Mọkanla »S2«

7.3K 716 95
                                    

Ga tega aku sama kalian kalau update lama-lama. Jadi aku update aja deh.

Happy reading 😘💚

⋘──◈ ∗⋅◈Baby Boy◈⋅∗ ◈──⋙

Hari ini Jaemin bertemu dengan teman-temannya. Chenle beserta kedua suaminya, serta Haechan beserta suaminya. Sebenarnya Jaemin tidak tau apa tujuan pertemuan ini. Karena tadi pagi, Chenle menelepon Jaemin dan berteriak dengan volume yang cukup keras. Jujur, telinga Jaemin masih sakit setelah mendengar teriakan bak lumba-lumba itu.

"Ada apa ? Kenapa kalian memintaku untuk bertemu ?" Tanya Jaemin memulai pembicaraan.

"Ceraikan Jeno." Jawab Renjun spontan.

Jaemin sontak terkejut dengan jawaban Renjun. Ada apa dengan Renjun ? Kenapa ia seperti ini ? Lantas, Jaemin memasang wajah datar nan seriusnya itu.

"Apa maksudmu Renjun-ssi ?"

"Aku tau kau mengerti perkataanku sebelumnya." Balas Renjun tak kalah datar.

"Tidak akan. Aku mencinta-"

"HANYA KAU SAJA YANG CINTA DENGANNYA JAEMIN ! DIA SUDAH TIDAK ! Buat apa lagi kau bersama dengan si keparat brengsek itu, Na ?!" Habis sudah kesabaran Renjun.

Ngomong-ngomong sekarang mereka sedang berada di cafe. Karena Renjun berteriak, semua orang jadi mengalihkan atensinya pada Renjun.

"Tapi aku tidak mau, Renjun ! Aku akan tetap bersamanya ! Dia suamiku !"

Renjun mendecih. "Bodoh. Bodoh kau Jung Jaemin ! Setelah apa yang ia perbuat padamu, kau masih menganggap dirinya suami ? Jaemin, sadarlah. Bahkan Jeno sudah tidak menganggapmu sebagai istri lagi, kan ? Kau hanyalah pembawa sialnya sekarang, Na !"

Deg !

Tepat sasaran.

Renjun benar. Buat apa dia masih menganggap Jeno sebagai suami, toh suaminya saja tidak menggao dirinya sebagai istri.

"Renjun Ge ! Kenapa kau bicara seperti itu ?!" Tegur Chenle.

"Renjun benar, Le. Seharusnya Nana menceraikan si keparat Jeno itu. Dia tidak punya hati." Jisung menyetujui kalimat Renjun.

Jaemin menunduk. Ia merasa sangat bodoh sekarang.

"Tapi tidak dengan perceraian ! Pasti ada cara yang lebih baik-"

"Tidak, Le. Renjun dan Jisung benar." Jaemin memotong kalimat Chenle.

"Seharusnya aku berpikir dan tidak bodoh seperti ini." Lanjut Jaemin lirih.

"Kau tidak bodoh, Nana." Ujar Haechan. Ia mengusap-usap punggung Jaemin.

"Yang bodoh itu adalah Ju- Lee Jeno itu. Dengan bodohnya ia menyia-nyiakan dirimu yang begitu sempurna. Kau itu baik, bisa memasak, tidak pilih kasih, jago merawat anak dan suami dalam sekaligus, dan sebagainya. Kenapa Jeno malah menyia-nyiakan dirimu ?" Lanjut Haechan.

"J-Jeno Hyung... Jeno Hyung ingin seseorang yang bisa bekerja dengannya. Karena menurutnya, aku tidak berguna karena hanya bisa melakukan pekerjaan rumah. I-ia bilang, ia iri dengan teman-temannya yang mempunyai seorang istri yang dapat membantunya dalam bidang bisnis." Jaemin menjawab dengan wajah yang tertunduk.

Brak !

Mark menggebrak meja seketika.

"Sialan bodoh itu ! Pikirannya tak pernah berubah, sifatnya juga. Dia selalu berpikiran seperti bocah dan sifat irinya memang tak bisa dihilangkan, ya ?!" Cerocos Mark.

Baby Boy | ɴᴏᴍɪɴ ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang