29. Baper

2.2K 168 5
                                    

Malam di kota Seoul sangat indah. Udara dingin, ditambah banyak orang yang berlalu lalang, tukang jualan dipinggir jalan. Ryn menarik tali tasnya, ia mencari dimana letak tempat yang dikirim Song.

Drett Drett Drett..

Ryn melihat ponselnya dan langsung mengangkat telfon dari Song. Ryn tersenyum dan melanjutkan langkah, ia sudah tau dimana Song berada.

"Hi, Unnie"

Song menoleh, tersenyum lalu menyuruh Ryn untuk duduk dihadapannya. Ryn langsung duduk. Tak lama kemudian seorang datang membawa nampan berisikan makanan.

Ryn menatap Song. "Unnie, udah pesen makan"

Ryn merasa tidak enak dengan Song, baru datang langsung dibelikan makan. Tapi saat mendengar ucapan Song lagi, akhirnya Ryn mengangguk dan memakan makanan yang ada dimeja.

Setelah 20 menit makan, akhirnya Ryn selesai dan tinggal menunggu Song yang belum habis. Ryn menoleh kesana kemari, entah kenapa ia tidak membawa mantel, udara malam ini benar - benar dingin.

"Jadi kamu bener - bener pengen tau tentang Hara Unnie?" Tanya Song. Ryn menoleh dan mengangguk.

Ke-kepoan Ryn udah akut.

"Jadi, Hara Unnie itu orang yang udah lama kerja sama Mr.Jinyoung, bahkan banyak orang kantor yang selalu menjodohkan mereka"

"Hara Unnie orangnya baik, penyabar dan dewasa. Hara Unnie engga pernah marah walaupun aku membuat kesalahan, Hara unnie udah aku anggep sebagai kakak kandung aku. Kita nginep di apart Hara Unnie dan sebaliknya"

"Dia juga bukan orang yang mudah tersinggung, Hara unnie orang yang punya rasa sabar yang banyak. Dia selalu sama Mr.Jinyoung kemanapun, saat Mr.Jinyoung ke luarnegeri pun Hara Unnie selalu ikut"

"Tapi, 1 tahun yang lalu, Hara unnie pergi jauh. Dia memutuskan untuk mengakhiri hidupnya, aku engga tau gimana jalan pemikira Hara unnie waktu itu, bahkan wajah bahagia Hara unnie selalu terlihat di kantor ataupun diluar, dia bahkan kaya engga punya masalah dihidupnya. But, semuanya salah, dia memutuskan untuk mengakhiri hidupnya, mungkin dia udah terlalu cape sama semuanya."

"Tapi, aku selalu yakin kalau Hara Unnie bahagia disana"

Ryn terdiam membisu mendengar cerita tentang sekertaris Jinyoung yang pertama. Ryn baru tau semuanya, ia kira Hara meninggal gara - gara kecelakaan atau sakit. Tapi Ryn salah.

Ryn tersenyum, "Mianhae"Ucap Ryn. Song menggeleng dan menatap wajah Ryn seakan berbicara "Engga apa - apa, kamu perlu tau semuanya".

"Gomawo, udah mau cerita tentang Hara Unnie"

"Kita sekarang jadi sekertaris Mr.Jinyoung, jadi kita harus kerja sama buat bikin Mr.Jinyoung engga marah - marah terus"Ucap Song. Ryn terkekeh dan mengangguk - angguk.

Ryn mengambil gelas yang berisikan coklat panas, "Emangnya Mr.Jinyoung sering marah - marah?"

Song terkekeh, "Engga, Mr.Jinyoung bahkan engga pernah marah. Tapi, cuma wajahnya doang yang dingin"

"Unnie pulang naik apa?"Tanya Ryn. Song melirik jam tangannya.

"Mungkin naik Taksi, kalau Ryn?"

"Kayanya aku sama adik aku"

Song mengangguk, "Jadi mulai besok kamu udah bekerja jadi sekertaris?"Tanya Song. Ryn mengangguk.

