Tigabelas

592 99 0
                                    

.

.

.

####

"Hai nona manis, kau mau ke mana, hmm?"

Duh. Kau menggigit bibirmu saat Seungcheol memergokimu sedang mengendap-endap di depan pintu. Kau menoleh, memberikan cengiran frustrasimu pada Seungcheol yang kini sedang bersandar di dinding dengan tatapan tajamnya.

"Aku menunggu penjelasanmu," Seungcheol menaikkan sebelah alisnya.

"Vernon. Hm, bocah itu sakit perut di rumahnya jadi tidak bisa ke sini. Aku ingin pergi ke rumahnya sekalian membelikannya obat."

Seungcheol diam. Tidak terlalu suka dengan penjelasanmu yang terdengar aneh baginya. "Oke, baiklah. Ambil jaketmu, aku akan mengantarmu."

Kau langsung menggeleng, "Ah, tidak usah oppa. Kau pasti sibuk kan? Bukankah ada artikel ilmiah yang harus kau selesaikan besok?"

Ringisan kecil keluar dari mulut kakakmu ketika ia mengingat tugas mematikan itu yang bahkan judulnya saja belum ia tentukan.

Seungcheol menghela napasnya lalu masuk ke dalam kamarmu sementara kau mematung keheranan di depan pintu.

Tak lama Seungcheol muncul dengan membawa jaket tebal dan rok panjang milikmu. "Kau bisa membuatku sedikit lebih tenang dengan memakai ini."

Kau mengangguk menyetujui tanpa protes sedikit pun. Setidaknya Seungcheol membiarkanmu pergi malam ini.

"Jam malammu hari ini pukul 23.30. Mengerti?"

Kau kembali mengangguk dengan patuh lalu memeluk Seungcheol dan memberinya kecupan kecil di pipinya sebelum menghilang di balik pintu.

####

Plak

"Awwww... Choi Y/N!"

Kau mendengus ketika menggeplak belakang kepala Vernon saat sampai di kantor polisi. Mengabaikan tatapan aneh dari polisi yang sedang menginterogasi Vernon.

"Ehem. Jadi, bisakah kau memperkenalkan dirimu dengan baik, Nona?"

Kau menyengir, menyapa polisi di hadapanmu dengan sopan. "Ah, halo. Aku Choi Y/N, tunangannya," ucapmu halus sambil mengelus pundak Vernon.

"Apa?"

Kau mengernyit ketika seorang perempuan amat sangat terkejut dengan pernyataan bahwa dirimu adalah tunangan Vernon. Lihat saja matanya yang melongo. Bola matanya hampir gelinding keluar dari matanya.

Ah, dia pasti Jiyoon.

"Oh," kau mengeluarkan suara termanismu. "Jadi kau ya perempuan yang suka menggoda Vernonku?"

"Apa?"

"Ck, aku tunangannya. Jadi berhentilah menempel padanya seperti benalu. Sekarang lihat? Kau benar-benar membuat kekacauan."

Mata perempuan itu melotot juga mulutnya yang terbuka lebar, tidak bisa berkata-kata karena ucapanmu.

"Yah, jaga mulutmu! Sudah jelas-jelas dia yang menggoda pacarku!"

Sekarang laki-laki di sebelah Jiyoon membuka mulutnya. Menatapmu dengan sinis. Ah, dia sang kekasih rupanya.

Kau mendengus sambil berkacak pinggang lalu memposisikan dirimu di depan sang kekasih itu.

"Heol. Kau diam saja. Tidak puas sudah main hakim sendiri? Di mana otakmu? Daripada menggunakan kekerasan pada selingkuhan pacarmu lebih baik kau gunakan logikamu untuk mencari pacar yang lebih baik lagi. Kuberitahu ya, pacarmu itu sama sekali tidak bisa dipercaya. Lihat saja bagaimana caranya berpakaian. Lihat saja bagaimana dia memilih warna lipstik dan lihatlah bagaimana nada bicaranya yang sok manis."

Existence - SVT Hip Hop Team ✔️Where stories live. Discover now