menggunakan taksi.

Tiba-tiba ada seorang pria berjas hitam yang baru saja keluar dari area pemakaman, pria itu berlari-lari kecil sambil membawa payungnya.

Sepertinya pria itu bekerja di sebuah perusahaan. Pikir Liora.

Dan pandangan mereka berdua pun bertemu, pria itu segera menghampiri Liora, jujur Liora mulai nerasa sedikit takut sekarang, karena suasana di sekitarnya tidak ada seorang pun, kecuali dirunya dan pria ber jas hitam khas kantoran itu.

Bersambung...

I'm sorry for typo :)

Tim Leon mana?😅

Tim Jazmine mana?😅

Tim Liora mana?😅

Tim Logan mana?😅

Oh iya, bagi yang sedang menjalankan ibadah puasa, selamat berbuka puasa ya😊

Affair With Brother in-law Where stories live. Discover now