"Dua hari lagi Mr.Jinyoung ada urusan di Thailand"

Ryn membelakan matanya, "Thailand?"

"Jadi, kamu yang ikut ya?, Unnie mau di kantor aja"Ucap Song. Ryn menghela napas dan akhirnya mengangguk.

"Ok"

***

Ryn menelan salivanya ketika mendapatkan Jinyoung berada didepan pintu. Ryn menghela napas, ia tau bahwa dirinya salah karena tidak pamit pada Jinyoung tadi. Dan ini sudah jam 11 malam, jelas Jinyoung marah padanya.

"Kemana?"Tanya Jinyoung dengan wajah dingin dan mata tajam. Ryn menunduk karena tidak berani menatap wajah Jinyoung.

Jinyoung menarik Ryn menuju sofa ruang tamu. Ryn duduk, sedangkan Jinyoung berdiri dihadapannya. Entah kenapa Ryn mempunyai suami seperti ini.

"Tadi gue sama Hara unnie"Balas Ryn pelan. Jinyoung menghela napasnya, sudah 2 kali Ryn seperti ini, pergi tidak bilang dan pulang malam.

"Ryn, lo punya handphone kan?, gunanya buat apa?"

"Gue bener - bener lupa ji"

"Lo pulang naik apa?"

Ryn menatap wajah Jinyoung, "Gue sama Mark". Jinyoung mengangguk dan menyuruh Ryn untuk membersihkan diri dan istirahat. Ryn mengangguk.

Ryn beranjak dari sofa dan langsung berjalan menuju kamar, sedangkan Jinyoung lagi - lagi menghela napas. Jinyoung duduk disofa dan memejamkan matanya.

Ryn menoleh sebelum masuk kekamar. Ia memejamkan matanya, ia membuat kesalahan lagi, dan lagi. Ryn bodoh.

Ryn menutup pintu kamarnya. Ia menatap kedepan, Ryn menggeleng, ia menaruh tasnya dan mengambil pakaian dari lemari. Kemudian masuk kekamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.

Setelah 20 menit berada dikamar mandi. Ryn akhirnya keluar menggunakan piyama bermotif beruang, Ryn menatap Jinyoung ada dikamar ternyata membuat Ryn tidak ingin keluar dari kamar mandi.

Ryn berjalan langsung ke kasurnya, ia mengambil ponselnya dari tas dan tiduran lagi di atas kasur. Ryn memainkan ponselnya untuk membaca wattpad sebelum tidur, biasanya itu yang dilakukan Ryn ketika banyak pikiran.

Jinyoung berjalan kekasur, naik kekasur dan mengambil sebuah buku tebal yang selalu Jinyoung baca setiap malam. Ryn baca wattpad, Jinyoung baca buku. Berbeda tapi satu tujuan, yaitu BACA CERITA.

Ryn menaruh ponselnya dan beranjak dari kasur ia berjalan menuju meja rias untuk memakai scencare malamnya. Setelah 5 menit memakai semuanya, Ryn kembali kekasur.

Jinyoung menaruh bukunya dan menoleh dimana Rym berada. Ia tersenyum dan menarik tangan Ryn membuat Ryn langsung menatapnya.

"Lo marah?"Tanya Jinyoung. Ryn menggeleng.

"Bukannya lo yang marah?"

Jinyoung terkekeh, dan menggeleng. "Gue engga bisa marah sama lo, soalnya lo cengeng"

Ryn memukul lengan Jinyoung dan melepas tangan Jinyoung yang berada di lengannya. Tapi, Jinyoung malah menariknya semakin dekat.

"Ji, lo pernah nyesel sama semua ini?"

Jinyoung menggeleng, "Kenapa nyesel?"

"Engga, lupain aja"

Jinyoung menggeleng dan menyuruh Ryn untuk segera tidur. Tangannya berada dirambut Ryn sambil mengelus - ngelus, perlahan Ryn menutup matanya.

Jinyoung tersenyum.

****

kangen ga?

love, revi💚

marriage [REVISI ULANG] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang