Tigapuluh Dua

488 78 2
                                    

.

.

.

####

"Y/N?" Wonwoo langsung bangkit dari ranjangnya, menghampirimu perlahan dan menyambutmu ke dalam pelukan hangatnya.

"H-hei," dengan bodohnya kau menyapanya sambil menundukkan wajahmu.

Tentu saja kau tidak punya muka untuk berhadapan dengan Wonwoo atas apa yang sudah kakakmu perbuat padanya, dua kali.

Tapi dengan hati yang luas, Wonwoo mengangkat wajahmu untuk menatapnya kemudian memberikanmu senyum indahnya yang jarang kau lihat.

"Kau baik-baik saja?"

Matamu langsung berkaca-kaca. "Bukankah aku yang harus menanyakan itu padamu?" tanyamu dengan suara serak.

"Tapi kalau dilihat sekarang, jelas keadaanmu lebih buruk dariku, Y/N. Apa yang terjadi, hm? Apa kau memikirkan Seungcheol hyung? Maaf aku tidak bisa membantunya, orang tuaku-"

Kau langsung menggeleng-gelengkan kepalamu, tidak setuju dengan pernyataan Wonwoo. Yang jelas salah adalah Seungcheol tapi Wonwoo masih bisa mengkhawatirkannya.

"Bukan, bukan itu.. aku hanya," kau tidak bisa melanjutkan bicaramu.

Paham kau belum siap mengutarakan masalahmu saat ini, Wonwoo menarikmu lembut ke dalam kamar rawatnya. Mempersilakanmu duduk.

Akhirnya kau memandang Wonwoo. Meresapi segala lekuk figurnya. Luka-luka yang Seungcheol berikan hampir seluruhnya memudar. Warna wajah Wonwoo kembali seperti semula, jelas ia sudah baik-baik saja sekarang.

"Aku senang kau baik-baik saja."

"Tidak perlu mencemaskanku, aku Jeon Wonwoo."

Kau tersenyum kecil. Kemudian matamu mengedar mencari sosok yang seharusnya ada di sini. "Di mana Jungkook?"

"Jungkook? Ah, dia mengantar orang tuaku kembali ke Busan."

Kau berharap ada Jungkook di sini. Paling tidak jadi ada kalian bertiga di ruangan, bukan seperti sekarang, hanya kau dan Wonwoo. Kau tidak mau suasana menjadi canggung.

Tok tok

Seorang perawat masuk dengan senyum cerah menghiasi, "Ini surat keluarmu Wonwoo-sshi, kau sudah bisa pulang sekarang."

"Ah ya, terima kasih."

"Tolong batasi dulu aktivitasmu, seharusnya tiga hari lagi kau baru boleh pulang. Tapi karena kau yang memintanya, kami tidak punya hak untuk terus menahanmu di sini."

"Baik, aku mengerti. Sekali lagi, terima kasih."

Perawat itu mengangguk sembari pamit, tidak lupa memberimu seberkas senyumnya. Begitu pintu tertutup, keadaan kembali sunyi karena kau menunggu Wonwoo bicara.

Wonwoo melambaikan surat keluarnya, "Aku meminta pulang lebih awal, terlalu lama di rumah sakit membuatku pengap."

"Aku akan membantumu," serumu yang langsung membantu Wonwoo membereskan barang-barangnya. Tanpa Jungkook, jelas Wonwoo butuh bantuan.

####

"Di sana?"

Wonwoo mengiyakan dengan gumamannya saat kau menunjuk jalan searah yang menuju hutan.

Kau menawari Wonwoo untuk mengantarkannya ke rumah. Tapi kau tidak menyangka kalau Wonwoo dan Jungkook tinggal di luar Seoul. Dulu kalian bertetangga, yaah sampai peristiwa itu terjadi.

Kau mengerjapkan matamu, mengusir kenangan pahit yang sempat terlintas.

Kau kembali menginjak gas mobilmu, membelah jalanan sepi yang diapit hutan lebat. "Hmm... Wonwoo.." kau sempat bingung ingin menambahkan -sshi atau -ah. Kau tidak tahu harus memanggilnya bagaimana.

Existence - SVT Hip Hop Team ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang