49. Ryn dan Jinyoung

2K 135 17
                                    

Hari kelima Ryn koma. Akhirnya Jinyoung datang, ia masuk keruangan Ryn dan duduk disamping Ryn dan mengenggam jarinya

" Ryn bangun, aku disini, aku datang, jadi bangunlah. Tolong bangun demi aku." Jinyoung membelai wajah Ryn.

"Aku memang egois, tapi kamu selalu menerima aku, kamu selalu menunggu aku, kamu selalu memaafkan aku. Jadi bangunlah Ryn, aku ingin makan masakanmu lagi, menggodamu, bercanda denganmu aku ingin memiliki waktu yang tiada akhir bersamamu. Aku ingin mengatakan aku mencintaimu bukan lewat pesan di telpon." Jinyoung mulai terisak.

"Tolong jangan ambil dia tolong dengarkan aku, biarkan Ryn hidup. Berikan kami waktu lagi tolong"

Malam terasa begitu berat dan sepi hanya suara mesin alat bantu Ryn yang menemani Jinyoung pun terlelap disamping Ryn sambil terus menggenggam jari Ryn.

*****

"Jinyoung sayang."

"Ryn? Kamu tidur dengan nyenyak?"

"Aku ingin pulang Ji." Pinta Ryn.

"Kamu baru saja bangun, nanti kita pulang."

"Kamu tidak ingin mengatakan apapun kepadaku Ji?" Tanya Ryn.

"Apa?"

"Tidak ada? Aku sungguh kecewa, kamu sudah berjanji akan mengatakannya."

"Aku tidak tahu apa yang kamu bicarakan. Kamu saja yang mengatakan duluan." Ucap Jinyoung sambil tersenyum.

"Tidak" Jawab Ryn.

"Jadi kamu tidak akan mendengarkan juga?" Tanya Ryn.

"Apa?"

"Aku bisa mengatakannya ratusan kali." Ujar Ryn.

"I LOVE YOU RYN." Ucap Jinyoung. Ia tahu itu yang ingin Ryn dengar.

"Kamu rindu aku?" Tanya Jinyoung sambil membelai rambut Ryn.

Ryn tersenyum.

"Kamu selalu memberiku senyuman untuk menjawabnya. Aku ingin mendengarnya."

"Aku sangat merindukan suamiku." Jawab Ryn. Suaranya masih sangat lirih.

"Aku merasa memiliki segalanya, jika kamu selalu mencintaiku Ji."

"Aku mencintaimu. Cuma kamu dalam hidupku, kamu akan selalu bersamaku sejak awal hingga akhir nanti, aku teramat sangat mencintaimu, aku tidak akan membiarkan kamu pergi jangan khawatir, aku tidak akan membiarkan kamu pergi sendirian." Jinyoung meyakinkan Ryn, ia mengecup kening Ryn.

"Berjanjilah kamu tidak akan berfikir untuk mengakhiri hidupmu." Pinta Ryn.

"Berjanjilah padaku."

"Tidak, Aku tidak bisa." Jawab Jinyoung.

"Berjanjilah."

"Tidak, Ryn kamu mengatakan untuk hidup tanpa kamu? Bagaimana mungkin aku hidup tanpa kamu? Bagaimana aku hidup? Aku tidak bisa, aku tidak mau melalui hidup dalam kesakitan tanpa kamu."

"Apa kamu bisa hidup tanpa aku?" Tanya Jinyoung.

"Tetapi berjanjilah demi aku untuk aku." Pinta Ryn lagi.

"Aku sekarat, jika kamu sekarat juga kamu bilang kamu mencintai aku. Apa kamu akan membuatku membunuhmu?Berjanjilah, berjanjilah padaku." Pinta Ryn lagi.

Jinyoung menarik nafas panjang, dengan mengangguk - anggukan kepalanya,

"Aku berjanji."

*****

"Sekarang, saat aku memikirkannya, kita akan selalu bersama." Ucap Ryn.

"Kita, apakah kamu menyesalinya?" Tanya Jinyoung.

"Tidak, aku tidak menyesal karena kamu, orang-orang yang ditinggalkan seperti Dad, Mam, Minhyun, Mark, Mama dan Papa juga semua sahabat aku tidak akan khawatir lagi. Karena kamu akan mengurus mereka semua. Maukan?"

"Iya aku akan melakukannya." Jawab Jinyoung.

"Jadi kamu jangan khawatir tentang apapun lagi." Pinta Jinyoung.

"Kamu tahu semua hidupku dan setiap kejadian dan waktu dalam hidupku. Aku mencintaimu." Kata Ryn.

"Aku tahu, itu juga yang aku rasakan."

"Terima kasih Ji"

"Aku ingin tidur Ji."

"Bicaralah, aku ingin tertidur sambil mendengarkan kamu bercerita." Pinta Ryn.

"Apa yang akan kita lakukan besok?" Tanya Ryn.

"Besok, hal pertama yang aku lakukan adalah memikirkanmu ketika aku terbangun dari tidurku dipagi hari. Lalu memandangi foto pernikahan kita. Ryn, kamu tertidur?" Tanya Jinyoung.

"Iya." Jawab Ryn.

"Lalu aku akan membuatkan makan pagi untuk kamu. Roti coklat dan choco latte kesukaan kamu."

Tit Tit Tit/

Jinyoung menarik nafas dalam - dalam. Tak terasa airmatanya mulai menetes.

"Ryn, aku mencintaimu, aku sangat mencintaimu, aku benar - benar mencintaimu. Kamu tahu itukan?Kamu tahukan, iya kan?"

"Siang hari kita akan berjalan - jalan. Kita akan pergi ke tempat favoritmu atau kita hanya tidur siang saja?" Tanya Jinyoung.

"Malamnya kita akan makan malam lalu minum beer. Kamu lucu kalau mabuk." Jinyoung menggengam tangan Ryn.

"Ryn, Ryn" Panggil Jinyoung dalam tangisnya.

Tut Tut Tut/

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****


WHAT WILL HAPPEN NEXT?
WHAT HAPPEN TO RYN?






marriage [REVISI ULANG] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang