Empatpuluh Tiga

470 82 7
                                    

.

.

.

####

Darah.

Sebagian besar yang kau ingat hanya darah di mana-mana. Di tubuh Yeongji juga di tubuhmu sendiri.

Begitu sirene ambulans terdengar, Mingyu langsung menarik tubuhmu menjauh dari Yeongji. Laki-laki itu menutupi bagian tubuh atasmu yang tadinya hanya tertutup bra sekarang berbalut kaos hijau milik Mingyu. Mingyu membiarkan dirinya bertelanjang dada.

Sekarang kau ada di depan ruang operasi. Dengan keadaan acak-acakan dan lengan yang penuh darah kering. Darah milik Yeongji yang sedang berjuang di dalam sana.

Vernon juga ada di sana. Berdiri di depan pintu yang tertutup rapat. Mingyu menghubungi Vernon, menceritakan apa yang terjadi, tidak semuanya, tidak sedetail apa yang sebenarnya terjadi.

Dan kau bungkam. Mulutmu terjahit rapat, tidak bisa menguraikan fakta yang terjadi pada sahabatmu sendiri. Fakta bahwa Mingyulah yang hampir membunuh wanita lugu di dalam sana.

Sedangkan Mingyu?

Laki-laki sialan itu ada di sebelahmu. Ia melingkarkan lengannya di pundakmu, seolah memberimu ketenangan padahal yang kau rasa justru pasokan napasmu yang berkurang.

Mingyu memastikan kau tetap tutup mulut.

Dan kau berharap Yeongji akan baik-baik saja sehingga kau bisa balik melawan Mingyu dengan penyaksian dari Yeongji.

"Y/N, kau pulanglah dulu."

"Tidak!" kau menggelengkan kepalamu sekuat mungkin saat mendengar Vernon menyuruhmu pulang.

Tidak, kau tidak bisa pulang. Kau tidak bisa pergi jauh dari Vernon dan membuat dirimu sendirian. Itu bisa menjadi kesempatan bagus untuk Mingyu berbuat seenak jidatnya lagi.

Vernon menghela napas melihat sikap keras kepalamu, "Kau tidak perlu mencemaskan Yeongji, dia akan baik-baik saja. Kau harus pulang Y/N, setidaknya bersihkan dirimu dulu dan istirahat sebentar, hm?"

Suara Vernon benar-benar terdengar lesu dan lirih. Jelas kejadian yang menimpa Yeongji berefek besar pada Vernon. Dan kau mengigit bibirmu, akan lebih buruk lagi kalau kau tetap berpegang keras pada kemauanmu.

"Ayo, aku akan mengantarmu pulang," Mingyu menepuk-nepuk pundakmu.

Kau memandang Vernon dengan mata berkaca-kaca kemudian lari dan memeluknya erat.

Tindakan yang tepat untuk menenangkan dirimu dan dirinya.

####

"Kita sudah sampai."

Kau menoleh, menatap Mingyu dengan tatapan datarmu lalu memandang ke luar jendela. Jelas itu bukan rumahmu. Tapi rumah Mingyu. Laki-laki itu membawamu ke rumahnya.

Great.

Kau hanya diam, membiarkan Mingyu membukakan pintu untukmu dan mengantarmu ke ruang tamunya.

"Mandilah lebih dulu," ucap Mingyu yang muncul lagi setelah hilang beberapa menit, ia membawakan pakaian ganti dan handuk untukmu.

Kau menerimanya tanpa banyak protes lalu melangkah kakimu ke dalam kamar mandi. Tak lupa mengunci pintunya.

Ketika air hangat membasahi tubuhmu, darah kering Yeongji luntur perlahan. Kau memejamkan matamu erat, tidak kuat melihat tubuhmu sendiri yang seakan bermandikan darah.

Begitu kau melangkah keluar dari kamar mandi, Mingyu sudah menyiapkan makanan di meja makan. Menyapamu dengan senyum kecilnya lalu membawamu untuk duduk di depan meja makan.

Existence - SVT Hip Hop Team ✔️Where stories live. Discover now