Meji »S2«

14.5K 776 241
                                    

Two years later...

Semenjak kejadian Jaemin meninggalkan Jeno, Jeno selalu berada di sekitar Jaemin 24 jam. Apakah Jaemin merasa risih ? Tentu saja ! Bahkan jika Jaemin ingin ke toilet saja, Jeno akan selalu mengikutinya.

Sungguh aneh kelakuan suaminya ini. Jaemin jadi sedikit menyesal telah menerima Jeno kembali. Tapi rasa menyesal itu tertutup dengan rasa cinta Jaemin pada Jeno. Biarkan saja ia dibilang bucin, toh ia memang begitu.

Hari ini adalah hari Minggu, mereka hanya berkumpul bersama dengan orang tua mereka di rumah. Markhyuck beserta anak-anak dan orang tuanya juga datang. Rumah mereka sangatlah ramai.

"Hei, Jeno ! Awas saja kau melukai Jaemin lagi, aku tak akan segan untuk membunuhmu." Ancam Johnny pada Jeno dengan tatapan tajam yang mematikan.

"Maafkan aku, Uncle. Tapi, tenang saja aku tidak akan melukai Jaemin lagi." Ujar Jeno bersungguh-sungguh.

"Aku pegang janjimu, Jeno."

"MARKEUUU/NONOOO !!!" Suara teriakan itu megalihkan atensi mereka semua.

"Ada apa, Haechannie ?" Mark yang merasa khawatir langsung beranjak dari duduknya, begitupun dengan Jeno.

"Ada apa, Nana ?"

"Lihatlah anak kita ! Kita harus menjodohkan mereka !" Seru Jaemin.

"Astaga... Setelah mereka lulus SMA nanti, kita harus menikahkan mereka ! Aku tidak mau tau !" Ujar Haechan mutlak.

Jeno dan Mark saling bertatapan. Astaga... Istri mereka memang benar-benar. Hanya karena melihat Soobin, Beomgyu, Yeonjun dan Hueningkai berinteraksi, Jeno dan Mark harus menjodohkan anak-anak mereka begitu ?

"Astaga sayang... Mereka hanya anak kecil, itu hanya sementara dan pasti—"

"Hyung ! Dulu kau juga hanya anak kecil, hanya karena berciuman denganku kau malah ingin mencariku dan menjadikanku istrimu !" Sela Jaemin membuat pipi Jeno merona karena malu.

"Skakmat." Celetuk Mark.

"Makeuuu, pokoknya kita harus menjodohkan mereka ! Aku tidak peduli dengan apapun lagi ! Kau harus setuju atau tidak akan ada jatah selama-lamanya !" Oh tidak, jangan bawa-bawa jatah Haechannie...

Mark meneguk ludahnya kasar. "B-baiklah. Semaumu saja." Mark menyetujui Haechan karena ucapan Haechan tidak main-main. Ia kan tidak bisa hidup tanpa jatah :(

"Skakmat." Jeno membalas celetukkan Mark.

"Mark... Haechan... Ayo, pulang sudah mulai malam. Kasihan, Jeno dan Jaemin ingin beristirahat." Ajak Ten yang tengah bersiap-siap untuk pulang.

"Yahh... Haechannie pulang..." Lirih Jaemin.

"Tak apa, Na. Lain kali kita bisa main lagi." Ujar Haechan.

"Baiklah... Hati-hati."

Haechan mengangguk. "Yeonjun, Hueningkai, ayo pulang !"

"Tapi aku masih mau bermain dengan Beomgyu..." Lirih Hueningkai.

"Hyung juga !" Saut Yeonjun.

Baby Boy | ɴᴏᴍɪɴ ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang