Tigapuluh Delapan

487 72 8
                                    

.

.

.

####

"Y/N?"

Kau nyaris berteriak saat melihat Wonwoo di depan pintu. Tapi sayang pergerakan Wonwoo lebih cepat untuk membekap mulutmu dengan tangannya.

"Hhhmmpph"

"Sst, Y/N. Tenanglah, kau akan baik-baik saja."

Bullsh*t

Kau tidak mungkin baik-baik saja setelah tahu apa yang selama ini Wonwoo lakukan di belakangmu.

Kau terus memberontak sambil terisak, berharap Wonwoo melepaskanmu. Kau bahkan sudah tidak sanggup memandangnya, jadi kau memejamkan matamu erat sambil memukul-mukul Wonwoo.

"Y/N, kumohon tenanglah."

Rasa mual menyergapmu saat mendengar namamu terucap dari mulut Wonwoo.

"HMPH!"

Matamu terbuka lebar saat Wonwoo mendorong tubuhmu ke dinding, ia masih menutup mulutmu erat.

Kali ini mata kalian bersitatap. Tubuhmu merinding. Kau membayangkan mata-mata psikopat menyeramkan yang akan kau lihat dari Wonwoo.

Tapi salah.

Kau terdiam seketika walau air matamu masih mengalir. Tatapan Wonwoo padamu membuatmu tercengang.

Bukan tatapan menjijikkan ala stalker. Tapi justru tatapan penuh rasa duka dan sakit yang mendalam.

Wonwoo sedang menangis.

Tubuhmu membeku saking kagetnya.

"Please," hanya itu yang keluar dari mulut Wonwoo sebelum isakannya terdengar.

Bahkan ketika Wonwoo menarik tubuhmu ke dalam dekapannya, kau sama sekali tidak memberontak maupun protes. Terlalu sibuk dengan pikiranmu.

Kenapa?
Kenapa Wonwoo menangis?
Yang seharusnya menangis itu aku!

Seolah debatan dalam batinmu tak kunjung reda. Kau sungguh heran kenapa Wonwoo menangis.

A-apakah ini hanya aktingnya?

Detik berikutnya kau langsung mendorong tubuh Wonwoo, berlari ke ujung kamar untuk mengambil sapu dan mengacungkan benda itu pada Wonwoo.

"Menjauh dariku!"

Wonwoo masih menatapmu dengan tatapan nanarnya. Ekspresinya semakin menjadi. Sangat terluka dan terpukul. Seperti orang yang sudah kehabisan motivasi untuk hidup.

"A-aku tahu kau membenciku, tapi tidak bisakah kau mendengar penjelasanku sedikit?"

Kau nyaris tertawa terbahak-bahak, mengeluarkan sarkasmu saat mendengar kalimat itu keluar dari mulut Wonwoo. Tapi hati kecilmu tak tahan lama-lama melihat wajah Wonwoo yang penuh duka.

"Ke...napa? Kenapa kau melakukan ini semua?" kau memberanikan diri untuk bertanya.

"Itu karena aku mencintaimu, Y/N. Aku tidak bisa mengucapkan itu dengan kata-kata, mulutku selalu kelu. Dan aku ingin menyimpan memori tentangmu, segala tentangmu, Y/N, semuanya."

"DAN MENJADI STALKERKU ADALAH JAWABANMU?" teriakmu frustrasi. "A-apa kau tidak pernah memikirkan betapa takutnya aku? Diikuti dan dipantau seperti itu? Bahkan kau mencuri barang-barangku dan menyelinap masuk ke dalam rumahku!"

Wonwoo terdiam. Ia tidak mengerti kenapa hal itu membuatmu takut. Perbuatannya tak salah kan? Itu wajar!

Jarimu yang bergetar menunjuk ke arah laci yang kau buat berantakan, laci yang berisi semua barang-barangmu yang menghilang secara misterius serta celana dalam hitammu.

Existence - SVT Hip Hop Team ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang