Delapanbelas

546 88 2
                                    

.

.

.

####

"Y/N belum datang?"

Vernon menggelengkan kepalanya. "Belum. Tapi kurasa dia tidak akan datang."

"Kenapa?" tanya Mingyu lagi.

"Dia pasti malas dan terlalu mengantuk untuk berangkat jadi bisa kupastikan dia sedang tidur sekarang."

"Tapi hari ini ada kuis."

"Y/N pintar, dia tidak akan mengalami kesulitan saat susulan."

Mingyu menatap Vernon dengan heran. Semalam Vernon tampak cemas meninggalkanmu sendirian di rumah. Tapi sekarang, ia bahkan tak terlihat peduli dan justru asik sendiri dengan teman wanitanya.

Sebaliknya, entah mengapa Mingyu merasa cemas. Ia ingin menemuimu. Jadi, ia pun memutuskan untuk pergi. Mingyu yakin kalau dirinya juga cukup pintar untuk ikut kuis susulan.

####

Kau sekarang sedang bersembunyi di rumah Vernon. Menenggelamkan dirimu di balutan selimut super tebal milik Vernon dan berharap sahabatmu itu cepat pulang.

Sungguh. Kau benar-benar ketakutan.

Tadi pagi saat kau membaca catatan itu, kau langsung memeriksa tumpukan pakaian kotormu. Dan celana dalam hitammu benar menghilang.

Kau langsung berlari keluar rumah, takut seandainya stalker itu masih ada di dalam rumahmu. Bersembunyi dalam bayang.

Astaga, itu benar-benar mengerikan. Dan kau tak habis pikir bagaimana cara stalker itu masuk ke dalam rumahmu.

Kau yakin sudah mengunci pintu saat kau pulang. Jadi bagaimana caranya dia masuk ke dalam?

Dirimu tak sanggup untuk pergi ke kampus jadi kau memutuskan untuk pergi ke rumah Vernon. Tempat yang aman menurutmu.

Dan kau berharap dia ada di sini untuk menenangkanmu.

####

Kau lupa kalau sahabatmu itu seorang playboy. Sudah pasti ia tidak akan pulang cepat ke rumah.

Dan, kau mendapat ribuan pesan dan panggilan tak terjawab dari Mingyu. Kau tahu kau akan mendapat masalah karena mengabaikannya seperti ini.

Tapi untuk saat ini kau benar-benar butuh ketenangan dan menjauh dari Mingyu.

Namun entah mengapa kau tergoda untuk membaca pesan-pesan darinya. Sebagian besar dari pesan itu menanyakan keberadaanmu dan keadaanmu, sebagian lagi menyatakan kalau Mingyu cemas karena tidak ada kabar darimu.

Hatimu melembut. Kau merasa bersalah karena mengabaikannya.

Entah angin dari mana, kau menelponnya.

Hanya perlu satu detik untuk Mingyu mengangkat panggilan itu.

"Astaga, Choi Y/N. Kau tahu betapa cemas diriku? Katakan di mana dirimu sekarang."

Kalau kau mengatakan dirimu ada di rumah Vernon, Mingyu akan benar-benar menghukummu dengan lebih sadis.

Tentu saja kau tidak mau hal itu terjadi.

"Kau ada di rumah?"

"Eoh, aku akan menjemputmu sekarang. Kau di mana? Cepat katakan."

"Tidak perlu. Aku akan ke sana."

"Apa? Kau akan ke rumahku?"

Sudah jelas Mingyu terkejut. Kau pun sama. Kau juga terkejut saat dirimu mengatakan itu. Tapi kau tidak bisa mundur sekarang.

Sebenci apa pun dirimu pada Mingyu, saat ini kau lebih benci sendirian.

"Ya, aku akan ke sana sekarang."

Hening sesaat sebelum suara Mingyu terdengar lagi. "Baiklah, hati-hati. Aku akan menunggu,"  ucapnya sedikit gugup tapi kau bisa mendengar nada kebahagiaan di suara itu.

####

Kau membunyikan bel pintu Mingyu dan detik berikutnya kau mendapat tatapan super tajam dari sang pemilik rumah.

Mingyu menarikmu masuk ke dalam, tanpa bicara apa-apa lalu mendorong tubuhmu agar duduk di sofa.

Tubuhnya menjulang tinggi di hadapanmu. Mingyu melipat kedua lengannya di depan dadanya, menaikkan sebelah alisnya, meminta penjelasan darimu.

"Aku pergi ke spa, ponselku kutinggal di loker," kau tersenyum dalam hati. Bangga karena kemampuanmu berbohong makin meningkat.

"Sungguh. Kau membuatku gila. Aku bahkan hampir merusak pintu rumahmu untuk masuk ke dalam dan memastikan kalau kau baik-baik saja."

"Apa? Kau merusak pintu rumahku?"

"Hampir," hela Mingyu lalu menghempaskan dirinya, duduk di sebelahmu.

Hening sesaat. Baik Mingyu dan dirimu sama sekali tidak tahu harus bicara apa. Setidaknya keheningan ini tidak canggung, kalian menikmatinya.

Dan kenyataan kalau kalian bersama saat ini membuat kalian makin nyaman.

####

"Hei, kau ke rumahku ya kemarin?" Vernon muncul, merangkulmu seperti biasa tiap paginya. "Kenapa tidak menelponku?"

Kau diam, tidak ingin menjawabnya. Terlalu malas dan takut dirimu akan meledak kalau menjawabnya.

Jadi kau mengabaikannya dan berjalan menuju lokermu, bersiap untuk susulan kuismu sore ini.

"Y/N, jawab pertanyaanku. Kenapa kau diam saja?" rengek Vernon yang masih tetap kau abaikan.

Saat kau membuka lokermu, surat hitam itu sudah menunggumu. Kau mengambilnya, mengubah posisi tubuhmu sedikit agar Vernon tidak melihatnya kemudian membaca isi surat itu.

'Aku sangat merindukanmu, Y/N.'

Kau berusaha mengatur napasmu yang sudah mulai sesak saat Vernon memanggilmu lagi, merengek agar kau menjawabnya.

Kau tak sanggup lagi.

Kau berbalik dan menatap Vernon dengan matamu yang sudah memerah kemudian melempar surat itu tepat di wajahnya.

"Lihat? Stalker itu berulah lagi. Kemarin pagi aku bangun dan menemukan surat itu ada di dalam rumahku. Ia masuk saat aku tertidur. Dia ada di dalam rumahku!" teriakmu frustrasi.

Beberapa orang berhenti untuk melihatmu. Sebagian besarnya singa-singa pemuja Vernon yang sudah siap menerjangmu karena sikapmu pada Vernon saat ini.

Kau nyaris menangis tapi kau tidak mau. Kau tidak mau terlihat menyedihkan di hadapan singa-singa itu.

"...stalker itu juga mengambil barang-barangku. Buku catatanku hilang dan kemarin," bisikmu, kau tidak mau ada orang lain yang mendengarnya. "Dan kemarin ia mengambil celana dalamku."

Vernon menatapmu penuh rasa bersalah, ia ingin memelukmu tapi kau menahan dadanya agar ia tidak bergerak dari tempatnya sekarang berdiri.

Tanganmu yang bergetar kini hinggap di pundak Vernon, meremasnya. Kau menundukkan kepalamu, menyembunyikan wajahmu karena kau hampir menangis.

"Aku takut. Aku sangat takut. Aku tidak tahu harus ke mana dan akhirnya aku bersembunyi di rumahmu. Berharap kau cepat pulang dan bisa menghiburku. Atau paling tidak menemaniku. Tapi-" suaramu tercekat, kau tidak sanggup menahan diri lagi.

Sebelum orang-orang tahu kau menangis, kau langsung berlari. Kau mendengar Vernon memanggilmu dan mengejarmu.

Jadi kau mempercepat larimu dan berharap Vernon tidak bisa menyusulmu.

####

Yoooo

Heheh, entah kenapa moodku lagi bagus dan ide mengalir cepat jadi this is for you guys.

Hope you like it and don't forget to give me your support. Thank you so much, see yaaa ❤️

Existence - SVT Hip Hop Team ✔️Where stories live. Discover now