Duapuluh Tujuh

504 88 2
                                    

.

.

.

####

Begitu matahari menunjukkan diri di luar sana. Kau langsung menghampiri Mingyu dengan tak sabar.

"Ayo pulang."

Bukannya kau tidak menikmati liburan singkat ini. Tapi kecemasanmu berhasil mengalahkan segalanya. Kau teringat tanduk di kepala Seungcheol dan kau masih sayang dengan nyawamu.

Alias tak mau mati muda.

Mingyu tak bisa berkata apa-apa. Ia sudah berjanji akan membawamu pulang ke Seoul begitu hari ini tiba. Akhirnya ia menuruti kemauanmu.

Kalian menuju ke Seoul tanpa tahu apa yang sedang menanti di sana.

####

Vernon kembali mengeluarkan napas beratnya. Sosoknya terlihat mengerikan di pantulan cermin kamarnya.

Seharusnya kemarin ia menyusulmu ke Busan dan berusaha semaksimal mungkin untuk menemukanmu dan membawamu pulang ke Seoul.

Kemarin kesempatan terakhirnya.

Tapi ia mengacaukannya lagi. Vernon kembali tergoda oleh wanita yang ia temui di bar. Kemudian-

Well, Vernon rasa tak perlu menjelaskan rincinya.

Yang jelas ia harus pergi ke kampus sekarang. Sebelum Seungcheol datang ke rumahnya dan membunuhnya.

Ia baru mendapat pesan dari Jeonghan yang mengatakan Seungcheol akan tiba di Seoul satu jam lagi.

Vernon harus segera keluar dari rumahnya. Kampus memang bukan pilihan terbaik, tapi setidaknya di sana banyak orang yang akan menahan Seungcheol jika laki-laki itu ingin membunuhnya.

####

Akhirnya si playboy kota ini menunjukkan batang hidungnya. Hoshi langsung berlari kecil menghampirinya.

"Ya, Hansol! Kau dari mana saja?"

"Hmm?" Vernon menaikkan sebelah alisnya. Jarang-jarang Hoshi mencarinya jika bukan di Jumat malam di waktu mereka seharusnya berpesta bersama.

"Aku mencoba menghubungimu dari kemarin. Tapi kau tidak pernah mengangkat panggilan dariku."

Itu karena Vernon memang sengaja mematikan ponselnya. Ia terlalu takut nama Seungcheol akan muncul di layarnya.

"Ada apa?"

"Oh ya," serunya seolah Hoshi teringat sesuatu yang penting. "Kemarin saat aku ke bar bersama Jun, seorang wanita menghampiri kami dan menanyakan apakah kami mengenalmu. Kurasa itu salah satu dari teman kencanmu."

"Lalu?"

Vernon sebenarnya tak terlalu suka topik ini. Baginya teman kencan yang sudah pernah kencan dengannya itu artinya sudah di luar batas. Ia tidak ingin hubungan yang mengarah lebih dari itu.

Hanya sekadar one night stand yang ia butuhkan.

"Aku tahu kau akan sangat membenciku kalau aku memberikan nomormu pada wanita itu. Jadi aku mengatakan untuk mencarimu di kampus. Well, itu lebih baik kan?"

Ya, memang lebih baik ketimbang Hoshi membocorkan nomornya. Apalagi memberikan alamatnya. Jadi Vernon hanya bisa berterima kasih lalu pamit.

Ia mampir ke lokernya untuk mengambil buku-bukunya yang tidak terlalu ia perlukan untuk belajar, hanya sebagai formalitas saja.

Lalu matanya memandang lokermu dengan jeli. Ia penasaran apakah surat hitam itu hari ini ada di dalam atau tidak.

Setelah memastikan tidak ada orang lain di sekitarnya. Akhirnya Vernon membuka lokermu. Kalian punya kunci cadangan masing-masing. Kau punya kunci loker dan rumah Vernon, begitu pula dengan Vernon.

Existence - SVT Hip Hop Team ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang