Tigapuluh Sembilan

441 71 14
                                    

Ya ampun
Ga kerasa banget udh chapter 39
Kalian ga bosen kan?
Cerita ini ga kepanjangan kan?
Okelah selamat menikmati
😘

.

.

.

####

Hening.

Kau tidak mendengar apa-apa di luar sana setelah Wonwoo pergi. Tidak ada suara langkah kaki, pintu terbuka, maupun orang yang bercakap-cakap.

Hanya keheningan yang melanda dengan tak nyaman.

Mulutmu gatal ingin berteriak. Memberi tanda pada siapa pun di luar pintu itu akan kehadiranmu di sini.

Tapi kemudian kau tarik lagi niat itu, siapa tahu orang di depan pintu itu bukan penolongmu. Siapa tahu dia 'teman' Wonwoo.

Tidak ada yang pasti sehingga kau hanya bisa menutup mulutmu dengan rapat.

Suara hujan lebat sudah tak terdengar, kau menoleh ke arah jendela kecil dan melihat rintikan hujan.

Jendela.

Kau langsung membawa dirimu ke depan jendela, berharap dapat mengintip apa yang terjadi di luar sana.

Tapi sayangnya itu tidak berhasil, jendela itu tidak menghadap ke depan perkarangan. Hanya menampilkan hutan berkepanjangan yang tiada habisnya di halaman belakang.

Kau menghela napas dan bermaksud kembali duduk namun tanganmu tak sengaja menjatuhkan sesuatu.

Kantong plastik hitam.

Berisi suntikan dan obat tidur.

Seolah itu semua menjawab dari mana dengingan menyakitkan itu berasal. Itu bukan mimpimu belaka.

Wonwoo memaksamu tidur agar ia dapat menyimpan dirimu. Bagai barang.

Kau hampir lupa masalah ini karena begitu syok saat mengetahui kalau Wonwoolah stalkermu.

Tapi ternyata masih ada banyak hal yang ia sembunyikan.

Dan itu artinya sudah berhari-hari kau ada di sini.

Seungcheol.

Kepalamu sakit saat memikirkan kakakmu. Bertahun-tahun kau berburuk sangka padanya, menganggapnya hanya doyan adu jotos padahal dibalik itu, Seungcheol hanya ingin melindungi adik kecilnya.

Bodoh. Kau sangat bodoh, Choi Y/N.

Dan kau melewatkan persidangannya. Apa yang terjadi pada Seungcheol?

Pandangan matamu langsung tertuju lagi pada jendela itu.

Ini kesempatanmu untuk kabur.

Iya, kan?

####

"Kenapa harus menekan bel?!" tanyanya sambil menatap Vernon seolah bocah itu sudah gila.

"Lalu? Kau mau langsung mendobrak pintu? Bagaimana kalau ini rumah orang lain? Kita bisa kena masalah!"

Duh!

Mingyu benar-benar ingin mencekik Vernon saat ini. "Menurutmu akan ada orang lain yang tinggal di tengah hutan seperti ini? Sudah pasti ini rumah Wonwoo! Y/N pasti di dalam, kita harus cepat!"

"Hei, kita tidak punya bukti, oke?"

"Kalau begitu telepon Jungkook dan tanya bagaimana rupa rumah Wonwoo."

Vernon menaikkan alisnya. Belum terpikirkan olehnya solusi itu. Well, lebih tepatnya Vernon tidak mau mengakui kalau dirinya memang bodoh.

Tapi-

Existence - SVT Hip Hop Team ✔️Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt