Tujuhbelas

568 92 0
                                    

.

.

.

####

Mingyu tidak bodoh.

Dia merasakan perubahan sikapmu yang menjadi lebih kaku saat dua orang itu datang.

Mingyu ingat kau memperkenalkan mereka sebagai teman lamamu. Tapi kenyataannya, sikap kalian sama sekali tidak mencerminkan kata seorang teman.

Sementara kau. Kau yakin jiwamu sekarang sedang berkeliaran, berterbangan bebas ke sana dan kemari. Kau sungguh tidak tahu harus apa.

Bahkan kau tidak tahu film apa yang sedang kalian tonton.

Kau menggigit bibirmu, diam-diam melirik Wonwoo lagi.

Saat mereka datang, Wonwoo sama sekali tidak terkejut melihat kau ada. Dia bahkan tidak mau repot melihatmu untuk kedua kalinya.

Sedangkan Jungkook sedikit terkejut lalu berusaha bersikap santai. Usahanya untuk mencairkan suasana di antara kalian gagal total.

"Kau mau minum?"

Mingyu menyodorkan segelas cola padamu. Kau hanya mengangguk kecil lalu mengambil alih gelas itu dari tangannya.

Tubuhmu kaku saat lengan Mingyu merangkulmu lalu laki-laki itu mendekatkan wajahnya ke arahmu.

Kau mempertahankan posisimu, tegak sambil menatap layar televisi. Takut jika kau menoleh untuk menatap Mingyu, laki-laki itu akan berbuat sesuatu yang pastinya sangat tidak kau inginkan.

Sekarang napasnya menyerbu telingamu. Kau ingin bergeser menjauh tapi sudah pasti Mingyu tidak mengizinkan itu mengingat betapa eratnya ia merangkulmu.

"Kau baik-baik saja? Wajahmu pucat," bisiknya.

"A-aku baik-baik saja."

"Kau yakin?" bisiknya lagi, napasnya yang menyerang telingamu sungguh membuatmu tidak baik-baik saja.

"Ya."

"Baiklah," bisiknya lagi ditutup dengan gigitan kecil di telingamu.

Kau terkejut dan nyaris terpekik.

Mingyu terkekeh lalu melepas rangkulannya darimu, kembali menyandarkan tubuhnya ke sofa.

Kau otomatis langsung mengedarkan pandanganmu, panik dan berharap tidak ada orang yang melihat apa yang baru saja Mingyu lakukan.

Tapi sepertinya kau aman, yang lain terlihat fokus menonton sampai matamu hinggap di Jungkook yang juga sedang menatapmu.

Sial.

Kau tahu Jungkook melihatnya.

Kau langsung mengalihkan pandanganmu lagi ke arah televisi, berusaha melenyapkan kecanggungan yang kau rasa.

Tapi Jungkook tidak. Ia masih bertahan menatapmu. Lalu ke arah Mingyu. Detik kemudian ke arah Wonwoo yang duduk di sebelahnya.

Jungkook dan kau ternyata sama. Kalian berharap tidak ada orang lain yang melihat kejadian tadi.

Jungkook sangat berharap Wonwoo tidak melihatnya.

####

"Sudah kubilangkan, pelakunya bukan stalker itu!"

Deg.

Degup jantungmu sedikit tak karuan ketika mendengar kata stalker. Sebab itu kembali mengingatkanmu akan masalahmu.

Kau menghela napas, mengatur kembali degup jantungmu sementara yang lain terus berdebat mengenai akhir film.

"Ah, maaf. Aku ingin sekali tinggal tapi ada sesuatu yang harus kukerjakan."

Existence - SVT Hip Hop Team ✔️Where stories live. Discover now