Sembilan

674 115 1
                                    

.

.

.

####

"Annyeong."

Seungcheol mengerang frustasi saat mengetahui orang yang baru saja menekan bel pintu rumahnya bukan pengantar pizza pesanannya, melainkan Kim Mingyu.

"Haah, oke. Aku memang memberikanmu izin menjadi kekasih Y/N tapi bukan berarti kau bisa bertamu seenaknya. Dan jangan sok akrab denganku."

Ancaman Seungcheol memang sangat jelas. Tapi bukan Kim Mingyu namanya jika ia menyerah, takut sedikit pun tidak.

Mingyu semakin melebarkan senyumnya. "Aku tidak bermaksud mengganggumu, hyung. Aku hanya ingin tahu apakah Y/N sudah pulang?"

Seungcheol mengerutkan keningnya. Seharusnya kau sudah pulang. Tapi nyatanya batang hidungmu belum juga muncul.

"Tidak, dia belum pulang."

Mingyu menunjukkan kerutan keningnya juga. Tidak suka dengan kenyataan kalau dirimu belum mendaratkan pantat manismu di rumah.

"Mungkin dia sedang bersama Vernon."

Mingyu juga tidak menyukai itu.

"Membicarakanku?"

Kau datang tepat waktu. Bersama Vernon dengan es krim di tangan masing-masing.

Mingyu memang tidak suka dirimu berada dekat dengan Vernon tapi apa daya senyumnya mengembang ketika melihatmu.

Kau hanya melirik Mingyu sekilas, mencoba mengabaikan kehadirannya.

"Woah Choi Y/N! Apa-apaan itu?" seru Seungcheol yang langsung menangkup wajahmu dengan kedua tangan besarnya.

"Apa?"

"Lihat benjol ini! Di mana kau mendapatkannya? Siapa yang berani melukaimu?"

Kau menghela napas. Pertama, karena benjol yang kau takutkan sekarang muncul. Kedua, karena kau ngeri dengan sikap protektif Seungcheol yang kambuh.

"Vernon menyundulku," jawabmu asal.

"APA?" teriak Vernon dan Seungcheol bersamaan.

"Ya! Vernon Chwe!" Seungcheol langsung menerkam Vernon, mencengkeram pundaknya sambil mengguncang tubuh Vernon keras.

"Sum...pah h..y-hyung.. a...aku-" Vernon berusaha membela dirinya, namun dirinya sulit bicara karena guncangan kasar Seungcheol.

Kau yakin sebentar lagi Vernon akan muntah. Dan sebelum itu terjadi, kau menghentikannya. "Cukup oppa. Aku bohong."

Sudah cukup balas dendammu pada Vernon. Salah dia sendiri yang selalu membiarkanmu berurusan dengan singa-singa itu.

Seungcheol akhirnya melepaskan cengkeramannya pada Vernon lalu menatapmu heran. Kenapa pula kau berbohong? Ia hampir saja membunuh sahabatmu.

"Lalu? Dari mana benjolmu itu?"

"Dari pintu kamar mandi sekolah. Aku terbentur saat akan membuka pintu. Jadi, oppa salahkan saja pintu itu," jelasmu santai lalu masuk ke dalam rumah, diikuti Mingyu dan disusul Vernon yang terhuyung-huyung.

####

Vernon sudah asik menyibukkan dirinya bermain game dengan Seungcheol. Sementara kau di sini terperangkap bersama Mingyu.

Kau terlonjak saat Mingyu menyentuh dahimu lembut. Kau menatapnya horor sedangkan Mingyu tersenyum lembut.

"Kau baik-baik saja?"

Kau mengangguk. Terlalu malas untuk bersuara.

"Hmm, bagaimana kalau kita mengompresnya?"

Kau memang mau mengompresnya, takut jika benjol itu membesar dan akan mempermalukanmu besok. Tapi karena Mingyu yang lebih dulu menyuarakannya, kau jadi kesal.

"Tidak perlu. Aku suka begini," bohongmu yang langsung memperoleh kekehan manis dari Mingyu.

Tunggu. Apa tadi kau mengatakan manis? Cih, lupakan itu.

