Duapuluh Satu

560 88 0
                                    

.

.

.

####

"Kau baik-baik saja?"

Kau mengangguk dengan senyum lebar saat wajah Seungcheol muncul dan memenuhi seluruh layar ponselmu.

"Oppa wajahmu terlalu dekat dengan kamera."

"Itu agar aku bisa melihatmu dengan jelas. Kau baik-baik saja kan? Kau tidak membakar rumah kita kan?"

"Aku baik-baik saja, begitu pula dengan rumah kita," jawabmu dengan kekehan kecil.

"Kau yakin? Kau terlihat lebih kurus."

"Mana mungkin aku tambah kurus, selama oppa pergi aku dan Vernon setiap hari makan tteokboki."

Seungcheol tersenyum. Kecemasannya akan dirimu berkurang sedikit. Jujur selama tiga hari ini ia sama sekali tidak bisa tidur. Dirimu terus muncul di mimpinya dengan keadaan tidak baik dalam artian buruk, seburuk-buruknya.

Dan perasaannya pun tidak enak. Seungcheol selalu mempunyai insting yang tajam saat itu berkaitan dengan dirimu. Walaupun setiap hari ia menelponmu dan memastikan dirimu baik-baik saja, itu tetap tidak bisa menghilangkan perasaan risaunya.

"Oppa kembali hari senin minggu depan kan?"

"Ya."

"Oke baiklah, sampai jumpa hari senin."

Begitu kau menutup sambungan video callmu, Seungcheol langsung menghela napas.

Tidak. Tidak bisa. Aku harus kembali lebih cepat.

####

Kau tersentak, terbangun dari tidurmu dengan jantung berdebar kencang dan kening yang penuh dengan keringat.

Tidak. Bukan karena mimpi buruk.

Semalam tidurmu nyenyak-nyenyak saja.

Itu karena begitu matamu terbuka, kau langsung teringat akan kehadiran Vernon dan Mingyu di rumahmu.

Kau langsung bangun dan berjalan cepat ke luar kamar. Terburu-buru ingin memastikan keduanya masih hidup.

Well, kau tidak mau rumahmu menjadi tempat kejadian perkara pembunuhan.

Sekarang kau bisa bernapas lega saat melihat Mingyu masih terkapar di sofa ruang tamu sedang kau bisa mendengar dengkur Vernon dari dalam kamar Seungcheol.

Mungkin setelah Seungcheol tahu Vernon tidur di kamarnya, Vernon tidak akan bisa melihat matahari terbit lagi.

Kau memutuskan untuk pergi ke dapur dan membuat kopi, memuaskan kebutuhan batinmu akan kafein. Dan gula pastinya.

Langkah demi langkah kakimu terasa semakin berat. Kau mengingat kejadian kemarin. Ketika kau menemukan catatan stalker itu di dapur.

Tubuhmu merinding seketika tapi kau tetap meneruskan langkahmu.

"Kyaaaaaaaah,"

Lututmu langsung lemas saat tiba-tiba tubuhmu tertarik ke belakang oleh sebuah lengan kekar, jatuh ke dalam dekapan seseorang.

Kalau saja orang itu tidak langsung menampakkan wajahnya, sudah pasti kau akan langsung pingsan karena mengira orang itu adalah stalker.

"Kim Mingyu!" teriakmu kesal juga lega.

Sementara Mingyu melihatmu dengan tatapan terkejutnya. Ia hanya ingin sedikit mengagetkanmu tanpa disangka kau akan bereaksi lebih dari yang dibayangkannya.

Existence - SVT Hip Hop Team ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang