Elf

28.8K 3.4K 392
                                    

Hari ini hari Sabtu, hari yang menyenangkan untuk para murid sekolahan untuk beristirahat.

Sebenarnya, hari Sabtu tidak libur. Hanya saja karena sekolah akan mengadakan festival jadi para murid SM High School di liburkan.

Karena hari ini hari libur jadi, Jeno hanya tidur-tiduran di ranjangnya.

"Ughh... Bosaaaan ! Aku ingin sekali pergi tapi... Siapa yang akan ku ajak ?" Jeno menatap atap kamarnya sambil berpikir.

"Sudah lah ! Aku tak tahu ! Hmm... Dimana ponselku ?" Jeno mencari ponselnya dan setelah ketemu ia membuka aplikasi Twitter dan men-tweet sesuatu.

 Dimana ponselku ?" Jeno mencari ponselnya dan setelah ketemu ia membuka aplikasi Twitter dan men-tweet sesuatu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


[Tanggal gk usah dianggap ya... Jadi anggap aja tanggal itu pas hari Sabtu]

"Kenapa harus dia-dia mulu sih yang komen, Jaemin gak pernah apa ?! Ini Qiqi-qiqi wakanda siapa sih, nge-sksd aja ! Si blek penter kali yak, Gak jelas banget dasar orgil !"

'Apa salah dan dosaku sayang :v'

"Tunggu... Kenapa aku mengharap Jaemin ? Haishh... Ada apa denganku ?" Jeno menatap atap kamarnya.

"Apa aku suka sama Jaemin, ya ?" Kata-kata Jeno sendiri membuat Jeno menggelengkan kepalanya.

"Gak ! Gak mungkin aku suka sama Jaemin. Aku benci ! Aku benci sama dia, aku gak suka sama dia ! Aku gak bakal suka sama dia !" Jeno bangun dari tidurnya.

"Aku rasa, aku harus mencuci wajahku dulu." Jeno segera ke kamar mandi dan mencuci wajahnya di wastafel.

|| Baby Boy — Nomin ||
© 2019, wakandaa__

•Weird•

Jeno sekarang sedang berjalan menyusuri sungai Han sendirian.

Tidak ada yang jeno ajak.

Ia hanya ingin sendiri.

Baru saja ia berniat untuk menghilangkan rasa anehnya dan menghilangkan nama Jaemin dari otaknya, ia tak sengaja bertemu dengan Renjun dan Jaemin yang sedang tertawa mesra sambil duduk mengarah ke sungai.

Ada rasa aneh muncul secara tiba-tiba di hati Jeno.

Rasanya sedikit sakit, hatinya seperti di remas.

"A-apa apa ini ? Kenapa sakit ? Kenapa rasanya sakit saat melihat Jaemin bersama Renjun ? Apa aku mempunyai perasaan ? Atau... Jangan-jangan aku menyukai Renjun ?! Tidak ! Aku masih normal ! Tidak mungkin aku menyukai seorang Seme ! Sudah gila aku." Jeno langsung memutar balik arahnya.

"Aku harus bertemu Mark."

.

.

.

Ting Tong !

Suara bel terdengar di sebuah rumah.

"Iya, siapa y— oh, Jeno. Masuklah."

"Terima kasih Aunty Ten. Eum... Mark dimana ?" Tanya Jeno seraya masuk ke dalam rumah.

"Mark sedang pergi bersama Haechan. Ia bilang sebentar lagi pulang." Jawab Ten.

"Ohh... Kalau Uncle Johnny ?"

"Dia ada di ruang kerjanya. Aku tau kau ingin menceritakan sesuatu. Kalau begitu pergilah ke ruangannya." Ten mengizinkan Jeno.

"Apa tidak mengganggu ?"

Ten menggelengkan kepalanya, "Aniyo... Pergilah."

"Baiklah." Jeno langsung berjalan ke ruang kerja Johnny.

Jadi, Jeno itu selalu bercerita kepada Mark atau ayahnya, Johnny setiap ada masalah.

Mereka juga tak keberatan mendengar cerita Jeno. Mereka malah senang, mereka pasti akan memberi Jeno pendapat yang baik untuk Jeno.

Cklek.

Suara pintu terbuka, membuat Johnny yang sepertinya sedang mengurus berkas-berkas mengalihkan perhatiannya pada suara itu.

"Ada Ten say— eh ? Jeno, Ada apa kemari ?" Tanya Johnny.

"Apa kau ada masalah lagi ?" Lanjut Johnny.

"Ini... Masalah hati." Jawaban Jeno membuat Johnny tertawa kencang.

"Hahahaha !!"

"Kenapa uncle tertawa ?!" Gerutu Jeno.

"Hahaha, jawaban mu sangat polos." Johnny tetap tertawa.

"Uncle Seo ! Aku serius !"

Ok, jika Jeno sudah memanggil dengan marganya berarti Jeno sudah dalam mode seriusnya.

"Oke, oke. Uncle serius. Jadi...coba ceritakan ?"

Jeno menghela nafas, "Aku merasa... Jika hatiku sakit jika melihat seseorang yang aku benci dekat dengan sahabatku atau mungkin... Mantan sahabat."

"Maksudmu ?"

"Aku mempunyai seseorang yang aku benci, amat sangat benci. Aku merasa... Jika ia telah mengambil hal yang aku sukai. Contohnya,Sahabatku... Ia lebih memilihnya dibanding diriku. Ia mengambil semua yang ada di diriku. Mulai dari sahabatku, serta... Kasih sayang Ibu." Jeno menunduk.

"Jika aku tebak... Orang yang kau benci itu adikmu ya ?" Tebak Johnny.

Jeno tersentak, "Ba-bagaimana kau bisa tahu ?"

"Siapa lagi yang akan merebut kasih sayang ibumu selain adik tirimu." Johnny tersenyum.

"Aku mengenalmu, nak." Lanjutnya

Jeno hanya terdiam.

"Boleh aku memberi tahumu sesuatu ?" Tanya Johnny

Jeno mengangguk.

"Aku rasa kau menyukai Jaemin, adik tirimu."

TBC

Gimana ?

Gaje ?

Lanjut gak ?

© 2019, wakandaa__

Baby Boy | ɴᴏᴍɪɴ ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang