Duapuluh Dua

549 81 4
                                    

.

.

.

####

Manik mata Mingyu menggelap. Ia masih berdiam diri di posisinya saat ini. Mengamatimu yang bertukar senyum dengan laki-laki itu dari kejauhan.

Jeon Jungkook.

Kau pernah memperkenalkan sebagai teman lamamu. Tapi instingnya berkata lain. Ada sesuatu yang lebih dari hanya sebatas kata teman.

####

"Y/N?!"

Kau menoleh dan mendapati Jungkook tersenyum padamu. Kau pun membalas sapamu dengan senyum yang sama ramahnya.

Seingin apa pun kau menghindari sesuatu yang berhubungan dengan Wonwoo, tetap saja itu tak adil bagi Jungkook. Bagaimana pun kalian pernah menjadi teman. Mungkin gelar itu akan tetap bertahan.

"Eoh, Jungkook-ah, apa yang kau lakukan di sini?"

Bodoh juga saat kau sadar telah melempar pertanyaan itu pada Jungkook. Jelas saja ia ingin mencari atau membaca buku kan? Ini perpustakaan. Memangnya jawaban apa yang kau harapkan?

Aku mencarimu?

Heol

Tidak mungkin.

"Sebenarnya aku mencarimu."

Matamu membulat. Terkejut. Sangat. Sungguh tidak menyangka kalimat itu yang keluar dari mulut Jungkook.

Kau tidak memberikan respons apa pun, hanya bisa diam layaknya orang bodoh.

"Aku sedang mencarimu dan kebetulan bertemu Vernon. Dia bilang kau ada di sini, jadi..." Jungkook diam sesaat sambil meneliti figurmu yang masih mematung. "Y/N, bisakah kita bicara? Ada sesuatu yang ingin aku sampaikan."

Kau mengerjapkan matamu beberapa kali, menandakan telah kembalinya dirimu dari alam bawah sadarmu saat menangkap nada gugup di suara Jungkook.

Kau sempat heran kenapa Jungkook terlihat sangat risau. Apa yang ingin dibicarakannya sampai-sampai ia begitu gelisah?

Tapi dirimu memutuskan untuk membagi senyummu sekali lagi. Berusaha membuat teman lamamu itu lepas dari kecemasannya. "Tentu. Kau bisa bicara denganku kapan pun kau mau."

Jungkook akhirnya tersenyum. Menunjukkan bayangan kelinci imut yang selama ini selalu menjadi alasan kenapa kau ingin Jungkook menjadi temanmu.

"Hmm, kalau begitu bisakah kita bicara di tempat yang lebih privat?"

Belum sempat kau menjawab, suara berat yang amat familiar mewakilimu menjawabnya. Tentu bukan jawaban yang sama denganmu.

"Kau bisa bicara di sini sekarang. Aku tidak bisa membiarkan pacarku pergi berdua denganmu."

Kau menghela napas sebelum membalik badanmu dan melihat Mingyu yang berwajah datar sedang bersandar di rak buku dengan kedua tangannya terlipat di depan dada.

Mingyu menaikkan sebelah alisnya dan senyum piciknya muncul. "Silakan, kau bisa bicara sekarang," matanya tertuju pada Jungkook.

"Aku perlu bicara berdua dengan Y/N."

"Kubilangkan silakan. Anggap saja aku tidak ada," Mingyu sekali lagi menunjukkan seringainya.

Sementara Jungkook mengencangkan rahangnya. Menahan emosinya. Bagaimana pun juga ia harus bicara padamu. Harus.

Tapi tidak dengan Mingyu, ia tidak bisa membiarkan orang lain mendengar apa yang ia ingin sampaikan padamu.

"Kim Mingyu," kau memanggilnya sehalus mungkin. Sedikit berharap Mingyu mengerti arti tersembunyi dari panggilanmu.

Existence - SVT Hip Hop Team ✔️حيث تعيش القصص. اكتشف الآن