"Kau sangat menarik, honey."

Kau menatapnya tajam. "Jangan panggil aku honey. Aku bukan madu."

"Oke sweetheart."

Kau merinding. Itu sangat mengerikan. Kau menatap Mingyu, menunjukkan amarah dan rasa jijikmu. Dan Mingyu kembali terkekeh melihat reaksimu.

"Astaga, kau benar-benar membuatku jatuh cinta, Choi Y/N," Mingyu tertawa geli sambil mengacak rambutmu.

####

Haah, sial.

Kau benar-benar lelah pagi ini. Sebab benjolmu semakin besar dan sekarang sudah berwarna kemerahan. Belum lagi seharian kemarin kau diganggu oleh makhluk-makhluk ajaib, terutama Kim Mingyu.

Ia benar-benar memanfaatkan kesempatan yang ada. Menyentuhmu sesuka hatinya. Menggodamu setiap detiknya. Terus menerus memberikan kesan baiknya pada Seungcheol.

Astaga.

Kau benar-benar sudah tidak bisa terlepas dari Kim Mingyu. Vernon pun sepertinya sudah menyerah menjauhkan dirimu dari Mingyu.

Kau membanting pintu lokermu dengan sangat keras setelah mengambil kamus bahasa Inggris, "Woah, slow down girl."

Pernah merasakan jantungmu berhenti berdetak beberapa detik?

Itu terjadi padamu sekarang saat suara yang amat sangat familiar itu terdengar olehmu, tepat di sebelahmu. Kau bahkan tak berani menoleh untuk melihat wajah pemilik suara itu.

Kau diam membatu sampai kekehan pemilik suara itu membuatmu tersadar kalau kau menahan napasmu sedari tadi.

Akhirnya kau menatap pemilik suara itu dan matamu tak mampu untuk tak melebar selebar-lebarnya. Napasmu kembali tercekat.

"Hai," sapanya lembut.

Kau tidak merespons, membuat ia kembali mengeluarkan tawa kecilnya.

"Senang bertemu denganmu lagi, Y/N," orang itu menjulurkan tangannya, mengajakmu berjabat tangan.

Tentu saja kau tidak menerima uluran tangannya, sebab kau masih membatin.

"CHOI Y/N!"

Seperti biasa. Vernon selalu membuatmu menyumpahinya karena ia selalu meneriaki namamu, sengaja agar kau menjadi pusat perhatian.

Sekarang Vernon berdiri di depanmu, di samping orang itu. Kekehan kecil kembali terdengar. Membuat dirimu dan Vernon menjatuhkan perhatian kalian pada orang itu.

"Kau ternyata juga tidak berubah, Vernon-ah," sapa orang itu dengan senyumnya.

Mata Vernon melebar. Bahkan lebih lebar darimu. "HOLY SH*T! JEON WONWOO?"

Wonwoo. Jeon. Ya, Jeon Wonwoo.
Mantan pacarmu.

Senyumnya yang amat jarang kau lihat dan tawanya yang sulit kau dengar kala itu sekarang kau dapatkan keduanya tanpa bersusah payah.

Hatimu menjerit, mengungkapkan betapa kau merindunya. Tapi tubuhmu tak bisa memperlihatkan hal itu. Mulutmu pun bungkam.

Ada garis besar yang terlihat sangat jelas di antara kalian. Dan garis itulah yang menahan segala emosimu padanya.

Kau memejamkan matamu beberapa kali, mengatur emosimu. Lalu menatap Vernon yang masih terkejut.

Saat kau hendak meraih tangan Vernon dan mengajaknya pergi dari situ, dua suara terdengar memanggilmu bersamaan.

"Y/N."

Tuhan, panggil saja aku duluan.

Jungkook dan Mingyu datang dari arah berlawanan dan keduanya memanggil namamu bersamaan.

Andai kau bisa memilih tanggal kematianmu, sekarang adalah saat yang tepat.

####

Holaaaa holaalaa

Aku datang membawa ini, hehe
Silakan dinikmati.

Existence - SVT Hip Hop Team ✔️Where stories live. Discover now