Isithupha »S2«

7K 743 10
                                    

"Xiyeon !"

Jeno menatap wanita itu dengan tatapan terkejutnya. Jaehyun yang melihat itu merasa bingung, apa mereka telah mengenal satu sama lain ? Mengapa Jeno tidak bilang padanya ?

"Jeno, jadi kau mengenal-"

"Tentu ! Tentu saja aku mengenalnya !" Ucapan Jaehyun terpotong oleh ucapan Jeno.

Cklek !

"Ada apa ini ribut-ribut ?" Tanya Jaemin yang baru saja masuk. Jeno seketika menatap Jaemin, ada satu pikiran tiba-tiba terlintas dari otak Jeno. Ia tidak mau Xiyeon mengenal istrinya.

"Sayang, siapa tamu kita sebenar-

PRANG !

Taeyong menjatuhkan nampan dengan tiga cangkir teh yang ia bawa. Matanya seketika berair ketika melihat tamu yang dimaksud oleh Jaehyun.

"X-xiyeon..."

Jaehyun menatap semua orang dengan bingung. Ia juga menatap Jaemin yang sama terkejutnya dengan yang lain. Dengan tegas Jaehyun pun berucap, "Lebih baik kita membicarakannya di ruang tamu."

⋘── ∗⋅Baby Boy⋅∗ ──

"Jadi, ada apa sebenarnya ini ?" Tanya Jaehyun dingin.

"Dia itu orang gila Appa !" Teriak Jeno.

"Jeno ! Tidak sopan seperti itu !" Teriak Jaehyun.

"S-saya tidak tau Tuan Jung. S-saya tidak m-mengenal mereka." Jawab Xiyeon gugup.

"Bohong ! Kau itu pembunuh !" Teriak Taeyong dengan air matanya yang mengalir. Jaehyun yang melihat air mata Taeyong yang berlinang lantas, langsung menghapus air matanya. Ia juga sempat terkejut dengan perkataan Taeyong.

"A-apa maksudmu N-nyonya Jung ? Saya tidak pernah membunuh s-siapa pun !" Sanggah Xiyeon.

"Pembohong ! Eommaku tidak mungkin berbohong !" Sanggah Jaemin kembali. Xiyeon menatap Jaemin dengan tajam. Jeno melihat Jaemin, apa Ibunya menceritakan sesuatu pada istrinya tapi menyembunyikannya pada dirinya ?

"Kau siapa ?! Saya tidak mengenalmu dan kau berani menuduhku !" Xiyeon berucap marah. Ia tidak perduli bahwa dirinya tengah berada di kediaman Presdir dari perusahaan yang bekerja sama dengannya.

"K-kau itu pem-

"Sudah cukup ! Kenapa kalian jadi ribut di sini ?! Sudahlah ! Xiyeon-ssi, mari kita batalkan dulu untuk pembahasan kerja sama perusahaan kita. Kau boleh pulang." Xiyeon yang mendengar itu pun, tanpa pamit langsung pergi dari rumah tersebut.

"Sayang, sudah jangan menangis." Jaehyun memeluk istrinya dan mengecup pucuk kepalanya berkali-kali.

"Hiks- Hyung~ Dia..." Taeyong kembali menangis sebelum ia melanjutkan perkataannya. "Sudahlah, sebaiknya kau istirahat sekarang. Jaemin-ah, tolong bawa Eommamu ke kamar sekarang." Pinta Jaehyun lada putra bungsunya.

"B-baik, Appa." Lantas, Jaemin pun membantu Taeyong berdiri dan berjalan menuju kamar orang tuanya.

"Jeno, ikut ke ruang kerja Appa sekarang." Tanpa mendengar konfirmasi dari Jeno, Jaehyun pun pergi menuju ruang kerjanya dan diikuti oleh Jeno.

Setelah sampai di ruang kerja milik Jaehyun, Jaehyun pun duduk di kursi miliknya dan Jeno duduk di kursi seberang Jaehyun. "Jadi, siapa itu Xiyeon ? Kenapa kau bisa berkata seperti itu padanya ?" Tanya Jaehyun.

Jeno menghela nafasnya, lalu menjawab pertanyaan Ayahnya. "Dia sepupuku, Appa. Anak dari bibiku, adik ayahku dulu."

"Lalu ? Kenapa kalian seperti tadi ?" Tanya Jaehyun kembali. Dengan ragu, Jeno kembali menjawab pertanyaan sang ayah. "Saat aku masih menduduki sekolah menengah pertama, ia menyukaiku. Tak tanggung-tanggung ia selalu membelikan ku barang-barang kesukaanku walau harganya sangat mahal. Ia juga tak segan untuk membully semua wanita yang mendekatiku saat itu. Aku rasa ia terobsesi padaku. Ia juga membuat perjanjian denganku agar aku menikah dengannya saat aku lulus SHS." Jawab Jeno panjang lebar.

"Lalu, mengapa Eommamu mengatakannya pembunuh ?" Tanya Jaehyun yang ketiga kalinya. Ia masih kepikiran tentang ucapan istrinya itu. Lantas, Jeno menggelengkan kepalanya. "Aku juga tidak tau, Appa."

"Apa ada kaitannya dengan mendiang ayah kandungmu ?" Pertanyaan bJaehyun membuat Jeno terdiam, ia tidak tau apapun soal kematian ayahnyabyang secara tiba-tiba itu. "Aku tidak tau banyak tentang kematian ayah kandungku, Appa. Eomma bilang, ia menemukan ayahku terbaring di lantai saat ia pulang dari pasar. Eomma bilang, Appa terkena serangan jantung." Jawab Jeno.

Jaehyun mengangguk setelah mendaoat jawaban dari anaknya. "Baiklah, temui Ibumu sekarang. Mungkin dia membutuhkanmu." Ujar Jaehyun. Jeno mengangguk, "Baik, Appa. Aku pergi dulu."

"Jeno yang malang. Tapi Appa rasa, ayahmu tidak meninggal karena serangan jantung. Aku mengenal ayahmu dengan baik, Jeno."

TBC

Bikin FF Johnten pada mau baca gak ??

-Qii💚

Baby Boy | ɴᴏᴍɪɴ ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang