Lima

737 129 1
                                    

.

.

.

####

Matamu menilik ke arah Vernon yang sudah asyik dengan beberapa singa-singa buas nan brutalnya sementara kau di sudut ruangan terjebak dengan-

Kim Mingyu.

Ini Jumat malam. Malam biasa kau menghabiskan waktu di rumah Hoshi dan menikmati pesta yang rutin ia gelar. Tapi beda kali ini.

Ketika kemarin Mingyu berhasil memaksa Vernon menjelaskan detail aktivitas rutin Jumat malam kalian dan dengan ajaib ia muncul di pintu rumahmu bersama Vernon dan mampu mengangkat pantat malasmu untuk keluar rumah dan mendarat di sini.

"Well, ada wajah baru di sini rupanya," Hoshi berdiri di sebelahmu dan menatap Mingyu. "Yo whassap bro," sapanya sambil menjabat tangan Mingyu dengan antusias.

Mingyu tersenyum, memperkenalkan dirinya dengan sopan. "Maaf aku datang tanpa diundang."

"Woah tenang bro, semua berhak menikmati dunia."

Kau meringis geli mendengar ucapan Hoshi yang kian hari kian, hmm bagaimana kau harus menjelaskan ini? Cringe? Ya cringe.

Hoshi mendapati dirimu menatapnya dengan jengkel lalu langsung merangkulmu, mengacak rambutmu sambil tertawa geli. "Baiklah, baiklah. Aku tidak akan membuatmu mencemoohiku lagi, babe."

Belum sempat kau protes dan mengumpat pada Hoshi, sebuah lengan kekar sudah lebih dulu menarik tubuhmu keluar dari jeratan Hoshi.

Kau dan Hoshi sama-sama terkejut. Kau langsung mendongak, menatap pemilik lengan kekar itu dengan heran.

"Maaf, dia kekasihku. Kuharap kau tidak sembarangan menyentuhnya."

Kau terbelalak sedang Hoshi menciut ketakutan dengan nada suara Mingyu yang berubah drastis juga sorot matanya yang menggelap.

Hoshi sadar kalian bertiga terdiam cukup lama sampai akhirnya dia terpaksa mengeluarkan tawa canggungnya. "Ah hahaah, maaf aku tidak ada maksud apa-apa. Well, selamat menikmati pestanya. Aku harus- ya kau tahu-" ucapnya sambil terus menjauh dari kau dan Mingyu.

Hoshi menghilang dibalik kerumunan orang-orang yang mulai terpengaruh oleh alkohol. Sadar dirimu masih berada di dekapan Mingyu langsung membuatmu mendorong tubuh besarnya dan menatapnya penuh tanya.

Mingyu tersenyum. Kembali ke dirinya yang penuh senyum dan ramah.

Astaga. Apa yang baru saja terjadi. Ke mana hilangnya Mingyu yang penuh aura membunuh itu?

Seketika kau menyadarinya. Aura membunuh Mingyu tidak hanya muncul ketika Vernon hadir, tapi kali ini hal itu terjadi pada Hoshi. Apakah kau pemicunya?

Setelah dipikir-pikir, sejak pertama kali pertemuan kalian di atap, sejak itu pula Mingyu selalu hadir di hari-hari yang kau lewati. Dia selalu ada. Selalu berdiri diam di sampingmu dengan senyumnya yang semua orang anggap ramah.

Tidak. Ini salah. Tidak mungkin. Kau tidak mungkin terlibat dengan orang berbahaya kan? Mingyu biasa saja kan?

Kau menghela napas, pusing dengan pola pikirmu yang tiba-tiba saja jadi rumit.

"Kau baik-baik saja?" tanya Mingyu cemas ketika wajahmu jadi pucat seketika.

Kau menggeleng, mengabaikannya dan beranjak menuju dapur Hoshi. Membuka kulkas, mengambil sekaleng bir dan langsung menandaskannya.

Ketika tanganmu meraih kaleng kedua, Mingyu muncul dan menghentikanmu. Menggenggam tanganmu erat saat dirimu mencoba melawan.

"Lepas," ringismu sambil melototinya.

Tapi itu sama sekali tidak membuat Mingyu terpengaruh. Genggamannya makin erat, membuatmu meringis. Mingyu dengan paksa merebut kaleng bir dari tanganmu dan melemparnya.

"What the-" umpatmu terhenti saat Mingyu menarik tanganmu, secara tidak langsung menyeretmu entah ke mana.

Saat kau tersadar, kau sudah berada di lantai dua rumah Hoshi yang terlarang untuk daerah pesta rutin kalian.

"Kita tidak boleh masuk ke sini," ucapmu lalu bermaksud pergi ketika lagi dan lagi Mingyu mencegahmu.

Kali ini dia mendorongmu ke dinding, mengunci dirimu dengan kedua tangannya.

"Ya!" kesabaranmu sudah habis. "Apa-apaan ini Kim Mingyu?!"

Mingyu terkekeh, terpukau dengan wajahmu yang memerah penuh amarah. "Tenang honey, aku hanya perlu waktu dan tempat di mana kita bisa bicara berdua tanpa gangguan."

"Apa-"

"Sst," kau terkejut saat Mingyu mendekatkan wajahnya dengan wajahmu. Bibirnya tepat berada di depan bibirmu, hanya tersisa jarak beberapa inchi.

Kau merinding ketakutan dan hal itu dapat dirasakan oleh Mingyu. Hingga membuat seringainya muncul.

"Pertama," Mingyu semakin merapatkan dirinya ke arahmu. Membuatmu semakin terpojok dan sama sekali tidak bisa berkutik. Napas hangatnya dapat kau rasakan di telingamu saat Mingyu memutuskan untuk berbisik. "Aku tidak suka melihat kau meminum bir, honey. Itu tidak baik untuk kesehatanmu. Juga wine dan segala macam teman-temannya."

Kau masih menatap Mingyu dengan tatapan tajammu dan berusaha keras untuk tidak memperlihatkan ketakutanmu padanya.

"Kedua, kau tahu kau milikku, kan?" APA? Kau harap kau salah dengar. "Aku tidak suka dengan makhluk-makhluk yang menempel padamu. Tapi karena mereka temanmu, aku bisa menoleransinya. Hanya saja, jangan terlalu dekat. Aku benci aroma mereka menempel di tubuhmu."

Kau nyaris menangis menyadari betapa gilanya laki-laki di depanmu ini.

Mingyu terkekeh di telingamu yang langsung membuatmu bergetar ketakutan. Lalu ia beranjak, menempatkan kembali wajahnya di depan wajahmu.

Seringainya semakin menyeramkan. "Kau mengerti itu, kan? Love you, honey," ucapnya sebelum akhirnya mengecup bibirmu.

Dan sudah bisa dipastikan air matamu mengalir. Terjun bebas dari pelupuk matamu.

Dan kau pun tahu,

Mingyu menikmati itu.

####

Holaaaa yuhuuu

Ini bonus karena diriku slow update dengan FF ini 😅

Well, selamat menikmati dan mari menunggu kemunculan karakter lainnya 🤭 you know what I mean, right?

Existence - SVT Hip Hop Team ✔️Where stories live. Discover now