Duapuluh Enam

511 83 1
                                    

.

.

.

####

Kau merasa ada seseorang yang mengguncang tubuhmu pelan, mengusikmu dari tidur nyenyakmu.

"Akh, oppa~ lima menit lagi," ringismu yang membayangkan Seungcheol berusaha membangunkanmu agar kau tidak terlambat kuliah.

Tunggu.

Seungcheol oppa?

Kini matamu terbuka sempurna dan terbelakak saat melihat Mingyu yang justru ada di hadapanmu.

####

Mingyu terkejut. Ia sedang berusaha membangunkanmu dari mimpi indahmu sampai suara ringisanmu mampu membuat jantungnya berdetak lebih kencang dan semu merah menjalar di pipinya.

Begitu kau membuka mata dan tampak terkejut, Mingyu langsung tertawa dan mendaratkan kecupan selamat pagi di bibirmu dengan cepat.

"Kurasa aku menyukai panggilan itu, sweetheart. Jadi aku ingin kau memanggilku oppa lebih sering lagi."

Duagh

Kau yang tak bisa menahan malu langsung menendang Mingyu hingga laki-laki itu jatuh dari ranjang, mendarat dengan pantat lebih dulu.

"Hoooo," Mingyu sekarang mengeluarkan seringainya. Sesuatu yang tak pernah kau suka. Karena kau tahu tidak pernah ada hal baik setelahnya.

Saat kau menyaksikan Mingyu bangkit dan berjalan perlahan menghampirimu yang masih mematung di atas kasur, kau tahu riwayatmu habis sudah.

Sekali kau mengerjapkan mata, Mingyu langsung mendorong tubuhmu hingga terlentang di atas kasur dan laki-laki itu berada tepat di atasmu.

Kau tahu kau tidak bisa teriak. Tidak ada siapa-siapa di sekitar sini. Jadi kau hanya berdoa supaya selamat dan mencoba mengumpulkan tenaga untuk melawan Mingyu.

Sementara Mingyu masih mempertahankan ekspresi datarnya. Untuk kesekian kalinya, ia menikmati setiap reaksi yang kau keluarkan. Terlalu manis untuk dilewatkan soalnya.

Begitu Mingyu mendekatkan wajahnya ke arahmu, kau langsung menutup matamu erat.

Satu

Dua

Tiga

Tidak ada yang terjadi.

Kau pun memberanikan diri untuk membuka matamu lagi. Hanya untuk melihat Mingyu yang sudah mati-matian menahan tawanya.

Kemudian Mingyu dengan cepat mencium dahimu. Kau berkedip.

Lagi, dengan cepat Mingyu mendaratkan ciuman keduanya di pucuk hidungmu. Kau kembali berkedip.

Tidak sampai di situ, kini Mingyu mengincar kedua pipimu. Kau berkedip dua kali.

Puas menghujani wajahmu dengan kecupan selamat pagi, Mingyu kini beranjak dari atas tubuhmu. Ia memilih duduk di hadapanmu, masih berusaha menahan tawanya karena reaksimu yang amat sangat menarik untuk disaksikan.

"Good morning, sweetheart. Kau harus bangun sekarang, aku ingin mengajakmu sarapan di suatu tempat."

Kemudian Mingyu pergi untuk memberikan dirimu ruang privasi untuk bersiap. Sementara kau masih terpaku di atas ranjang beberapa menit setelahnya.

Jujur, pribadi Mingyu hari ini dan kemarin masih membuatmu bertanya-tanya. Sebenarnya yang mana sosok seorang Kim Mingyu?

Kau bahkan tidak yakin lagi dengan pendirianmu yang berkeras hati ingin membenci Mingyu setelah melihat betapa manis perilakunya padamu akhir-akhir ini.

Existence - SVT Hip Hop Team ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang