Tigapuluh Empat

467 77 2
                                    

.

.

.

####

Mingyu akhirnya kembali ke mobilnya setelah gagal melapor mengenai dirimu yang hilang ke kantor polisi.

Tidak lebih dari 24 jam alasannya.

Ck, apa mereka mau bertanggung jawab jika terjadi apa-apa padamu dalam waktu kurang dari 24 jam? Hukum macam apa itu?

Sialnya lagi sekarang Vernon dan Jungkook tidak bisa dihubungi. Mingyu menyandarkan kepalanya ke jok, ia tidak tahu harus ke mana lagi. Hari sudah makin malam, hampir tengah malam dan sebentar lagi hari baru tiba.

Itu artinya... pengadilan Seungcheol akan dilaksanakan. Apa yang akan Seungcheol lakukan jika ia tahu kalau dirimu menghilang?

Belum lagi terakhir dirimu terlihat, kau bersama Wonwoo. Jelas Seungcheol akan menggila. Dalam artian gila sebenarnya, ia tidak akan masuk penjara, ia akan dimasukkan ke dalam rumah sakit jiwa.

Tapi setidaknya masih ada sedikit harapan bagi Mingyu untuk kau muncul di pengadilan besok. Bagaimana pun kau tidak mungkin mengabaikan Seungcheol, kan?

####

Mingyu salah besar rupanya.

Figurmu yang amat dirindunya belum juga tampak batang hidungnya.

Bahkan setelah ruang pengadilan penuh dengan orang yang sepenuhnya orang asing. Sebagian reporter, sebagian calon pengacara, jaksa, dan hakim yang datang tuk belajar.

Tak ada pihak dari keluarga Seungcheol sama sekali. Hanya Mingyu yang sedikit berharap semua akan baik-baik saja.

Seungcheol digiring dua orang untuk duduk di kursi pengadilan, tepat di depan kursi hakim yang masih kosong.

Ketika mata sayu dan nanar Seungcheol bertemu tatap dengan mata berkantong hitam Mingyu, Seungcheol mengulas sedikit senyumnya.

Kemudian matanya melirik ke sebelah Mingyu, berharap dapat menemukan separuh jiwanya. Dirimu.

Seungcheol memandang Mingyu, mulutnya masih terkatup rapat. Tapi sorot matanya mampu melemparkan pertanyaan di mana dirimu berada pada Mingyu.

Mingyu berharap Vernon ada di sini. Setidaknya mungkin bocah itu bisa membantu Mingyu menangani Seungcheol. Tapi sayang, Vernon pun menghilang tanpa kabar saat ini.

Mingyu masih menatap mata Seungcheol namun tak bisa memberi reaksi apa pun. Kerut wajah tak senang mulai menghiasi wajah tirus Seungcheol karena Mingyu mengabaikannya.

Sampai kemudian ruangan menjadi sunyi menandakan kedatangan hakim. Perhatian Seungcheol dipaksa lepas dari Mingyu.







"... dikenakan hukuman lima tahun penjara."








Tok







Mingyu tak bisa menatap Seungcheol yang diseret pergi ke balik jeruji kala itu. Ia keluar dari ruang pengadilan dengan kepala tertunduk.

"Mingyu!"

Kepalanya langsung berdenging ketika pemilik suara itu muncul di depannya. Dengan kekuatannya Mingyu mendorong orang itu ke dinding, mencengkeram kerahnya sekuat tenaga.

"Berengsek! Ke mana saja kau?!" maki Mingyu yang sudah tidak peduli dengan tatapan orang-orang di sekitarnya. Mungkin sebentar lagi ia akan ditendang keluar mengingat ini masih di dalam gedung pengadilan.

Vernon sama sekali tak marah saat Mingyu menyumpahi. Toh ini memang salahnya. Semalaman ia membantu Yeongji mengatasi para penagih hutang itu. Bahkan sekarang wanita itu terpaksa tinggal di rumahnya.

"Maaf," Vernon menundukkan kepalanya, menghindari tatapan murka Mingyu.

Mingyu sebenarnya ingin menghajar Vernon. Tapi entah kenapa cengkeraman tangannya pada kaos Vernon justru melonggar dan akhirnya Mingyu melepaskan Vernon.

Ini bukan saat yang tepat untuk itu. Mingyu bisa menghajar Vernon sepuasnya nanti, saat dirimu sudah aman di dekapannya.

"Lima tahun," Mingyu menghela napasnya. "Itu hukuman Seungcheol hyung."

Vernon menggigit bibirnya keras, ia tidak bisa berbuat apa-apa untuk membantu Seungcheol. "Kita harus menemuinya."

Mingyu mengangguk, "Tapi kau yang harus menjelaskan semuanya pada Seungcheol hyung."

Dan Vernon meringis.

####

Ngiiiiiing

Kau memejamkan matamu sekuat mungkin saat suara dengungan mengerikan itu menyakiti kepalamu.

Kau ingin berteriak sekuat tenaga tapi tak ada sedikit pun suara keluar dari mulutmu. Rasanya seolah kau tak mampu lagi tuk bersuara, bisu.

"Y/N?"

Matamu terbuka perlahan, perih. Apalagi saat sinar matahari yang silau memenuhi ruang penglihatanmu. Semua terlihat putih.

"Y/N? Kau baik-baik saja?"

Suara familiar itu semakin jelas kau dengar. Perlahan sosok yang amat kau kenal pun hadir di hadapanmu dengan raut wajah penuh kekhawatiran.

"Hei, kau baik-baik saja?" sekali lagi Wonwoo bersuara.

Kau belum sanggup untuk memberi respons. Sebenarnya apa yang terjadi? Kau hanya ingat, kau sedang makan bersama Wonwoo dan kemudian...

Apa? Kau tidak ingat apa-apa.

"Ini minumlah, kau pucat sekali."

Wonwoo mengulurkan segelas air padamu. Tahu kau belum bisa menggerakkan tubuhmu, Wonwoo membantumu meminum air.

Rasa segar air mengalir langsung ke tenggorokanmu. Kau pun menghela napas lega. Merasa segar dan mampu untuk bersuara serta bergerak lagi.







.

.

.

Tanpa kau sadar kau kembali terlelap.

####

Okeee kali ini mungkin yang terpendek hwehwehwe.

Abis kalo dilanjutin nnt geregetnya berkurang. Tapi aku akan langsung publish chapter selanjutnya dalam waktu dekat kok, tenang saja 😉

Aaaaaaand
Terima kasih ku ucapkan untuk kalian yang sudah mau meluangkan waktu untuk membaca ini, viewersnya udh 2k lebih dong, sangat tidak ku sangka.

Walaupun banyak yang diam, tapi aku tetap akan melanjutkan cerita ini.

So see yaa
Well aku tetap berharap jejak manis kalian sih hehe
Biar aku tau juga kalian terpuaskan dengan ceritaku ini apa tidak

Existence - SVT Hip Hop Team ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang