Achtunddreißig

16K 1.6K 358
                                    

Usia kandungan Jaemin sudah berumur 8 bulan dan karena itu Jeno sudah mulai bersiap siaga, ia takut jika Jaeminnya kenapa-kenapa jika ia lengah dalam menjaga Jaemin.

Sekarang, Jeno dan Jaemin sedang duduk di sofa apartemen mereka. Oh, ya ! Kira-kira 2 minggu yang lalu mereka pindah ke apartemen yang di beli Jeno dengan uang tabungannya. Sebenarnya Jaehyun sudah menyarankan jika ia saja yang membeli apartemennya hanya saja Jeno menolak karena ia tak ingin menjadi seorang suami serta seorang ayah yang masih bergantung pada orang tuanya.

Apartemennya cukup untuk mereka berdua dan cukup juga untuk calon anak mereka juga. Ruangannya lumayan luas untuk ditinggali oleh mereka bertiga dan bisa di katakan bahwa apartemennya cukup murah dan tidak lebih dengan uang yang ia punya. Malah, uang tabungannya kira² masih ada 55% dari 100%

Apartemennya juga nyaman dan apartemennya di huni oleh orang-orang yang cukup baik dan karena itu mereka sangat menyukai tempat tinggal barunya dan lebih enaknya lagi semua fasilitas sudah tersedia disini jadi mereka tidak perlu memindahkan barang dengan susah payah.

Kembali ke pasangan Nomin sekarang. Mereka duduk berdua di sofa yang tersedia dengan Jaemin yang menyandar pada tubuh Jeno dan Jeno yang mengelus perut buncit Jaemin. Jeno masih setia mengelus perutnya kira-kira dari 1 jam yang lalu. Istrinya ini sangat fokus pada film anime kesukaannya yaitu, "Your Name" atau "Kimi No Nawa".

Sebelumnya Jaemin sudah menonton film anime yang judulnya sangat sulit di ucap oleh Jeno sampai-sampai ia pusing. Tapi, film tersebut membuat Jaemin menangis. Entah apa yang membuatnya ia menangis padahal itu hanya sebuah gambaran. Kira-kira Jaemin menangis seperti ini...

"Hiks- Kaori kenapa meninggal hiks- Kaori yang malang, jika kau tidak meninggal pasti sekarang sedang bersama aroma bermain biola hiks-"

"HUWEEEEEEEE KAORIIIII SEHARUSNYA KAMU JANGAN MENINGGALKAN ARIMA HUWEEEE DIA JADI JOMBLO KAAAAN !1!1!1!"

"Tapi sayang, bukannya Tsubaki menyukai Arim—"

"DIAM DADDY JANGAN SOK TAU ! NANA HANYA SUKA ARIMA DENGAN KAORI HUWEEEEE."

Ya... Seperti itu lah...

Untung saja Jeno menyayanginya jika tidak, sudah ia lempar Jaemin ke Pluto.

Lama-lama Jaemin merasa gelisah dan ia meremas perutnya. Jeni yang melihatnya sedikit panik tapi ia mencoba untuk menetralkan kepanikannya.

"Sayang, ada apa ? Apa perutmu sakit ? Perlu ke rumah sakit hm ?" Tanya Jeno.

"Ughh, gwaenchana hanya saja sedari tadi baby menendang-nendang perutku sangat keras tidak seperti biasanya dia seperti ini." Jawab Jaemin.

"Mungkin ia menyuruhmu agar tidak menangis karena film-film itu." Ujar Jeno.

"Benarkah ? Ughh, Uri aegi maafkan Mommy nee, Mommy sangat menghayati saat menonton film itu jadi Mommy menangis maafkan Mommy Nee ??" Jaemin mengusap-usap perut buncitnya.

"I-iya Mommy~ aegi aapin mommy~ aegi cayang mommy~ mumumumuuu~" Jawab Jeno dengan suara layaknya anak kecil.

Karena itu, Jaemin menjadi tertawa.

"Ada-ada saja. Hahahahaha."

Jeno hanya tersenyum, "Honey,  kita tidur yuk sudah malam." Ajak Jeno.

"Iya, Nana sudah mengantuk." Timpal Jaemin

Jaemin dan Jeno pun ke kamar mereka. Lalu, mereka tidur berhadapan dengan Jeno yang memeluk Jaemin.

"Good night Honey, Good night Baby."

"Good night too Daddy."

|| Baby Boy — Nomin ||
©2019, wakandaa__

Baby Boy | ɴᴏᴍɪɴ ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang