Abathathu »S2«

8.2K 768 60
                                    

"Chenle-yaa ! Kami dataaang !"

Teriakan Jaemin di ambang pintu rumah Chenle, membuat rumah Chenle terasa penuh oleh suaranya. Jeno yang melihat kelakuan Jaemin hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. Kecuali, Soobin dan Beomgyu yang tidak perduli dengan apapun.

"Huwaaa Jaemiiin, aku merindukanmu !" Chenle memeluk Jaemin erat. Tanpa Chenle sadari, ada seorang bayi kecil diantara pelukannya.

"Ughh, aunty ! Ada Coobin di cini !" Protes Soobin yang tergencet. Lantas, Chenle langsung melepaskan pelukannya. "Astaga ! Soobin ! Maafkan aunty, sini aunty gendong." Soobin pun akhirnya digendong oleh Chenle.

"Aunty ! Uncle Icung cama Uncle Injun mana ? Oh oh ! Dely cama yangie mana ?" Tanya Soobin.

"Uncle Jisung dan Uncle Renjun ada di kamar bersama Hendery dan Yangyang. Kamu mau ke sana ?" Tanya Chenle dibalas dengan anggukan oleh Soobin. "Coobin mau, Aunty ! Gyuuuu ayo, ke kamar Dely dan Yangie !" Ajak Soobin. "Ayooo !" Beomgyu pun langsung turun dari gendongan sang Ayah.

"Aunty Lele ! Gendoong~" Beomgyu mengangkat tangannya meminta gendong pada Chenle. "Hahaha, sini-sini. Jeno Hyung, Nana Hyung, aku antar mereka ke kamar dulu, ya sekalian panggil suami-suami ku." Pamit Chenle.

"Ya, kami akan tunggu di sini."

Jeno dan Jaemin pun duduk di sofa ruang tamu rumah milik Renlesung itu. Mereka juga meminum teh yang disediakan oleh para maid rumah itu.

"Jeno, Jaemin. Maaf kami tak langsung menemui kalian. Kau tau, Hendery dan Yangyang sangat nakal." Ujar Renjun yang baru saja datang bersama Jisung dan Chenle.

"Hei, Jun. Tak apa, ngomong-ngomong lama tak bertemu." Jeno dan Renjun pun berpelukan layaknya teman dekat.

"Ah, hei Jaem. Eum.. apa kabar ?" Tanya Renjun sedikit canggung. "A-ah, aku baik." Jawab Jaemin. Ya, walau mereka berteman dekat tetap saja mereka sedikit canggung. Sejak kejadian Renjun yang menyatakan cinta pada Chenle di saat mereka masih menjalin hubungan.

"Ish ish, apa-apaan sih kalian. Masih canggung saja. Jaemin Hyung, aku merindukan masakanmu." Ujar Jisung.

"Yak ! Kau hanya rindu masakanmu saja ? Tidak rindu denganku ?!" Jaemin mencubit pipi Jisung.

"Aaaak ! Sakit, Hyung !" Teriak Jisung sambil mengelus pipinya yang sudah tak dicubit lagi. Jangan salah sangka, cubitan Jaemin itu mematikan.

"Oh, ya. Di mana Mark dan Haechan ? Apa mereka tidak datang ?" Tanya Jeno. Chenle yang mendengar pertanyaan Jeno hanya mengendikkan bahu. "Aku tidak tau, Haechan bilang ia dan keluarganya akan datang hari ini. Tapi tidak ada tanda-tanda mereka akan datang." Jawab Chenle dengan raut wajah kesal.

Ting Tong !

"Eh ? Siapa itu ?" Tanya Renjun.

"Biar aku yang bukan pintu." Jisung berdiri dari duduknya. Ia pun berjalan menuju pintu utama dan saat ia membukanya, ia cukup terkejut saat mengetahui orang yang datang. "Mark Hyung ! Haechan Hyung !"

Semua orang yang mendengar nama yang disebut Jisung pun langsung beranjak menuju pintu utama.

"Astaga ! Haechan, Mark Hyung ! Kami merindukan kalian !" Teriak Chenle, ia pun langsung memeluk kedua orang itu.

"Kami juga merindukanmu, Le. Tapi, bisa kah kami masuk dulu ?" Tanya Haechan.

"E-eh iya maaf. Ayo, silahkan masuk."

Mereka pun duduk di sofa ruang tamu. Haechan dan Mark pun akhirnya memperkenalkan kedua anaknya.

"Teman-teman, kenalkan ini anak-anakku. Mereka kembar juga seperti pasangan Nomin ini. Ini anak pertamaku, namanya Yeonjun."

"Annyeonghaseyo, namaku Yeonjun." Ucap Anak pertama Haechan, Yeonjun.

"Lalu, ini anak keduaku." Lanjut Haechan.

"Annyeong, Uncle dan Aunty namaku Hueningkai." Ucap Hueningkai dilanjutkan dengan senyum manisnya.

"Astaga, Mark. Suka sekali menamai anak-anak dengan nama yang sulit diucap." Celetuk Jeno.

"Ngomong-ngomong anak kalian lancar sekali berbicaranya. Padahal berbeda setahun dengan anak kami." Komentar Jaemin.

"Terserah aku, Jeno. Aku tidak tau, Jaem. Mungkin efek Ibunya yang suka berbicara." Canda Mark.

"Yak !" Haechan yang merasa langsung memukul lengan Mark.

Jaemin, Jeno dan yang lain hanya tertawa melihat mereka.

"Eum, Yeonjunnie, Hueningkai, temui teman-temanmu gih di lantai atas." Ujar Chenle.

"Baik, Aunty." Balas si kembar.

Saat si kembar telah menghilang, Mark tiba-tiba berdeham.

"Jen, ada yang ingin aku sampaikan." Semua orang lantas melihat ke arah Mark.

"Dia datang."

TBC

Maap gaje, buru-buru soalnya :( maap updatenya hari Senin juga :(

Baby Boy | ɴᴏᴍɪɴ ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang