Dua

990 140 1
                                    

.

.

.

####

Kau tetap berjalan lurus, mengabaikan semua tatapan dan bisikkan mengenaimu. Sampai akhirnya kakimu berhenti di depan ruang kedisiplinan.

Menyadari ada orang lain yang berdiri di depan pintu membuatmu menatapnya. "Oh, Jisoo Oppa," sapamu pada teman Seungcheol. Ah ya, dia juga teman Jeonghan.

Sebenarnya kau tahu Seungcheol dan Jeonghan berteman baik. Tapi kalau sesuatu itu menyangkut dirimu, kakakmu tidak akan pandang bulu.

"Jadi benar Seungcheol menghajar Jeonghan oppa?"

Jisoo mengangguk. "Ya, dia menghajarnya tanpa ampun," Jisoo kemudian menepuk pundakmu. "Jangan dipikirkan, salah Jeonghan juga yang tidak bisa menjaga mulutnya."

Kau tersenyum kecil, berterima kasih pada Jisoo yang sangat mengerti kakakmu. Kalau dia tidak ada, kau tidak akan heran jika Seungcheol tidak punya teman sama sekali. Lihat saja, siapa yang mau berteman dengan orang beringas sepertinya?

Kau dan Jisoo berbincang-bincang sampai pintu ruang kedisiplinan terbuka, menampilkan wajah datar Seungcheol dan wajah tampan Jeonghan yang tercemar.

"Oppa!" kau tidak menghampiri Seungcheol. Kau justru menghampiri Jeonghan dan meringis tatkala menyadari lebam-lebam di wajahnya yang tampak mengerikan. "Kau baik-baik saja?"

Jeonghan tersenyum simpul. "Kau tahu aku pantas mendapatkannya."

"Ya, dia pantas mendapatkannya," sela Seungcheol lalu menarik tanganmu dan menyeretmu pergi.

Kau hanya bisa menatap Jeonghan dengan penuh penyesalan dan meminta maaf atas nama kakakmu. Jeonghan mengangguk penuh pengertian lalu melambai padamu yang sama sekali tidak bisa melepaskan diri dari genggaman Seungcheol.

####

"Kalau ada yang melihat oppa di sini, dirimu tidak akan bisa lepas dari ruang kedisiplinan," kau berusaha memperingati Seungcheol yang entah mau apa menyeretmu ke atas atap gedung kampus yang merupakan tempat terlarang bagi semua mahasiswa.

Tentu saja Seungcheol tidak mempedulikannya. Ia justru melototimu.

"Apa?" tantangmu.

"Ck."

"Oppa mau menyalahkanku karena Jeonghan oppa mimpi tentangku?"

Seungcheol mengernyit. Ucapanmu tepat sasaran.

"Oppa tidak bisa menyalahkanku. Itu tidak adil. Aku tidak berbuat apa-apa!"

"Ck, aku tahu! Karena itu aku menghajar Jeonghan bukan menghajarmu!"

Matamu bulat sempurna. "Apa? Jadi oppa mau memukulku?"

"Lupakanlah. Maaf, aku hanya kesal."

Kau cemberut merasa masih asing dengan sikap protektif kakakmu yang lumayan ekstrem. "Kalau begitu, jangan lupa minta maaf padanya. Wajahnya benar-benar oppa buat berantakan."

Seungcheol mengangguk lemah. Bagaimana pun menyebalkannya sikap kakakmu itu, tapi tetap saja Seungcheol tidak bisa menolak permintaanmu.

Seungcheol berbalik, bermaksud pergi. Namun, melihat dirimu yang tak beranjak membuatnya heran.

"Ayo," ajaknya.

Kau menggeleng lalu duduk bersimpuh. "Aku akan pergi nanti. Aku mau menikmati angin ini dulu."

Seungcheol diam dalam pertimbangannya lalu menyerah. "Baiklah, jangan sampai dirimu yang tertangkap dan terkurung di ruang kedisiplinan," ujarnya lalu melangkah pergi ditutup dengan teriakan. "JANGAN BICARA PADA ORANG ASING!"

Existence - SVT Hip Hop Team ✔️Where stories live. Discover now