Empatpuluh Delapan

585 77 27
                                    

Chapter kedua yang aku publish hari ini
Jangan sampai kelewat ya

.

.

.

####

*Flashback before Yeongji left*

"Vernon-sshi, aku sungguh berterima kasih padamu. Dan maaf kalau aku merepotkanmu."

Vernon langsung menggelengkan kepalanya. "Tidak, kau sama sekali tidak merepotkanku. Justru aku ingin meminta maaf karena tidak dapat berbuat apa-apa. Maafkan aku."

Yeongji tersenyum. Mengikuti gerakan Vernon menggelengkan kepalanya. "Kau sudah sangat berbaik hati untuk membiarkanku tinggal beberapa hari di sini."

"Oh, Yeongji-sshi, tentang itu, aku sama sekali tidak keberatan kau tinggal di sini. Kau bisa tetap tinggal di sini. Tapi kenapa kau mau pergi?"

Vernon tahu Yeongji tidak punya rumah dan tidak punya tujuan sama sekali. Jadi kenapa gadis itu ingin pergi? Vernon sama sekali tidak keberatan Yeongji tinggal di rumahnya.

"Kalau kau pergi hanya karena bayi itu-"

"Bukan," Yeongji menyela dengan senyum. "Bukan karena aku kehilangan bayiku. Aku hanya merasa tidak bisa tinggal di sini."

"Tapi kenapa? Kau bisa bergantung padaku."

"Kau sangat baik, Vernon-sshi," Yeongji terkekeh. "Sebab itulah aku menyukaimu."

Vernon terdiam, mencoba memahami apa maksud Yeongji. Atau mungkin begitu terkejut sampai-sampai tak bisa berkata-kata.

"Percaya atau tidak, karena kebaikan hatimu, kurasa aku jadi jatuh hati padamu Vernon-sshi," Yeongji kembali terkekeh melihat ekspresi Vernon yang menggemaskan.

"Tapi aku tahu rasa itu tidak akan berbalas. Sebab itu kukira akan lebih baik aku pergi dan menata ulang perasaanku."

Vernon menelan ludahnya. "Hm... dari... dari mana kau tahu kalau rasa itu tak akan berbalas?"

Yeongji tertawa. Vernon yang tampil lugu saat ini benar-benar membuatnya ingin meremas pipi Vernon.

"Terkadang indera perasa seorang perempuan lebih tajam Vernon-sshi, dan aku tahu ada wanita lain yang sudah tersimpan di hatimu."

Dahi Vernon berkerut. Wanita? Siapa? "Apa maksudmu, Yeongji-sshi?"

"Oh?" Yeongji semakin melebarkan senyumnya. "Kurasa kau tidak menyadarinya, ya kan? Tapi pandangan penuh kasihmu tak pernah terlepas dari Y/N, Vernon-sshi. Kau menyayanginya kan?"

"Ah, tentu saja aku menyayanginya, Y/N adalah sahabatku."

"Bukan itu. Kau menyayanginya lebih dari itu, Vernon-sshi. Hahaha kau tidak sadar ya?"

"Sungguh, Y/N hanya-"

"Kalau begitu apa sama sekali tidak ada keinginan untuk memeluk Y/N-sshi dan menciumnya penuh kasih?"

Deg

Deg

Deg

Dan entah kenapa Vernon langsung membayangkan bagaimana lembutnya bibirmu dan hangatnya sapaan selamat pagimu saat Vernon membuka matanya di setiap paginya.

Yeongji kembali tertawa, meninggalkan Vernon sendirian dengan wajah merah tomatnya.

####

Existence - SVT Hip Hop Team ✔️Where stories live. Discover now