Mẹrindilogun »S2«

8K 802 210
                                    

A few days later...

Bugh !

Pipi kanan Jeno ditonjok begitu saja oleh Renjun. Jeno tersungkur ke lantai, tak menyangka bila Renjun yang notabenenya teman baiknya itu memukulnya hingga mulutnya mengeluarkan sedikit darah. Walau hanya satu pukulan, pukulan Renjun itu sangatlah keras.

"Kau kira, kau bisa menemuinya hah ?!" Teriak Renjun di depan wajah Jeno.

"Kau tidak akan pernah bisa menemuinya keparat !" Lanjut Renjun.

"Diam sialan ! Istriku dan anak-anakku ada di sana dan aku harus menemui—"

"SIAPA YANG KAU BILANG ISTRI DAN ANAK-ANAK DASAR BAJINGAN ?! Ke mana saja kau selama ini ?! Apa kau tidak tau, ia selalu menangis setiap malam, hah ?! Apa kau tau, selama ini Soobin dan Beomgyu selalu menangis dan menceritakan padaku betapa bajingannya perlakuan dirimu pada Jaemin ?!"

Mata Jeno membulat tak percaya. Ia baru tau akan hal itu.

"Apa ?! Kau baru tau, kan ? Memang kau itu dasar baji—"

"CUKUP RENJUN GE !" Teriak Chenle yang baru saja datang memasuki rumahnya.

"Kenapa Chenle ? Biarkan saja aku memukulnya, malah aku mengharapkannya mati." Renjun sengaja menekan kata matinya itu.

"Tidak, Ge. Karena itulah aku menyuruhmu untuk berhenti." Chenle mendekati Jeno dan membantu Jeno untuk berdiri.

"Renjun, Ge aku tau Jeno Hyung. Jika dia ingin berubah, pasti ia akan berubah. Lagi pula, aku sudah tau hal yang sebenarnya." Jelas Chenle.

"Maksudmu ?"

"Jisung, Haechan dan Mark akan sampai sebentar lagi. Sekarang, bantu aku memapah Jeno ke kamar tamu. Aku akan mengobatinya."

⋘──◈ ∗⋅◈Baby Boy◈⋅∗ ◈──⋙

Setelah hari di mana Renjun memukul Jeno, Renjun pun akhirnya mencoba untuk memaafkan Jeno. Tetapi, hubungan mereka masih tidak baik. Renjun masih kesal dan marah dengan kelakuan Jeno pada Jaemin saat itu.

Sekarang, Jeno hanya duduk di ranjangnya sembari melamun. Ia bingung, ia sudah mencoba melacak keberadaan Jaemin tetapi ia tak mendapatkan jawabannya. Ia frustasi, ia jadi tak percaya diri lagi. Ia merasa... Bahwa Jaemin sudah melupakannya. Pasti anak-anaknya juga sudah melupakan dirinya. Ia memang tak pantas dimaafkan.

Jeno beranjak dari ranjangnya, menuju kamar kedua anak kembarnya. Sesekali ia melihat foto-foto mereka ber-empat yang terpajang di dinding kamar itu. Sampai akhirnya ia melihat sebuah gambar menara Eiffel dan anjing berbulu lebat yang mungkin itu adalah gambar ciptaan kedua anak kesayangannya itu.

"Maafkan Daddy, ya nak ? Maaf Daddy telah jahat pada Mommy kalian. Andai saat itu Daddy tidak melakukan hal bejat itu. Pasti, kita sudah berjalan-jalan ke Paris dan melihat menara Eiffel serta memelihara anjing yang kalian inginkan." Lirih Jeno.

Jeno menghela nafasnya. "Sepertinya pergi ke Paris menyenangkan. Selain refreshing, aku juga bisa mengenang kalian di sana." Lanjutnya.

⋘──◈ ∗⋅◈Baby Boy◈⋅∗ ◈──⋙

14.22 CET

Sekarang Soobin dan Beomgyu sedang berjalan sembari bergandengan tangan menuju rumah Uncle dan Aunty mereka yang sudah empat tahun ini mereka tempati. Tapi, sebelum pulang mereka berencana untuk membeli beberapa camilan untuk di rumah nanti.

Baby Boy | ɴᴏᴍɪɴ ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang