Empatpuluh Lima

465 76 4
                                    

.

.

.

####

"Y/N?"

Kau menoleh ke arah Jungkook yang berdiri di depan pintu.

"Eoh, Jungkook."

"Jam berkunjung sudah habis, ayo pulang," Jungkook mengisyaratkan lewat gerakan lehernya. "Won-ah, aku akan menemuimu besok lusa."

Tanpa menunggu jawaban dari Wonwoo, Jungkook langsung berjalan pergi. Sekali lagi meninggalkanmu sendiri dengan Wonwoo.

Wonwoo masih enggan menatapmu dan kau tidak mau memaksanya untuk memberikanmu reaksi jadi kau hanya tersenyum kecil walaupun Wonwoo tak dapat melihatnya lalu menyusul Jungkook.

"Oppa tidak ingin bertemu dengan Wonwoo?" tanyamu pada Seungcheol saat kalian hendak masuk ke mobil dan kembali ke Seoul.

Seungcheol menepuk pundakmu, menyuruhmu masuk lebih dulu ke dalam mobil. "Tidak hari ini, mungkin nanti."

####

Yeongji menatap Vernon dan Mingyu bergantian. Ini sudah lebih dari sepuluh menit sejak ia sadar tapi Yeongji melarang Vernon memanggil dokter.

Yeongji merasa baik-baik saja.

Vernon kembali menyadari tatapan Yeongji yang mengarah ke Mingyu. "Ah itu Kim Mingyu, kekasih Y/N."

"Aku tahu," jawab Yeongji singkat.

Ia tahu Mingyu pacarmu, kemarin ia mendengarnya sendiri. Tapi ia masih tidak bisa percaya laki-laki berengsek itu menjadi kekasihmu.

Vernon sendiri sebenarnya bingung. Kenapa Kim Mingyu masih bertahan di sini, menemani Vernon semalaman sampai akhirnya Yeongji sadar.

Bukankah seharusnya Mingyu ikut menjemput Seungcheol?

"Yeongji-ah, aku perlu menghubungi dokter dan memberitahukannya kalau kau sudah sadar agar kau diperiksa kembali. Oke?"

"Tunggu," Yeongji kembali mencegah Vernon. Ia mau menyelesaikan suatu masalah dulu.

Sementara Vernon luar biasa gugupnya, ia tidak tahu apakah ia harus memberitahu Yeongji tentang kegugurannya atau menunggu dokter yang mengumumkannya sendiri.

"Yeongji-ah, kau harus bertemu dokter dulu. Keadaanmu-" Vernon berhenti karena tidak tahu harus bicara apa tapi matanya tertuju pada perut Yeongji.

"Aku tahu, aku keguguran Vernon-sshi."

Mata Vernon membulat. Mulutnya tetap membisu.

"Aku bisa merasakannya," Yeongji mengusap perutnya. "Sekarang terasa kosong."

Tidak ada yang bisa berkata-kata lagi. Bahkan tatapan mata mereka pun tak sanggup menggambarkan perasaan mereka saat ini.

Setelah beberapa menit keheningan yang menyiksa batin, akhirnya Yeongji menekan bel yang tertuju ke ruang perawat.

Tak lama, dokter dan beberapa perawat datang dan memeriksa keadaan Yeongji. Juga mengabarkan kembali berita duka itu. Serta ucapan bersungkawa.

"Vernon-sshi, bisakah kau tinggalkan kami sebentar?" pinta Yeongji saat dokter dan para perawat itu pamit dari kamarnya.

Vernon mengerjapkan matanya beberapa kali, masih mencerna pertanyaan Yeongji. Tinggalkan kami? Maksudnya Yeongji dan Mingyu?

Vernon tak bisa menyuarakan pertanyaan itu. Ia hanya memandang Yeongji dan Mingyu bergantian dan bertanya-tanya kembali apa yang sebenarnya terjadi di antara mereka.

Existence - SVT Hip Hop Team ✔️Where stories live. Discover now