Dreizehn

26.8K 3.4K 808
                                    

Jeno menggendong tubuh Jaemin ala bridal.

Jeno dengan susah payah menyentuh tombol bel.

Ting tong....

Cklek !

"Siap— Jeno ?! Jaemin ?!" Kaget Taeyong.

"Eomma~ biarkan aku masuk... Jaemin berat sekali." Rengek Jeno.

"Eoh ? Baiklah, cepat masuk." Taeyong menutup pintu rumahnya.

Jika boleh jujur, tubuh Jaemin sebenarnya tidak berat. Ia sangat ringan sekali rasanya seperti menggendong angin.

Jeno berjalan menaiki tangga sambil menggendong tubuh ringan Jaemin.

Setelah itu ia membuka pintu kamar Jaemin yang sengaja di cat warna putih dengan pernak-pernik bunga dan memasukinya.

Lalu, Jeno menidurkan tubuh Jaemin di kasurnya.

"Ughh... Tidak ada rasa lelah sama sekali saat menggendong Jaemin. Seperti menggendong angin saja. Tidak saat itu menggendong Haechan. Ughh.... Beratnya seperti mengangkat beban 1 ton." Gerutu Jeno.

Jeno melihat keseluruhan kamar Jaemin.

"Apa-apaan ini ? Dia lelaki atau perempuan sih ? Cat dinding berwarna Baby blue, lemarin berwarna putih, dan seprai berwarna pink ? Astaga.... Jung Jaemin bodoh, aku jadi ragu dengan gendermu." Jeno duduk di pinggir ranjang Jaemin.

"Kalau... Dilihat-lihat wajahmu manis ya ?" Jeno mengusap pipi Jaemin.

"Eunghh~" Jaemin melenguh menandakan jika tidurnya terganggu.

"Lucunya, selamat tidur Nana~" Seakan-akan ada dorongan, tiba-tiba Jeno mengecup kening Jaemin.

Lalu, ia pergi meninggalkan ruangan itu.

|| Baby Boy — Nomin ||
©2019, wakandaa__

•I think I like you•

"Ughh... Eomma." panggil Jaemin.

"Iya, kenapa Nana ?" Tanya Taeyong sambil memakan sarapannya.

"Semalam, aku bermimpi seseorang mencium keningku." Ucap Jaemin dengan wajah polosnya.

"Ohok, ohok" Jeno memukul dadanya.

"Eh ? Jeno Hyung ! Minum airnya." Jaemin menyodorkan segelas air putih

Dengan segera Jeno mengambil dan meminumnya.

"Astaga Jeno... Ada apa denganmu ?" Tanya Jaehyun.

"A-aniyo Appa." Jeno menundukkan wajahnya yang memerah malu.

"Jadi, siapa orang itu Nana ?" Tanya Taeyong.

"Aku tidak tahu, yang aku lihat... Dia itu tinggi, kulitnya putih, rambutnya hitam pekat dan memiliki eye smile saat aku lihat dia tersenyum." Jaemin menatap sang ibu.

"Dari ciri-cirinya... sepertinya aku tahu siapa ?" Ucap Jaehyun.

"Eoh ? Siapa ?" Tanya Jaemin.

"Eomma rasa sepertinya itu Jeno." Taeyong tersenyum pada Jeno.

Jeno membelalakkan matanya.

"A-aniyo ! Aku tidak menciumnya !" Sergah Jeno.

"Siapa yang bilang kalau kau menciumnya Jeno sayang ? Eomma bilang kan sepertinya itu kau." Jelas Taeyong.

Dan itu membuat wajah Jeno memerah sampai ke telinganya.

"Hahahaha, jadi... Uri Jeno yang menciumnya ? Jujur saja Jeno. Kalau begitu, kau sudah menerima Jaemin menjadi adikmu kan ?" Jaehyun tersenyum senang pada Jeno.

"Ughh... I-iya, Jeno yang menciumnya. Ta-tapi, Jeno belum menerima Jaemin sepenuhnya !" Jeno tetap menundukkan wajahnya.

Wajah Jaemin memerah.

"Hahaha, sudah-sudah kasihan Jeno." Ucap Taeyong.

"Oh, ya. Eomma dan Appa akan pergi dulu. Kalian jaga rumah ya ?" Tambah Taeyong.

"Baiklah Eomma." jawab Jeno dan Jaemin.

"Baiklah, kita langsung pergi saja. Appa rasa kita tidak akan pulang hari ini. Sampai jumpa." Jaehyun dan Taeyong langsung pergi meninggalkan Jaemin dan Jeno.

Jaemin dan Jeno bersamaan pergi ke kamar mereka masing-masing. Tapi sebelum masuk, Jaemin memanggil Jeno.

"Jeno Hyung."

"Ya ?"

"Aku ingin bicara denganmu."

"Kalau begitu, bicara di kamarku saja." Jaemin pun mengikuti Jeno.

Jeno membuka pintu kamarnya yang di cat warna hitam dan menampilkan kamarnya yang bernuansa gelap itu.

"Gelap sekali~" gumam Jaemin.

"Ini lebih baik dibanding kamarmu yang seperti wanita itu." Celetuk Jeno.

Jaemin mengerucutkan bibirnya kesal.

"Cepatlah, apa yang kau inginkan ?" Tanya Jeno.

"Eum...jadi Renjun—"

"Putuskan dia." Ucap Jeno mutlak.

"Ta-tapi...."

"Kau masih mau dengan pria brengsek sepertinya ?"

"...."

"Kalau tidak mau cepat putuskan dia, jika tetap menginginkannya....



















...Jangan harap aku mau menerimamu sebagai adikku." Ucapan Jeno membuat Jaemin membelalakkan matanya.

"Ba-bagaimana, aku akan memutuskan Renjun" Ucap Jaemin.

"Baiklah, kalau begitu nanti sore kita akan ke rumahnya. Dan aku ingin melihatmu memutuskan hubungan kalian. Jadi, kau bisa keluar dari kamarku" Final Jeno.

"Baiklah" Jaemin pun langsung menurut kata-kata Jeno dan pergi meninggalkan kamar Jeno.

Setelah Jaemin benar-benar keluar dari kamarnya, Jeno langsung berbaring di ranjangnya.

"Ada apa denganku ? Kenapa aku peduli dengannya ? Oh my... I think, I like you Na"

To Be Continued

Gimana ? Masih mau tetep lanjut ?

Kalo gak mau lanjut aku Unpub deh

© 2019, wakandaa__

Baby Boy | ɴᴏᴍɪɴ ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang